webnovel

Sunyi

Desiran angin yang ber sepoy-sepoy seolah memberikan ketenangan dalam hidup ku, yang biasa kerap kali ingin memandangi langit yang biru dan duduk di bawa pohon yang rindang demi ingin menikmati  angin, tempat itu masih sama di mana  di bawa pohon itu ku duduk bersama Nita tukar pendapat dan pemikiran.

Namun saat ini saya harus merasakan hal itu sendirian di tempat yang sama antara saya dan Nita. ku sadari tidak ada yang sempurna di hidup ini menguras air mata dan tenaga semua itu tidak mengubah kenyataan hidup, melainkan hanya semakin terpuruk,

di situlah ku mencoba bangkit kembali dari sebuah keterpurukan ku, dan mulai melangkah ke masa depan ku yang masih duduk di bangku kuliah, yang harus mengejar biaya siswa demi cita-cita pilu yang membuat ku harus meng hantam sebagain dari cobaan.

"Anisa tolong bantuin Mama ke ladang ya"? tiba-tiba Mama memanggil ku

"Baik Ma"! saya yang terbiasa di musim panin Padi semuanya pergi ke ladang pulang hingga mau Sore Hari, terkadang saya sibuk dengan tugas kuliah dan harus juga ke ladang, namun saya tidak akan pernah putus asa dalam situasi dan kondisi apapun ini adalah tantangan bagi diri saya bagaimana hidup dalam keterbatasan.

" mau kemana hahaha seorang Maha Siswa pergi ke ladang ini sudah tidak Jaman" kata-kata itu keluar dari tetangga saya  Sakur yang anaknya juga sekolah dulu satu sekolah sama saya yang se angkatan namun kuliah beda jurusan saat ini Kiya yang memilih jurusan Dokter dan saya jurusan manejemin .

"saya tidak malu menjadi Maha Siswa walaupun harus pergi ke ladang" Kata ku ke Sakur Papanya Kiya, jelas sesak dada  saya namun saya sendiri tidak malu walaupun orang  berkata apapun tentang hidup saya, Mama saya yang berjalan di samping saya diam tidak membalas apapun perkataan orang tentang diri saya, setalah saya berjalan begitu jauh dari Sakur yang berdiri di depan rumah tadi sontak  Mama saya berkata kepada saya.

" Anisa apapun perkataan orang kepada kamu jangan pernah kamu goyah ataupun putus asa buktikan kalo kamu bisa"  saya terharu kepada Mama saya kerena selalu menyemangati saya,

" Iya ma, Mama tenang saja apapun perkataan orang tentang hidup Anisa, Anisa tidak akan pernah menyerah"

" Iya Nis Mama tau kamu pasti bisa menjalani ini semua jangan berhenti ber Doa ya Nis, " saya salut melihat orang tua saya yang selalu mendukung saya, di setiap ke adaan saya yang menyakini Mama kalo saya tidak apa-apa ataupun tersinggung dengan perkataan orang lain.

" Mama tidak usa pikirin perkataan orang lain kepada Anisa ya Ma" sambil saya nunjukin senyum ke Mama kalo saya baik- baik saja.

" Iya Mama tau kalo kamu anak hebat dan contoh bagi adik-adik kamu" tidak terasa sudah sampek ladang yang dari tadi ngobrol di sepanjang jalan.

" Wah sekarang Padi kita bagus ya Ma ketimbang tahun lalu" saya yang takjub melihat  ke arah Padi

"Alhamdulilah Nis, tahun ini tidak banyak hama yang makan tanaman kita" melihat Mama saya yang kelihatan bahagia dari raut wajahnya kerena padinya bagus-bagus. sebagai mana yang di harapkan seorang petani, tanamannya subur dan bibitnya bagus,

" Iya Ma kalo bagus gini kan tidak merasa sia-sia nanam Padi" kami yang selalu bagi tugas Papa saya yang mesin Padi adik saya yang ngakunya ke rumah kami saling gotong royong membagi tugas sampek selesai.