webnovel

Andaikan Aku Menjadi Mereka

Setelah saya banyak mengalami banyak hal yang terjadi pada diri ku sendiri, Saya termenung melihat bintang yang penuh di atas langit di sana bintang itu bertaburan menghiasi kegelapan malam, memang jalan tidak ada lampunya kerena hidup di desa sebagian saja ada lampu di jalan kerena saya tidak tinggal di kotanya di lembang. serasa bintang begitu indah untuk di lihat.

Ku menatap dalam-dalam seandai nya saja berada di salah satu bintang-bintang itu pasti sangatlah indah banyak yang melihat keindahannya, namun apalah daya diri saya Anak petani yang setiap kali ingin bermimpi seolah-olah mimpi itu di ketaalwain oleh dunia.

lamunan ku terus bergejolak.

di sepanjang jalan menuju rumah saya yang di suruh beli telor sama Mama saya akhirnya sampek rumah, mama pun menyapa ku.

"Nis  Ada telornya"?

"Iya Ma ini telornya"? telor yang saya pegang saya kasih ke mama yang sedang lagi masak buat makan malam,

" Tolong bantuin Mama masak kamu yang masak telornya ya, mama minta tolong biar cepat makan Papa mu nungguin soalnya yang mau makan" Mama yang kelihatan sibuk nyiapin nasi buat Papa makan

" Baik Ma saya yang Dadar telornya"

" Jangan sampek gosong ya dan jangan pula ke asinan ngasih garamnya" Saya tersenyum mendegar Mama bilang begitu kerena kalo tidak ke Asinan pasti gosong kalo masak telor

" Kali ini tidak akan gosong atau ke Asinan Ma" saya yang menyakini Mama kalo tidak akan Asin telornya.

setelah semuanya siap dan telornya sudah mateng semua siap di sajikan makan malem,,

Papa yang dari tadi nungguin buat menyantap makanan lahap makan, Sudah  menjadi kebiasaan Keluarga kami makan seadanya dan tetap bersyukur meskipun makan dengan telor dadar yang di potong menjadi beberapa potongan, baut menyantap makan yang tersedia di meja hanyalah nasi, sambal, dan telor.

Ini masih bisa bersyukur jika mengingat ke hidupnya Anisa Dulu waktu kecil, baut di makan hanyalah singkong di campur beras, terkadang jika beras setok sudah menipis Uang tidak ada ketela yang sudah di iris-iris di jemur  kering di campur ke Nasi, tidak hanya  itu terkadang Mama  ganti buat di jadiin campuran kadang gilingan beras jagung yang di buat campuran.

Jangan di tanyakan ikan kadang tuju saudara sama saya  tahu tempe di potong-potong kecil oleh Mama di bagi rata. begitulah ke hidupnya Saya dari kecil makan tampa Ikan udah terbiasa makan sama  sambal pun bisa lahap makan.

terkadang bulian dari kecil menghampiri Saya ingin seperti mereka dan selalu ber andai-andai bagaimana sih rasanya makan, dengan makanan Enak terkadang melihat tetangga yang hidupnya lebih berada sampek mikir andaikan saja saya berada di posisi mereka yang kaya makan dengan segala makanan, begitu lahapnya tampa harus berpikir esok hari makan apa, terkadang hati ini menangis melihat Mama, dan Papa yang hanya sebagai Petani, di situlah impian besar saya mulai tumbuh jika mengingat Waktu kecil saya yang ke hidupkan ya sungguh sangat memperihatin.

Dengan susah payah Mama dan Papa memperjuangkan Anak-Anaknya demi mempertahankan kehidupan kami semua, sungguh tidaklah mudah bagi Orang tua saya yang hanya sebagai petani. ingatan saya sungguh sangatlah kuat tentang masa kecil yang penuh perjuangan hidup untuk di Makan,

sampai Saya kuliah saat Inipun selalu ku ingat kenapa saya harus berjuang.