webnovel

Sahabat Kecilku

"Sudah pukul dua siang… sebentar lagi waktu istirahat…"gumam SeokMin sambil berjalan dilantai dua. Dikoridor kelas XII Music.

"SeokMin!!"teriak seorang pemuda di koridor kelas senior. SeokMin yang merasa dipanggil itu pun menghentikan langkahnya dan berbalik. SeokMin melihat pemuda didepannya menunduk terengah-engah karena berlari. "Iya. Ada apa?"tanya SeokMin mendekati pemuda itu

"Aku ikut denganmu…."jawab Pemuda itu membuat SeokMin memutar bola matanya malas. Niat SeokMin ingin santai mengerjakan semua tugas di ruangan pribadinya jadi kurang mengenakkan.

SeokMin ikut organisasi SA, yang otomatis setiap anggotanya memiliki ruang sendiri disana, dan ruangan Klub SA sangat luas bahkan separuhnya dari aula sekolah. Baru kali ini SeokMin membawa orang lain selain anggota SA, wajar, kalau SeokMin sedikit ragu akan keputusannya.

"Kau bukan anggota disana, lebih baik kau pulang saja, Nan. Tunggu aku di Unit. "ucap SeokMin kembali berjalan ke ruangan SA. "Ayolah, ijinkan aku bersamamu, aku tidak bisa sendirian dirumah." Tiba-tiba saja Nan, pemuda tadi sudah berlari dan menyamakan jalannya dengan SeokMin. SeokMin hanya sadar itu hanya menghela nafas berat.

"Baiklah! Karena kau murid baru dan baru beberapa hari disini. Aku beri kesempatan. Tapi jangan sampai kau berbuat macam-macam." Nan mengangguk mendengar ucapan SeokMin dan tersenyum.

SeokMin membuka pintu ruangan SA, dan sebelumnya ia mengambil kartunya sebelum berjalan ke ruangan pribadinya. SeokMin berjalan sedikit lesu, mendekatkan dirinya kearah scan pintu ruangannya. Karena ruangan pribadi maka hanya bisa dibuka menggunakan kartu scan anggota masing-masing. SeokMin masuk terlebih dahulu dan menaruh jas Almamaternya di kursinya, Nan dibelakang SeokMin hanya mengekorinya.

SeokMin tidak memperdulikan Nan yang sudah duduk di sofa kecil. Matanya malas melihat tumpukan kertas laporan yang belum diselesaikannya secara manual. Padahal hanya tinggal menandatangani di kolom bendahara. Jabatan SeokMin naik sesudah pelantikan, dari bagian Juru Bahasa menjadi bendahara. Dan papan nama yang terbuat dari kaca itu membuatnya selalu teringat kalau perjuangannya sudah tercapai. Namanya! 'Kwon SeokMin' terukir disana sebagai Murid yang berbeda dari lainnya.

"Kau akan menyelesaikan semuanya? Segitu berat tugasmu hari ini..."ucap Nan menatap SeokMin dan kertas-kertas yang barusan dipegang oleh SeokMin. Yang merasa ditanya hanya mendecih malas ketika mendengar pertanyaan dari Nan.

"Permisi…"ucap seseorang dari luar kelihatannya cukup jauh dari ruangan pribadi SeokMin. "Kwon SeokMin, kau masih ada keperluan."ucap orang itu, SeokMin menyadari satu hal, ia menyalakan lampu ruangannya karena cuaca yang mulai tidak mendukung. Dan orang itu mungkin melihat ruangannya yang terang ini.

SeokMin segera beranjak dari kursinya dan membuka pintu. SeokMin menatap bingung Jihoon yang membawa tiga map dengan warna berbeda, mereka memutuskan untuk duduk di sofa depan. "Ada apa, Hoon?"tanya SeokMin saat keduanya sudah mendapatkan suasana yang pas. "KangJoon-ssaem mau mengadakan festival musim panas bulan depan."ucapnya. Jihoon melihat SeokMin dengan sedikit tidak senang. Wajar, Pemuda Park itu tidak senang, karena semua map yang dibawanya adalah Laporan Biaya yang kemungkinan besar akan diurus oleh SeokMin yang memegang jabatan Bendahara.

"Dan ini daftar yang besok kita akan rapatkan. Aku belum mengurus keuangannya sekarang, Dayoung masih membicarakan ini di kantor." "Apa… baiklah! Laporan pertandingan basket tiga bulan lalu belum kusalin dan sekarang festival musim panas." Jihoon yang mendengar pernyataan SeokMin hanya mengangguk. 'Dia pasti lelah dengan semua laporannya.'pikir Nan ikut lelah menyadari tugas mereka yang begitu berat. Tidak hanya belajar dan mengerjakan tugas saja.

"Tunggu… sebaiknya kau ketik saja bagian ini, dan buat kolom untuk tandatangani. Jika kau punya waktu senggang kau bisa membuat daftar pesertanya."ucap Jihoon mengarahkan SeokMin setelah mendapat kepastian untuk membuat laporan baru. Jihoon memegang jabatan sekretaris di Klub itu, walau kelihatannya dia sering memberi perintah untuk menulis laporan, ialah yang paling banyak untuk masalah laporan saat ini.

"Dan…" "SeokMin… aku…."ucap Nan yang keluar dengan membawa jaketnya. Jihoon dan SeokMin terkejut dengan kedatang Nan dari ruangan SeokMin. Nan yang ditatap Jihoon sedikit kelihatan bingung dan gugup. "Oh, hai! Aku Park Jihoon. Kau anak baru itu kan?"sapa Jihoon ramah, SeokMin memberi syarat kepada Nan untuk tidak usah takut. Yang membuat Nan malah menatap SeokMin bukan Jihoon didepannya.

"Aku…. Aku Shin NanGook. Dan kau bisa memanggilku Nan. Aku kelas Musik satu."jawab Nan menyadari semuanya lalu duduk bersama kedua anggota SA itu. "Apa kau mengikuti klub?"tanya Jihoon. SeokMin menghembuskan nafas lega. Akhirnya, Nan tidak canggung dan takut.

"Iya. Sebenarnya aku mengikuti Klub Dance. Dan aku belum mengikutinya karena Pak Yesung bilang jadwalnya hari sabtu."jawab Nan menggaruk tengguknya yang tidak gatal. Jihoon tersenyum melihat Nan yang masih terlihat takut padanya. "Kau tidak usah takut, Nan." Jihoon setengah ketawa melihat wajah gugup Nan ketika bertemu dengannya. SeokMin menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jihoon, tiba-tiba saja, ia teringat sesuatu.

"Oh, ya! Jihoon. Dia sekamar denganku di apartemen yang sama dengan kita. Dia baru pindah tadi malam dari rumahnya." Jihoon membulatkan matanya setelah mendengar pernyataan SeokMin. "Berarti dia anak Pak Shin." SeokMin mengangguk santai.

"Tunggu! Bagaimana kalian bisa saling kenal?"tanya Jihoon tiba-tiba sambil memundurkan punggung untuk bersender disofa. Tatapannya seperti menginterogasi seorang pencuri yang tertangkap basah. Nan terlihat menggeser kesamping SeokMin. "Kenapa dia?"bisik Nan ditelinga SeokMin setelah benar-benar dekat dengan Pemuda Kang. SeokMin hanya mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.

"Bagaimana kau bisa bertanya seperti itu? Sedangkan aku dan Nan harus pergi dari pertanyaanmu."SeokMin mengedipkan mata memberi isyarat kepada Nan. "Iya! Kenapa kau perlu tahu. Kau carilah sendiri jawabannya." Jihoon membuka mulutnya mendengar penuturan Kedua sahabat yang baru ia ketahuinya kompak.

"Just kidding!"ledek Nan. Jihoon menghembuskan nafasnya kasar. Tidak hanya dirinya yang absurd, ternyata teman-temannya juga. SeokMin dan Nan pun menceritakan semuanya. Keduanya merupakan sahabat dari kecil dan pada saat remaja, Nan terpaksa harus ikut orangtuanya ke Gwanju dan bersekolah disana sebelum akhirnya kembali lagi ke Kota Seoul.

***

"Dia lucu juga, ya, kalau dikerjain balik."ucap Nan sedikit ketawa. Aku tersenyum penuh arti. "Tapi lain lagi kalau ia sedang dirapat, jiwa Polisinya keluar. Kita bahkan memberikan pendapat, perlu diinterogasi seperti tadi. Misalnya kita tidak bercanda, Nan��."

Nan menatapku sambil berjalan. "Kita akan lama disana.."ucap SeokMin ketawa melihat wajah Nan yang terlihat bingung. SeokMin hanya menggelengkan kepala.

Nan menarik tangan SeokMin saat berbelok kearah gerbang sekolah. "Bukannya ada kelas malam,"ucapnya membuat SeokMin harus melirik ke jam tangannya, yang menunjukkan pukul hampir jam sore.

"Tidak ada kelas malam, Nan. Kelas malam hanya akan diisi persiapan Festival, seperti yang kau tahu tadi,"jawab Pemuda Kwon itu kembali berjalan yang mulai diikuti Nan. "Kau mau daging?"tawar SeokMin dengan raut wajah lapar membuat Nan menaikkan alisnya."Daging? Kau punya uang banyak? Daging di restaurant mana?" Berbagai Pertanyaan dari Nan membuat yang ditanya tertawa.

"Sudahlah. Kalau kau belum tahu daging apa maksudku, kita akan kesana. OK."ucap SeokMin menepuk bahu Almamater Nan yang terlihat ada sedikit debu.

SeokMin menghentikan mobilnya tepat disebuah kedai makan yang kecil dengan pondok kecil didepannya, Nan sudah keluar dari mobil saat SeokMin sedang membuka seatbelt. SeokMin segera membuka pintu mobil dan mendapati Nan yang bersandar. "Kenapa kau tidak duluan?"tanyanya sebelum keluar penuh dari mobil

"Aku tidak pernah makan di Kedai seperti ini."Tanpa disadari SeokMin, ia tersenyum mendahului langkah Nan. Nan berasal dari Keluarga Kaya, Ayahnya memiliki perusahaan yang besar dan cukup terkenal, dan Ibunya juga jarang berada dirumah, itu yang kuketahui soleh SeokMin terakhir kali mengunjungi kediaman Nan.

***

Kwon SeokMin's POV

Aku berdiri tidak jauh dari meja pemesanan, "Oh, Maaf membuat Anda menunggu. Silahkan ditulis…"Pelayan itu memberikan kertas dan pulpen dan menaruhnya didepanku. Aku menulis pesanan yang menyesuaikan selera Nan juga pastinya.

"Permisi! Ini pesanan saya…."ucap seorang gadis yang suaranya tidak asing ditelingaku. Aku menoleh kearah kananku. Aku terdiam dan mencoba mencari wajahnya, karena gadis itu selalu menoleh kiri kanan seperti orang gelisah. "YooHyeon?"panggilku pelan namun mendapat tatapan dari gadis itu.

"Oh! SeokMin?"sahut Yoohyeon, gadis itu. Dia ketawa menyadarinya. "Kau sendiri?"tanyanya sesudah memberikan pesananku. Aku hanya menunjuk Nan yang kelihatan bingung. Yoohyeon hanya ber-oh tanpa suara.

"Maaf, Tuan dan Nonya. Totalnya sekian."ucap pelayan yang berbeda dari yang sebelumnya. Aku mengambil dompetku dan menatap Yoohyeon yang masih mencari sesuatu, "Apakah dia memiliki total yang sama?"tanyaku pada pelayan sambil menunjuk Yoohyeon yang disebelahku. "Iya, tuan"

"Ini total kami berdua. Terimakasih. Kalau bisa kau antarkan saja pesanan Nonya ini kemeja saya,"ucapku kembali sebelum menerima anggukkan dari pelayan. Aku menyimpan kembali dompetku dan mendapati Yoohyeon yang terlihat gugup.

"Terimakasih, SeokMin."ucap Yoohyeon sambil membungkukkan badan. "Ah! Tidak masalah.." aku mengajak Yoohyeon untuk duduk dimeja yang sama. Yoohyeon hanya mengangguk lalu mengikutiku.

Nan yang sedari tadi menatap air mancur yang sedikit jauh dari Kedai itu menyadari keberadaan kami, "Dia siapa?"tanya Nan pelan namun Yoohyeon ikut menoleh. "Dia Yoohyeon. Dia tinggal di apartemen yang sama." Nan mengangguk. "Hai. Aku Shin NanGook, salam kenal."sapa Nan.

"Oh, hai."beda dengan Nan, Yoohyeon justru sedikit malu. "Aku Im YooHyeon. Ngomong-ngomong tentang unit. Aku mengambil unit di rooftop."Ucap Yoohyeon. Nan tiba-tiba saja menatapku tajam.

"Pantas kau tidak mau memberitahuku. Jika kau memberitahuku, aku pasti tidak akan dimarahi Appa."omel Nan membuatku tertawa tanpa suara. Nan hanya memanyunkan bibirnya, Yoohyeon melihat itu hanya menggelengkan kepala pelan. "Tunggu! Apa Pak Shin itu Appamu?"tanya Yoohyeon menghentikan omelan Nan.

Nan yang mendengar itu hanya mengangguk. Yoohyeon terlihat sangat senang. Melihat Yoohyeon seperti itu membuatku teringat saat aku pertama kali pindah ke Apartemen Tuan Shin. Dimana aku memutuskan untuk tinggal di Apartemen itu hanya karena ada Yoohyeon yang saat itu baru beberapa hari menempati disana. Aku menyadari kalau Yoohyeon memilih di rooftop, karena aku memiliki banyak waktu diluar dibandingkan diunit.

"Permisi.���Pelayan sedikit membuyarkan candaan Nan dan Yoohyeon. Pelayan itu segera menaruh semangkuk mie dan daging yang sudah diasap dan dipanggang kembali itu dimeja kami. Yoohyeon segera mengambil sumpit dan menyuap daging yang berada diatas pemanggang kecil tadi.

Aku pun segera mengambil sepotong daging. Rasanya enak dan kenyal. Aku menyadari Nan yang belum mencoba daging itu. ia masih kelihatan gelisah dengan daging itu. "Biar aku ambilkan."ucapku lalu mengambil daging itu menggunakan sumpitku dan mengarahkan kemulutnya.

"Ayo! Cobalah! Kau pasti suka…."suruhku karena Nan tak kunjung membuka mulutnya dan hanya melihat daging itu. Nan menatapku lalu perlahan membuka mulutnya dan mengunyah daging itu.

"Astaga! Kalian ini!"sahut Yoohyeon yang tersenyum sambil mengunyah daging. "Bagaimana?"tanyaku pada Nan. "Ini enak! Daging apa ini?" Nan kelihatan terkejut dengan kenikmatan daging itu. Aku tersenyum dan kembali menyeruput mieku yang sudah kuaduk rata. Yoohyeon juga dengan santai masih menikmati makan, sedangkan Nan? Dia terus membuatku ketawa. Tidak hentinya dia mengambil daging itu, sampai Yoohyeon ikut menegurnya karena ia juga mengambil daging milik Yoohyeon.

Aku tertawa dan membalas mengambil daging punya Nan membuat yang punya melirik dan tidak jadi mengambil punya Yoohyeon. Aku menepis sumpitnya menggunakan sumpitku ketika dagingku yang hampir matang diambilnya. "Ish! SeokMin. Kau curang!"Nan memanyunkan bibirnya tidak suka. Aku tertawa tanpa suara, menahan kunyahan dalam mulut.

Kwon SeokMin' POV End

***

Nan menatap kesal SeokMin dan Yoohyeon didepannya. Sedari tadi Nan dibuat mereka menjadi nyamuk dibalik perbincangan mereka yang begitu dekat.

"Hai! Kalian baru pulang?"tanya seseorang membuat SeokMin dan Yoohyeon berhenti tertawa. Nan dibelakangnya masih menendang kerikil dijalanan. "Oh, Jihoon? Mina? Kalian juga baru sampai?"tanya Yoohyeon disahuti anggukkan oleh kedua orang dihadapan mereka.

"Tunggu! Siapa dibelakang kalian?"tanya Mina. "Oh! Ini Nan… dia anak Pak Shin,Pemilik CEO da tentunya Apartemen ini, Itu Choi Mina. Kau bisa memanggilnya Mina."ucap SeokMin menarik bahunya Nan sehingga berada diantara Yoohyeon dan SeokMin.

"Halo!"Nan membungkuk malas, dan menatap SeokMin sedikit aneh. Jihoon menyuruh mereka masuk, namun Yoohyeon membawa mereka berempat untuk berkumpul di rooftop. "Baiklah! Hanya Nan yang belum merasakannya kan,"sahut Mina dengan senyumannya. Nan masih dalam kondisi kesal itu mau tidak mau tersenyum.

"Oh, ya. Kwon SeokMin?"panggil Mina, gadis Choi itu. SeokMin yang sedari tadi menatap gedung pencakar langit mulai bercahaya itu menoleh. "Iya?" "Bagaimana dengan Eommamu?"tanya Mina membuat SeokMin mengubah posisi duduknya yang semula bersandar menjadi tegak.

"Ya, tidak terlalu parah, Mina. Tapi syukurlah sudah mulai baikkan…."jawab SeokMin tersenyum lalu menerima cangkir yang sudah dituangkan coklat hangat oleh Yoohyeon. SeokMin tersenyum tanpa disadari.

Nan tidak sengaja melihat pandangan SeokMin yang masih menatap Yoohyeon yang menuang ke cangkir lain. "Hemm…"Nan memecahkan lamunan SeokMin. SeokMin hanya tertawa kecil lalu meminum coklatnya. "Oh, ya…. kalian mau mencoba Café yang berada di Perumahan Elite PM itu. kudengar Café itu masih baru…."Jihoon mengucapkannya setelah menaruh cangkirnya dimeja.

"Ya! aku baru ingat. Kakak Sepupuku bilang disana ada menu yang berbeda dari Café lainnya."sahut Mina. Yoohyeon turut menyahuti begitu juga Nan yang ikut, setelah mendengar ada Menu Banana Milkshake, kesukaannya. SeokMin hanya tersenyum menanggapi keempat temannya itu, entah sudah berapa kali ia tersenyum tanpa disadarinya sendiri.

Ini karya pertamaku di webnovel.

senang bisa berbagi cerita..

sebelumnya saya mempunyai karya lain di Wattpad dengan nama yang sama, ya

@mikesehyuna

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Mikesehyunacreators' thoughts