webnovel

I Love You Bastard

Gempita atau yang kerap disapa Gempi belum pernah merasakan apa itu jatuh cinta selama hidupnya. Meski banyak lelaki tampan yang terkenal dengan nilai akademisnya, yang menaruh suka padanya, Gempi sama sekali tidak tertarik dengan mereka. Apakah Gempi akan menemukan cinta sejatinya? Dengan siapa kira-kira Gempi akan jatuh cinta.

Lampu_Merah · Teen
Not enough ratings
2 Chs

My Brother and I

Sinar matahari perlahan mulai meninggi. Secara perlahan, dia merayap hingga menembus tirai. Seorang gadis masih saja terlelap dalam indahnya mimpi. Tidak peduli akan sinar matahari yang mulai menggelitiki tubuhnya.

Di luar kamar itu, seorang pria paruh baya sedang sibuk di dapur. Tangannya dengan cekatan mengaduk aduk masakan seolah dia telah terbiasa melakukan hal tersebut. Asap mengepul ketika dia memasukkan sesuatu ke dalam masakannya. Tak pelak, hal itu membuat aroma sedap menyebar ke setiap penjuru ruangan.

"Pagi ayah." Seorang lelaki dengan setelan rapi menyapa pria itu. Sembari mengangkat wajan dari kompor, pria itu tersenyum.

"Sana bangunkan adikmu." Si lelaki mengangguk patuh.

"Anak itu... selalu saja." ucapnya sembari menuju lantai atas tempat di mana sang adik masih terhanyut dalam mimpi.

"Gem, Gempi! Bangun ih, molor mulu!" Yah dibangunkan pun membuka matanya dan di sambut dengan senyuman menyebalkan sang abang. Langsung saja wajahnya merenggut sebal.

"Apaan sih bang. Gempi masih mau tidur." rengeknya meminta belas kasih.

"Gak ada. Ayah udah siapin sarapan. Sekarang sana cuci muka dan turun ke bawah."

"Gak mau. Gempi masih ngantuk."

"Terserah kamu deh. Tapi kalo sarapannya ludes jangan salahin Abang ya." Dan ya, mendengar itu gadis yang dipanggil Gempi itu berlari menuju kamar mandi. Membash wajahnya secepat kilat.

"Dasar Abang ga ada akhlak." Cibir Gempi melihat abangnya yang tengah tertawa dengan tangan di perut.

...

"Yah. Hari ini Dika pulangnya agak malam ya. Ada acara di kampus soalnya." Bang Dika mengabarkan ketika sarapan sedang berlangsung. Aku kembali menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut.

"Jangan ijinin yah. Nanti Gempi di sini sama siapa?" Protesku tidak terima. Mata bang Dika langsung melotot ke arahku, aku membalas tidak takut.

"Sudah sudah. Nanti ayah pulang cepat, biar Gempi ada temennya. Tapi Dika, jangan pulang sampai larut ya." bang Dika langsung tersenyum dan mengangguk patuh. Aku paling tidak suka kalau di kampus bang Dika ada acara. Soalnya dia akan pulang lama dan kadang sampai aku tertidur. Dika adalah saudaraku satu satunya. Dan di rumah ini hanya ada kami bertiga. Aku satu satunya perempuan di keluarga. Ibu, ibu meninggal ketika aku masih berada di kelas 3 SMP.

"Iya deh." Jawabku tidak ikhlas.

"Biasa aja deh tuh muka. Udah jelek masih aja dijelek jelekin."

"Sok ganteng!"

"Jangan berantem! Ayo, sekalian kamu ayah antar." Ucap ayah melerai. Langsung deh tuh muka bang Dika kayak bingung gitu.

"Kamu gak usah bawa motor. Biar gak pulang kelamaan."

"Lagi, yah?" Bang Dika bertanya kaget, ada sedikit ketidak relaan di dalam intonasinya.

"Mampus." Ucapku pelan seraya tertawa dalam hati.

Terus ikuti kisahnya ya....