webnovel

HIM and I

Perjodohan bisnis yang dilakukan oleh keluarga Ester dan Willian membuat Aurora harus menjadi pembangkang dan kehilangan kepercayaan orang tuanya hingga ia akhirnya pergi dari rumah. Bahkan ketika Aurora berusaha menjelaskan segalanya , keluarganya tetap lebih mempercayai keluarga William. Aurora akhirnya memilih mengasingkan diri dari keluarganya sendiri hanya untuk menujukkan bahwa ia tak akan pernah mau melanjutkan perjodohan itu. Keluarga willian tak akan perah mendapatkan apa yang mereka mau kerana Aurora tidak akan mengabulkannya semudah itu. Akhirnya Aurora keluar dari rumah namun keluarganya sama sekali tidak berusaha mecegahnya. Lalu ia bertemu dengan David seorang pria yang mampu membuatnya jatuh cinta dan merasakan kehidupan seperti di dalam novel romantis impiannya, namun di tengah-tengah kebahagiaannya kelurganya hadir kembali dan memporak-porandakan segalanya hingga ia terpaksa memilih meninggalkan David dan hidup dalam neraka yang diciptakan orang tuanya.

monk_1502 · Teen
Not enough ratings
7 Chs

Part 6

David POV

Pagi ini david bangun dengan perasaan bahagia. Pagi sekali aurora membngunkannya untuk mandi sedangkan gadis itu terlihat telah rapi dengan setelan kerjanya.

"mandilah Dave aku akan menyiapkan pakaian mu. Setelah itu susul aku ke depan aku akan menyiapkan sarapan" aurora terlihat mondar-mandir menyiapkan kebutuhan David.

"nyawaku belum terkumpul semua Lya. Bisa cau cium aku sebentar" david masih setengan merem di tempat tidurnya.

Aurora hanya bisa menggeleng melihat kelakuan David tapi ia tidak menolak dan menciun pipinya singkat.

"baiklah aku mandi sekarang" David beranjak kekamar mandi.

David mandi dengan perasaan senang mengingan tadi malam… ralat sepanjang weekend ia dan Aurora melakukan kegiatan yang cukup menyenangkan.

"tunggu… kenapa aku memikirkan hal semacam ini. Aku pasti sudah gila."david berkata pada dirinya sambil tertawa seperti orang gila "apa aku jadi pria mesum sekarang" ia menggeleng untuk menolak asumsinya pada dirinya.

Aurora memang mampu mengubahnya dalam banyak hal. Bahkan dulu ia dikenal sebagai pria yang jarang tersenyum saat di bangku kuliah tapi semenjak bertemu aurora rasanya tersenyum bahkan tertawa sudah jadi kebiasaannya.

Setelah selesai bersiap-siap menggunakan pakaian yang disiapkan Aurora david segera menyusul Aurora ke meja makan. Gadis itu terlihat sedang fokus melihat layar ponselnya. Gadis itu tampak gelisah. Ia terlihat ketakutan, sebenarnya ada apa di ponsel gadis itu. David mencoba mendekat namun tampaknya Aurora masih belum menyadari kehadirannya. Ia melirik sekilas layar ponsel gadis itu dan menemukan sumber ketakutannya.

David memeluk Aurora dari belakan dan mencium kepalanya. Gadis itu terlihat terkejut dan segera meletakkan ponselnya.

"Kau kenapa, kenapa terlihat terkejut begitu? Kau sedang melamun" tanyanya pura-pura tak tau

"Ah itu. Aku hanya sedang berfikir apa ada pekerjan yang belum aku selesaikan di kantor"

Aurora berbohong padanya, itu artinya dia memang belum siap memberitahukan itu pada David dan David selalu paham akan hal itu. Karena sejak dulu ia memang tidak pernah memaksa Aurora untuk bercerita. Tapi Aurora akan menceritakan apapun saat gadis itu merasa siap bercerita. Dan itulah yang dilakukan David sekarang.

Aurora mulai mengalihkan pembicaan menganai peluncuran produk baru mereka. david hanya memjawab seadanya. Ia tidak mau membahas hal-hal berat dulu dengan aurora ia tidak mau gadis itu semakin banyak pikiran.

Aurora bangkit untuk mengangkat piring kotor ke wastafel David mengikutinya dan memeluknya dari belakang. Punggung Aurora gemetar sepertinya gadis itu masih memikirkan pesan yang tadi.

" Lya kau tidak boleh terlalu banyak berpikir.semua akan baik-baik saja selama kita bersama" david mencoba menenangkan Aurora dan meyakinkan gadis itu bahwa semua yang ia khawatirkan tidak akan terjadi. " Biarkan aku dan karyawan lainnya yang mengurus masalah kantor. Kau cukup temani aku disetiap jadwal yang ada. Eem" David menambahkan ucapannya supaya Aurora tidak curiga.

Gadis itu tampak tediam sepersekian detik. Sepertinya tengah berusaha menenangkan diri.

"lalu apa gunaku sebagai sekertarismu Dave?" ucapnya kemudian

"menemaniku kesetiap pertemuan, mengatur jadwalku" jawab David santai

"ralat dave, pekerjaanku hanya membacakan jadwalmu serta menerima telepon masuk, bahkan penyusunan jadwal dan pekerjaan lainnya lebih sering di kerjakan oleh sekertaris kim. Kau membuatku hampir tidak bekerja Dave" David tertawa ringan mendengar keluhan Aurora yang memang benar adanya.

"tapi tetap saja kau juga pernah mengarjakan mereka, dan jangan lupakan kalau kau yang memeriksa semua kerjaan sekertaris kim"ucap David

"apa aku cari kerja di kantor lain saja Dave?" pertanyaan Aurora tidak terduga. Tapi dari suaranya gadis itu tengah menggodanya. Ia tersenyum lega gadis gadis itu sudah tidak gemetar seperti tadi.

David langsung membalikkan badan Aurora. "langkahi dulu mayat ku" jawabnya pura-pura cemberut dan meninggalkan Aurora. Aurora terdengar tertawa dibelakangnya. David punya ide cemerlang di otaknya.

David berbalik menghadap kearah aurora. "bagaimana kalau kau berhenti saja bekerja dan kita pikirkan untuk fokus memiliki anak?" Tanya David dengan mimik muka serius. Supaya Aurora tau kalau ia tidak sedang bercada.

******

Dalam perjalanan menuju kantor Aurora tampak terhanyut dalam pikirannya sendiri. David tau gadisnya sekarang tengah memikirkan banyak hal.

David menghubungi sekertaris Kim dan memintanya untuk langsung keruangannya begitu ia sampai di kantor.

Sesampai di kantor terlihat sekertaris kim sudah menunggu didepan ruangannya seperti yang diminta. Ia langsung menemui sekertaris kim dan meninggalkan Aurora dibelakang. Awalmya ia piker Aurora akan mengikutinya. Ternyata gadis itu memilih diam. Baguslah karena David memang ingin membicarakan Sesuatu dengan sekertaris Kim yang tidak boleh diketahui Aurora tentunya.

"silahkan duduk Mr. Kim" David kemudian duduk di depan sekertaris Kim

"apa ada yang bisa saya bantu" sekertaris kim bertanya karena memang tidak tau kenpa ia dipanggil.

"aku ingin kau menyelidiki sesuatu. Tapi ini tidak boleh sampai diketahui Lya"

"Apa itu"

"aku ingin kau mencari tau bagaimana kehidupan keluarganya sekarang… maksudku bukan didunia bisnis melainkan kehidupannya sehari-hari" David menatap sekertaris Kim untuk memastikan pria itu mengerti tugasnya.

"akan saya lakukan pak, tapi untuk apa anda melakukannyaa' Tanya sekertaris Kim

David memberikan tatapannya pada sekertaris Kim "bisakah kau tidak perlu bertanya dan kerjakan saja apa yang ku minta"

"Baik tuan"

"ah.. satu lagi aku hampir lupa. Aku menemukan pesan di ponsel Lya, sepertinya dari pengacara juga apa tujuan mereka menghubunginya….sekarang" ucap David sedikit tertahan, seolah pria itu tengan menahan sebuah emosi yang sebernya harus ia keluarkan.

"ingat kau harus melakukannya diam-diam, jangan sampai Lya tau" tegasnya sekali lagi

"baik pak, saya akan pastikan nona Aurora tidak mengetahuinya" ucap sekertaris Kim meyakinkan

"baguslah, kau boleh pergi" sekertaris kim langsung undur diri.

*****

Diluar terdengar Aurora sedang mengintrogasi sekertaris Kim. Jangan sampai pria itu kelepasan mengatakan semuanya pada gadis itu. David segera keluar dan menghentikan Aurora mengintrogasi sekertaris kim lebih lanjut.

Aurora kini duduk di sampingnya. Gadis itu belum memulai berbicara, terlihat masih berfikir.

"Dave, kau tidak berencana memecatku kan?" Tanya aurora memulai pembicaraan

"tentu saja tidak, aku hanya ingin mengurangi beban kerjamu Lya" David berusaha mengatur nada bicaranya sesantai mungkin

" Tapi selama ini pekerjaanku juga sudah ringan Dave, kalau kau menguranginya lagi lalu apa yang bisa ku kerjakan disini?" suara Aurora mulai terdengar serak. Seperti menahan tangis. Pundak gadis itu bergetar ia tidak berani menatap David secara langsung.

David masih bingung bagaimana cara menanangkan Aurora tanpa mengungkit masalah yang seharusnya ia tidak ketahui itu. Akhirnya David menarik gadis itu menghadapnya dan tangis Aurora langsung pecah saat itu juga.

"heiii Lya, kenapa menangis baby, aku minta maaf jika ternyata aku salah emm" David menariknya kedalam pelukan. " mulai sekarang aku akan meminta sekertaris Kim untuk tetap melapor padamu terlebih dahulu" baiklah david akan mengganggap Aurora menangis karena masalah sekertaris kim. " Sssttt maaafkan aku, aku tidak bermaksud membuatmu sedih, maafkan aku. " David mengelus punggungnya aurora untuk menenangkan gadis itu.

Gadis itu masih terus menangis di pelukannya. David tidak memcoba menghentikan Aurora karena ia tau gadis itu butuh menangis untuk menyalurkan sedikit beban yang ia tanggung.

Setelah beberapa menit menangis aurora kambali tenang. David masih duduk disampingnya sambil terus merangkul Aurora. " maaf Dave, aku pasti sangat kekanak-kanakan" ucap aurora

"tidak Lya, akulah yang salah karena melakukannya tanpa memberitahumu terlabih dahulu. Aku akan memastikan untuk bertanya dulu kedepannya." Ucap david dengan suara lembut.

"Dave…."Aurora menjeda cukup lama kalimatnya. Ia memcoba memikirkan apa yang akan ia katakana. " bagaimana jika aku hanyalah setumpuk kotoran dalam hidupmu Dave.."

David kaget mendengar apa yang di lontarkan Aurora, ia tidak menyangka Aurora akan bertanya seperti itu. " apa maksudmu tiba-tiba bertanya begini Lya? "

"tidak Dave, lupakan saja" ucap Aurora tersenyum

David masih belum terima dengan pertanyaan Aurora barusan. Tapi David berusaha memahaminya kenapa aurora bertanya seperti itu.

" Lya kau tidak pernah merusak hidupku, sejak pertama aku bertemu dengan mu jalam menuju ruangan ayahku kau sudah mampu membuatku merasa bahagia, dan kau adalah sumbu kehidupanku, karena kaulah aku akhirnya bisa menyala dengan terang. Jika kau tidak ada maka aku akan padam. Jadi jangan pernah mengatakan hal seperti itu" david bicara apa adanya.

Ya memang seperi itu adanya. Kemunculan Aurora dalam hidup David membawa perubahan besar kearah yang lebih baik. David merasa sangat bahagia setelah bertemu Aurora. Hari-hari yang mereka jalani memang terkadang monoton namun setiap hari terasa luar biasa.

David harus segera menyelidiki masalah ini sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ia yakin kemunculan keluarga Aurora kembali bukanlah sekedar menanyakan kabar atau prihal kerinduan keluarga. Namun tetap saja dalam hati kecil David berharap keluarga Aurora kembali karena merindukan gadis itu. David tau bagaimana Aurora merindukan keluarganya menkipun gadis itu tidak pernah mengatakannya atau secara gambling menunjukkannnya pada David.

.

- lilin tidak akan bisa menyala tanpa sumbunya- David