webnovel

HIM and I

Perjodohan bisnis yang dilakukan oleh keluarga Ester dan Willian membuat Aurora harus menjadi pembangkang dan kehilangan kepercayaan orang tuanya hingga ia akhirnya pergi dari rumah. Bahkan ketika Aurora berusaha menjelaskan segalanya , keluarganya tetap lebih mempercayai keluarga William. Aurora akhirnya memilih mengasingkan diri dari keluarganya sendiri hanya untuk menujukkan bahwa ia tak akan pernah mau melanjutkan perjodohan itu. Keluarga willian tak akan perah mendapatkan apa yang mereka mau kerana Aurora tidak akan mengabulkannya semudah itu. Akhirnya Aurora keluar dari rumah namun keluarganya sama sekali tidak berusaha mecegahnya. Lalu ia bertemu dengan David seorang pria yang mampu membuatnya jatuh cinta dan merasakan kehidupan seperti di dalam novel romantis impiannya, namun di tengah-tengah kebahagiaannya kelurganya hadir kembali dan memporak-porandakan segalanya hingga ia terpaksa memilih meninggalkan David dan hidup dalam neraka yang diciptakan orang tuanya.

monk_1502 · Teen
Not enough ratings
7 Chs

Part 5

Aurora sudah selesai bersiap-siap kini tinggal menyiapkan keperluan David. Aurora meletakkan baju, celana, jas dan dasi pria itu di tempat tidur lalu keluar untuk menyiapkan sarapan. Jika kau bertanya apa mereka punya asisten rumah tangga, jawabannya punya tapi mereka tidak menetap disini melaikan dirumah utama. Kadang asisten rumah tangganya akan datang dua sampai tiga kali seminggu untuk membereskan rumah dan mencuci pakaian kotor.

Aurora sudah selesai memanggang roti dan menyiapkan susu serta segelas kopi untuk David.

Aurora kemudian mengecek ponselnya yang tadi berbunyi sepertinya ada pesaan masuk.

From: xxxx

Nona Aurora ini saya Liam pengacara keluarga Ester. Jika anda punya waktu luang saya harapanda bisa menghubungi saya. Saya tunggu!

Melihat pesan itu dada aurora tiba-tiba saja sesak. Ia tidak tau apa yang terjadi tapi entah kenapa ia punya firasat buruk akan hal ini. Dan tentu saja ia tau bahwa yang baru saja menghubungnya adalah pengacara keluarganya. Sebenarnya apa maksud semua ini. Mengapa pengacara keluarganya menghubunginya, dan mengapa bukan ayah atau ibunya. Mengapa harus melalui pengacar. Mengapa baru sekarang. Aurora semakin khawatir tapi ia tidak tau apa persisnya yang membuat ia khawatir. Begitu banyak pertanyaan dikepalanya yang tidak bisa ia jawab.

" Lya ?" David tiba-tiba dibelakangnya dan mengecup kepalanya.

"Oh.. ooo hai.. dave" jawab Aurora terbata-bata

"Kau kenapa, kenapa terlihat terkejut begitu? Kau sedang melamun" Tanya david heran

"Ah itu. Aku hanya sedang berfikir apa ada pekerjan yang belum aku selesaikan di kantor" aurora beralasan.lalu segera meletakkan ponselnya.

"Tidak perlu tarlalu dipikirkan Lya, bosmu yang tampan ini tidak akan galak pada karyawan kesayangannya" goda David yang hanya di jawab cibiran oleh Aurora.

"Oh ya aku penasaran dengan pakaianmu hari ini, kenpa kau memakai baju turtleneck begitu?" Tanya David tampak heran.

Ini david benar-benar tidak tau apa memang bodoh sih, pikir aurora

"aku hanya ingin menutupi ulahmu Dave. Aku tidak ingin menjadi bahan tertawaan dikantor" jawabnya kesal. Dan seperti biasa David menanggapinya dengan tertawa renyah. "oh begitu" jawabnya singkat masih dengan tawanya.

Aurora hanya bisa mendengkus kesal.

"Oh ya dave peluncuran produk baru kita tinggal 2 minggu tapi bagian promosi masih mengalami kendala. Kita harus bagaimana?" Aurora mengalihkan pembicaraan

"kita akan lihat perkembangannya di rapat nanti siang" jawab David sambil mengunyah rotinya.

"kau harus tegas dave, kalau kau terlalu lembek pada mereka, mereka tidak akan mau berusahan maksimal" Aurora kesal melihat David yang terlihat santai padahal dia sudah pusing mencari solusi.

"aku hanya tidak ingin terlalu menekan mereka Lya, aku yakin sebelum peluncuran semua akan beres" jawab david .

"Baiklah terserah kau saja" aurora bangkit dari tempat duduk dan mengangkat piring kotor ke wastafel di ikuti david.

" Lya kau tidak boleh terlalu banyak berpikir. Semua akan baik-baik saja selama kita bersama. Biarkan aku dan karyawan lainnya yang mengurus masalah kantor. Kau cukup temani aku disetiap jadwal yang ada. Eem" david memeluknya dari belakang. Aurora meremas tangannya. Ia merasa takut bahkan saat pria itu memeluknya.

"lalu apa gunaku sebagai sekertarismu Dave?" Tanya Auora masih membelakangi david. aurora berusaha sebisa mungkin untuk tidak memikirkan pesan itu. Ia tidak mau David curiga

"menemaniku kesetiap pertemuan, mengatur jadwalku" jawab David menimbang-nimbang

"ralat dave, pekerjaanku hanya membacakan jadwalmu serta menerima telepon masuk, bahkan penyusunan jadwal dan pekerjaan lainnya lebih sering di kerjakan oleh sekertaris kim. Kau membuatku hampir tidak bekerja Dave" David hanya cengengesan sambul sesekali mencium bagian belakang kepala aurora.

"tapi tetap saja kau juga pernah mengarjakan mereka, dan jangan lupakan kalau kau yang memeriksa semua kerjaan sekertaris kim"ucap David

Aurora memutar matanya jengkel. Ia tau pria ini tidak mau di bantah. "apa aku cari kerja di kantor lain saja Dave?" Tanya aurora iseng.

David langsung membalikkan badan Aurora. "langkahi dulu mayat ku" jawabnya cemberut dan meninggalkan Aurora. Aurora hanya bisa tertawa melihatnya.

David berbalik menghadap kearah aurora. "bagaimana kalau kau berhenti saja bekerja dan kita pikirkan untuk fokus memiliki anak?" Tanya David dengan mimik muka serius.

*********

Aurora meletaklan tasnya di atas meja lalu duduk di kursinya. Ia baru saja sampai dikantor.

David langsung ditunggu oleh sekertaris kim di depan ruangannya, sepertinya ada masalah mendesak sampai-sampai sekertaris Kim harus menunggu di depan ruangannya.

Aurora ingin masuk ke dalam tapi ia ragu karena tadi tidak dipanggil , jadi ia memutuskan untuk duduk saja sambil menunggu sekertaris Kim keluar barulah ia akan bertanya.

Ponselnya tiba-tiba saja bergetar, ia mengambil tasnya untuk memeriksa ponselnya. "nomor baru.." gumamnya. Lalu ia ingat bahawa itu adalah nomor yang sama dengan nomor yang tadi pagi mengiriminya pesan. Ia masih bingung antar harus mengangkat atau mengabaikannnya saja. Ia memutuskan untuk mengabaikannya. Ini adalah jam kantor ia tidak mau ada masalah yang memecah konsentrasinya.

Ruangan David akhirnya terbuka. " sekertaris Kim" panggilnya..

Pria itu lalu menghampirinya " ada yang bisa saya bantu nona" jawabnya

" ahh… itu, aku hanya ingin bertanya apa ada masalah penting, sampai kau menunggu Mr. Berrnart di depan ruangannya" Tanya aurora langsung pada intinya

" tidak ada miss, saya hanya menyampaikan prihal materi rapat hari ini dan menanyakan kekurangannya" jawab pria itu

"bukankah kau biasanya membawanya padaku, kenapa sekarang langsung pada Mr. Berrnart?" Tanya Aurora meresa curiga.

"anu miss.. saya" jawabnya agak gagap

"aku yang memintanya Lya" suara David mengintrupsi pembicaraan mereka.

" kenapa? " Tanya Aurora masih merasa aneh. Karena biasanya pekerjaan sekertaris Kim akan di priksa olehnya dulu barulah ke David. begitulh urutannya.

" aku hanya tidak ingin kau terlalu banyak bekerja. sekertaris Kim kau boleh kembali keruanganmu" ucap David.

Sekertaris kim pun pamit undur diri.

" aku masih tidak paham Sir, apa ini ada kaitannya dengan yang kita bicarakan tadi pagi" Tanya Aurora memastikan isi kepalanya.

"Kita bicarakan didalam, ikut aku" David berjalan ke ruangannya di ikuti Aurora.

Mereka sudah duduk di sofa ruangan dave, tapi belum ada yang berbicara, semua masih sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Dave, kau tidak berencana memecatku kan?" Tanya aurora memulai pembicaraan

"tentu saja tidak, aku hanya ingin mengurangi beban kerjamu Lya" ucap David lembut.

" Tapi selama ini pekerjaanku juga sudah ringan Dave, kalau kau menguranginya lagi lalu apa yang bisa ku kerjakan disini?" Aurora sudah mulai terisak, ia sebenanya tidak masalah dengan David yang mengurangi pekerjaannya. Ia seharusnya berterima kasih akan hal itu. Tapi entah kenapa ia sangan sensitive sampai tanpa sadar ia ingin menangis dan membuat hal itu sebagai alasannya menangis padahal sebenarnya bukan.

"heiii Lya, kenapa menangis baby, aku minta maaf jika ternyata aku salah emm" David menariknya kedalam pelukan. " mulai sekarang aku akan meminta sekertaris Kim untuk tetap melapor padamu terlebih dahulu. Sssttt maaafkan aku, aku tidak bermaksud membuatmu sedih, maafkan aku. " David mengelus punggungnya aurora untuk menenangkan gadis itu.

Dada aurora sangat sesak ia ingin menceritakannya pada David tentang tapi ia tidak yakin dan ia juga tidak mau menambah beban pikiran pria itu. Apalagi saat ini David sedang mengurus peluncuran produk baru Aurora tidak mau semakin jadi beban. Namun dadanya benar-benar sesak dan menangis seperti ini membuatnya sedikit lega.

Setelah beberapa menit menangis aurora kambali tenang. David masih duduk disampingnya sambil terus merngkul Aurora. " maaf Dave, aku pasti sangat kekanak-kanakan" ucap aurora

"tidak Lya, akulah yang salah karena melakukannya tanpa memberitahumu terlabih dahulu. Aku akan memastikan untuk bertanya dulu kedepannya." Ucap david dengan suara lembut.

"Dave…."Aurora menjeda cukup lama kalimatnya. Ia memcoba memikirkan apa yang akan ia katakana. " bagaimana jika aku hanyalah setumpuk kotoran dalam hidupmu Dave.."

David mendorong Aurora dari tubuhnya " apa maksudmu tiba-tiba bertanya begini Lya? " Tanya David yang terlihat sedkit terkejut dengan pertanyaan Aurora.

"tidak Dave, lupakan saja" ucap Aurora tersenyum

David menatap aurora dalam, pria itu seolah tengah mengatakan bahwa aurora tidak pernah seperti itu untuknya melalui matanya.

" Lya kau tidak pernah merusak hidupku, sejak pertama aku bertemu dengan mu jalam menuju ruangan ayahku kau sudah mampu membuatku merasa bahagia, dan kau adalah sumbu kehidupanku, karena kaulah aku akhirnya bisa menyala dengan terang. Jika kau tidak ada maka aku akan padam. Jadi jangan pernah mengatakan hal seperti itu" ucap David sambil mengelus pipi Aurora.

Aurora menganguk sambil tersenyum lalu kembali kedalam pelukan David. benar aurora memang tidak perlu memikirkan apapun ia hanya perlu fokus menemani David dan mendukung pria ini sebagaimana dulu David mendukungnya.

-sumbu tidak akan menyala dalam waktu yang lama tanpa lilinnya- Aurora

-TBC-