webnovel

Hello, My Little Girl!

"Hello little girl, I found you" * Hidupnya sempurna. Tidak ada celah untuk melihat kekurangan Alexander Anderson yang menjadi jajaran pria milyader paling diminati oleh kaum hawa. Tapi pertemuan tak sengaja 8 tahun silam, membuat Alex menjadi terobsesi dengan gadis kecil berusia 12 tahun. Ia bahkan rela melakukan apa saja agar gadis kecil itu menjadi miliknya. Dan kini, di pertemuan kedua mereka, Alex tentu tidak akan melepaskan gadis kecil yang sudah ia tunggu selama 8 tahun ini bukan? * "Paman, kau memanggilku?" "Tentu, kemarilah! Paman ada sesuatu untukmu" * HELLO, MY LITTLE GIRL! Written by : Siskafriestianii Publish Web Novel : 1 Juli 2021

Siskafriestianii · Urban
Not enough ratings
16 Chs

Kamar Mandi

Written by : Siska Friestiani

Hello, My Little Girl! : 2021

Publish Web Novel : 02 September 2021

Instagram : Siskahaling

*siskahaling*

Viona mengerjab kan matanya beberapa kali melihat sudah ada tiga pelayan mengenakan seragam putih hitam yang kini berdiri di hadapannya. Mereka tersenyum ramah, berdiri tegap siap melakukan apa pun yang ia perintahkan.

"Nona Viona, kami akan membantu anda bersiap" ucap Paula sembari mengangguk sopan. Di belakangnya sudah berdiri dua pelayan lainnya.

"Saya Paula, kepala pelayan Tuan Alex, Nona" ucap Paula memperkenalkan diri.

"Mereka berdua, Santi dan Monik yang akan membantu anda bersiap. Tuan Alex sudah menunggu anda di bawah" Paula kembali menjelaskan.

"Saya akan menyiapkan air hangat untuk anda Nona" ucap salah satu pelayan yang bernama Santi, dari usia nya bahkan tidak jauh berbeda dengan Viona. Pelayan itu tersenyum lalu mengangguk sopan sebelum akhirnya menuju kamar mandi menyiapkan air hangat.

Tunggu? Kenapa mereka semua ada disini? Membantunya bersiap? Memangnya ada apa? Lagi pula jika memang harus bersiap, Viona bisa melakukannya sendiri. Tidak perlu sampai tiga orang datang membantunya.

"Kalau begitu saya akan menyiapkan pakaian anda Nona"

"Tunggu! Tunggu!" sela Viona, tapi terlambat karena kini Monik sudah keluar untuk menyiapkan pakaiannya.

"Saya bisa membantu anda jika ada hal lain yang anda butuhkan Nona" tambah Paula, Viona menggeleng cepat. Tidak, bukan itu maksudnya.

"Aku- aku bisa bersiap sendiri" Viona menggaruk pipi chubby nya kebingungan. Sebenarnya, situasi macam apa yang sedang ia hadapi ini.

"Maksud ku kalian tidak perlu membantu ku" ralat Viona, Paula, wanita paruh baya itu tersenyum lembut. Seolah mengerti apa yang di rasakan Viona.

"Saya tau anda bisa melakukannya sendiri, Nona. Tapi ini perintah Tuan Alex, beliau sendiri yang memerintah kan saya secara langsung untuk membantu anda bersiap-siap"

"Tapi, bukan kah ini terlalu berlebihan?" Viona tersenyum canggung menatap Paula.

"Anda harus terbiasa, Nona. Hal seperti ini akan terus anda alami jika sedang bersama Tuan Alex"

Sial! Kenapa hidupnya berubah hanya dengan satu malam.

"Nona, air hangatnya sudah siap" Santi datang menyela. Viona bahkan bingung harus merespon bagaimana.

"Saya akan membantu anda-"

"Tidak perlu" potong Viona cepat "Aku bisa sendiri" tambahnya, lalu mengambil bathrobe dari tangan Santi bergegas masuk ke kamar mandi dan langsung menguncinya.

Hell!!

Siapa pula di dunia ini yang membutuhkan bantuan ketika mandi. Yang benar saja!

Viona mengacak rambutnya frustasi. Ini pertama kali dalam hidupnya mengalami hal se-absurd ini. Menghela napas, Viona membuka seluruh pakaiannya lalu memasuki bathtub dan menenggelamkan tubuhnya disana. Menikmati aroma lavender yang begitu menenangkan.

Yah, lebih baik sekarang ia menikmatinya. Lagi pula setelah ia pulang nanti, ia tidak perlu lagi mengalami hal-hal konyol yang baru saja terjadi.

***

Viona selesai berendam setengah jam kemudian. Tubuhnya terasa segar setelah berendam dengan air hangat serta aroma lavender yang begitu menenangkan. Viona menghidupkan shower untuk membilas tubuhnya, lalu meraih bathrobe yang tergantung di dinding kamar mandi.

"Sudah selesai Angel?"

Suara maskulin itu menyentak Viona yang sedang memasang bathrobe. Lalu terpekik ketika melihat Alexander Anderson kini sedang bersandar di bingkai pintu kamar mandi.

"Sir? Kenapa anda disini?" pekik Viona menutupi dada dengan kedua tangannya. Seketika jantungnya berdebar kencang. Sadar, Alex kini melihatnya hanya menggunakan bathrobe.

"Mengecek kondisi mu" jawab Alex santai, tangannya terlipat di dada. Menikmati pemandangan indah yang tersaji di depannya.

"Saya baik-baik saja" ucap Viona cepat.

Sial! Kenapa boss nya ini tidak segera pergi.

Alex mengedikkan bahu nya acuh "Mana aku tau, kau sudah lebih dari setengah jam tidak keluar dari kamar mandi. Makanya aku mengecek mu"

Demi Tuhan! Alex berusaha mati-matian manahan agar tidak menerkam Viona dan menariknya keranjang. Membayangkan Viona tidak mengenakan apa-apa di balik bathrobe itu, membuat sesuatu dalam diri Alex seketika menegang.

Sialan! Tahan Alex. Buang pikiran kotor mu itu!

"Bagaimana anda masuk? Saya sudah menguncinya" tanya Viona lagi. Alex terkekeh lalu melangkah mendekati Viona.

"Aku punya kunci serepnya" jawab Alex sembari memajukan wajahnya menatap Viona lebih dekat.

Sial! Harum tubuh Viona malah membuat Alex ingin menyesap setiap inci tubuh gadisnya. Mencumbu hingga membuat Viona mendesah nikmat karena ulahnya. Mengerang hingga gadis itu memohon ampun karena kenikmatan.

Viona memundurkan wajahnya. Jarak mereka sangat dekat, Viona bahkan dapat merasakan aroma kopi dan mint milik Alex menyapa indra penciumannya. Jantungnya kembali berdebar. Dua kali lebih cepat dari biasanya. Membuat pipinya seketika memanas.

Chupp

Viona mematung begitu Alex mencium bibir-nya dengan kecupan tipis dan singkat.

"Segera ganti pakaian mu Angel, aku tidak yakin masih bisa menahan diri jika melihat mu lebih lama lagi dengan keadaan seperti ini" bisik Alex, lalu menggigit lembut daun telinga Viona sebelum kembali membuka suara.

"Aku menunggu mu di bawah" tambahnya, lalu beranjak keluar meninggalkan Viona yang masih mematung karena perlakuan Alex barusan.

"Ciuman pertama ku!!!!!" pekik Viona menutup bibir dengan telapak tangannya. Alex yang masih berada di balik pintu terkekeh, gadis kecilnya itu bahkan tidak tahu jika ia bahkan sudah lebih dulu mencuri ciuman tanpa gadis itu ketahui.

***

"Sir?" panggil Viona ketika mereka kini sudah berada di dalam mobil.

"Iya Angel?" jawab Alex menatap Viona sekilas karena pria itu sedang fokus menyetir. Di belakang, Louis dan para bodyguard mengikuti mereka.

"Kita mau kemana?" tanya Viona akhirnya. Ia penasaran karena Alex tidak memberi tahunya.

"Kau akan mengetahuinya nanti" jawab Alex, Viona mengerucut kesal. Kenapa harus di rahasiakan sih?

"Sir, aku harus pulang. Ibu Margareth pasti sedang menunggu ku" Viona menatap Alex memohon. Ia baru sadar jika ia belum memberi kabar pada Margareth sampai saat ini.

"Aku sudah menghubungi beliau dan memberi tahu kalau kau pergi bersama ku untuk urusan bisnis" jawab Alex menenangkan.

"Darimana anda mengetahui nomor ibu Margareth?"

"Aku mengambilnya dari ponsel mu" jawab Alex, Viona mengangguk mengerti.

"Sir?"

"Kenapa lagi sayang?" tanya Alex ketika Viona menganggilnya lagi.

Pipi Viona memanas mendengar panggilan Alex untuknya. Tapi Viona tidak berani mengungkitnya.

"Bukan kah kita harus bekerja? Saya harus menyelasaikan laporan dari Mrs. Renata, Sir" Alex tersenyum menatap Viona.

"Untuk apa kau memikirkan pekerjaan? Boss mu bahkan ada di sini bersama mu"

Dasar Alex! Pria itu selalu saja bisa membalas perkataanya.

"Jangan pusing kan apa pun Angel" Alex mengulurkan sebelah tangannya untuk mengusap lembut puncak kepala Viona sedangkan tangan satunya memegang kemudi.

"Ketika sedang bersama ku, cukup fokus dengan kita berdua saja. Jangan pikirkan hal lain. Mengerti?"

Viona hanya bisa mengangguk, tidak tahu harus menjawab apa.

Alexander Anderson, entah sejak kapan pria ini mulai memenuhi hari-harinya.

*siskahaling*

Hallooo...

Ketemu lagi kan sama aku-nya. Hahaha...

Semoga suka sama cerita baru ku kali ini ya. Terima kasih sudah membaca.

Jangan lupa baca cerita ku yang lain juga ya. Terima kasih banyak udah mampir untuk baca guys.