webnovel

Helkeginia

Di Helkeginia, roh bumi menganugerahi rune-craft dan seni memanggil rekan sihir yang disebut familiar. Semua mage pada umumnya memiliki familiar masing-masing. Planet ini dinamakan Brimir, yaitu nama alternatif dari Bumi. Cerita akan berfokus kepada pelajar sihir di kelas khusus bernama Gillian. Kelas S adalah kumpulan pelajar sihir bertalenta. Suatu waktu Gillian menyadari bahwa dia memiliki kekuatan khusus. Satu hal yang paling penting bagi seorang main caracter, kekuatan spesial yang hanya dimilikinya, lalu heroine. Kelak Gillian akan mengalami banyak petualangan seru. Menghadapi Kimera, bertemu putri Anunnaki yaitu ras alien humanoid yang sangat mirip manusia.

Rivana_Nirvana · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

Bab 7

Wajah singa kimera menyeringai. Melangkah menuju ke arah Gillian. Gillian memakai kedua tangannya untuk berusaha bangun. Namun lengan singa itu menumbuknya ke bumi. Terdengar suara benturan bebatuan. Tangan singa menekan tubuhnya ke bumi. Kimera berniat untuk bermain-main.

Mito dalam wujud lite melangkah mendekati Kimera.

Tau-tau udara bergetar, auranya mengintimidasi. Kimera mengenal perasaan tidak enak ini. Kimera melangkah mundur. Alhasil Gillian punya kesempatan untuk bangkit. Gillian sempat merasakan sensasi sulit bernafas karena sempat kena aura intimidasi.

Efek fear yang dirasa Kimera  perlahan hilang. Kimera mengejar Gillian. Movement Gillian tidak sebanding dengan Kimera yang mampu mengejar kuda. Mito lalu menunjukkan kekuatan yang lain.

Mito memiliki skill yang identik dengan body flicker, namun sedikit berbeda. Mito bisa menukar posisi kedua objek. Gillian kini berpindah posisi ke belakang Kimera. Kimera tidak langsung menyadari posisi mangsanya. Gillian mendapatkan banyak waktu untuk kabur. Gillian berhasil mundur ke posisi Mito.

"Bagus," seru Mito.

"Apa tadi itu, body flicker?" Tanya Gillian.

"Ya, tapi skill milikku lebih spesial. Skill body flicker ku memiliki efek tambahan. Aku menyebutnya swap flicker!" Mito mengangkat tangan kucingnya.

Swap flicker bisa menukar posisi objek. Suatu fenomena pergeseran ruang dan waktu, antara dua objek. Body flicker termasuk dalam ranah batle spell. Mage mempelajari spell caster, magecraft dan batle spell.

Gillian memakai skill gradation air untuk menciptakan pedang dua tangan. Gradation air adalah skill basic yang Gillian kuasai sebelum masuk akademi sihir. Skill ini telah dipelajari Gillian sejak dini, sejak masih sangat kecil.

teknik ini tergolong kedalam sihir kelas C, berdasarkan tingkat kesulitannya.

Kimera menyeringai, menatap mereka. Kepala kambing bersiap untuk menembak sihir. Ada asap putih, keluar dari sela-sela mulut kambingnya.

Gillian memakai sihir yang sangat basic bagi seorang mage. Magic barrier, berbentuk bundar, warna putih transparan tapi bisa dilihat. Magic barrier melayang di depan pengguna, posisinya mengikuti telapak tangan. Kekuatan magic barrier, berdasarkan magic power pengguna. Magic barrier terbukti mampu menahan bola api dari kimera. Gillian menahan magic barrier dengan lengan kirinya.

"Kamu bisa menahan sihir dengan sihir." Mito cukup kagum dengan bakat Gillian.

"Tentu saja, aku ini mage. Walau masih pelajar akademi sihir," sahut Gillian.

Magic barrier termasuk kedalam teknik magecraft. Selain magecraft, Gillian menguasai spell caster. Biasanya ada mantra yang dihafalkan seorang mage, yang nantinya akan digunakan untuk spell caster.

Dengan membaca mantra didalam hati, lingkaran sihir akan muncul. Lingkaran sihir muncul di bawah kaki Gillian.

"Apa kamu sudah punya rencana?" Tanya Mito.

"Ya," jawab Gillian.

Gillian pun berlari ke arah kimera sambil melanjutkan spell casting. Ketika Gillian berlari, mantra terus dibaca di dalam hati.

"Mau apa?" Kimera tidak melihat Gillian sebagai sebuah ancaman.

Gillian berlari menuju ke arah Kimera. Kimera menunggu Gillian, seolah bersiap melakukan quick counter. Ternyata memang benar! Ketika jaraknya telah dekat, Kimera mengayunkan ekornya. Kepala ular piton mengarah kepada Gillian.

"Aku sudah tahu!" Gillian segera mengarahkan telapak tangan kiri ke arah ekor kimera. Ia menembak bola petir kuning sebagai eksekusi dari proses spell casting.

Spell ini disebut lightning bolt. Ekor kimera gagal menyerap energi sihir karena badan ularnya kena setrum. Dengan cepat, Gillian menebas ekor kimera. Darah bercucuran, ekornya tersayat.

"Sialan dasar bocah! boleh juga." Kimera untuk sementara waktu tak bisa memakai skill dari ekornya.

Gillian mencoba mempraktekkan teknik aura intimidasi.

"Itu tidak berpengaruh terhadapku, bocah!" Kimera tak bereaksi dengan skill intimidasi dari Gillian. Tidak seperti Mito, skill aura intimidasi milik Gillian terlalu lemah efeknya. Tidak mempan samasekali terhadap kimera.

Kimera mengayunkan tangan singa untuk mencabik Gillian.

Gillian mampu menahan dengan pedangnya. Gillian bahkan mampu melakukan quick counter pada tangkisan keempat, melukai lengan singa kimera.

Kimera berniat mengigit Gillian dengan rahang singa nya. Kimera berlari, melompat dan menerkam. Mito dengan cekatan memberi support. Mito memakai skill swap flicker. Posisi Gillian berpindah ke belakang kimera.

Gillian balik badan, berlari ke arah kimera untuk menyerang. Gillian berhasil melakukan tebasan kuat. Darah kimera bercucuran. Kimera terlalu tebal tubuhnya, sehingga Gillian sulit memberikan luka fatal.

Kimera dengan refleks, menyepak Gillian dengan kaki kambingnya. Gillian terhempas kebelakang dan menderita sakit. Gillian bangkit dengan segera.

"Kamu membuatku emosi bocah!" Kimera memamerkan taringnya.

Gillian memakai skill gradation air untuk membuat beberapa pedang diudara. Gillian berhasil membuat delapan pedang energi biru. Gillian menerbangkan pedang dengan skill levitasi. Laju pedangnya cukup cepat. Kimera tertusuk enam pedang energi biru.

Kimera berlari, melompat lalu mencabik Gillian. Gillian menahan dengan pedangnya. Tetapi Gillian terhempas karena daya dorong tangan kimera. Punggung Gillian terbentur dinding.

"Sial, sampai seperti ini." Gillian mengeluh sakit.

Gillian mengambil warp stone dan memanggil familiar nya. Gillian memilih dibantu rekan familiar.

"Butuh bantuan ku?" Grimmjow belum menyadari adanya kimera.

"Serang kimera itu Grimmjow!" Perintah Gillian.

"Baik aku akan menyerang--"

Sambil menoleh ke arah kimera, Grimmjow baru menyadari satu hal. Grimmjow langsung terkejut dan heboh, "APA, KIMERA!"

"Pakai wujud raksasa setinggi lima meter!" Perintah Gillian.

Grimmjow pun berubah ke wujud raksasa. Grimmjow mendaratkan telapak tangannya ke bawah untuk menumbuk tubuh kimera. Kimera tertindih lengan raksasa Grimmjow. Kondisi ini mengingatkan kembali kejadian saat telapak tangan kimera menindih punggung Gillian. Karma berbalik pada kimera. Kini kimera yang tertindih lengan Grimmjow.

Grimmjow sedikit mengangkat tangannya, untuk kembali ditepuk kebawah. Grimmjow dengan enteng mempermainkan kimera. Namun kimera memanfaatkan keteledoran Grimmjow.

Grimmjow sedikit mengangkat lengannya. Saat lengannya akan ditepuk kebawah, kepala singa mengigit jari lengannya. Kepala kambing menembak bola api ke telapak tangan Grimmjow.

"Aduh--duh--duh.... Perih," keluh Grimmjow.

Kepala kambing terus menembak bola api. Bola api terus menabrak telapak tangan Grimmjow hingga mengeluarkan asap putih.

"Ouch, panas, panas, panas," keluh Grimmjow.

Gillian melakukan spell casting. Grimmjow menumbuk kimera dengan tangan lainnya. Kimera mengelak sambil terus menembak bola api. Kedua lengan Grimmjow kini kena luka bakar.

Gillian melukai kimera dengan lightning bolt. Petir kuning telah menyetrum kimera, hingga terkena sensasi shock.

Gillian mengulangi proses spell casting, sambil terus lari ke arah kimera. Kimera pulih dari efek setrum. Gillian menembak petir kuning lagi. Kimera menembak bola api untuk mengacaukan akurasi Gillian. Bola petir Gillian meleset.

Kimera memunculkan lubang berwarna hitam.

Kimera berlari, memasuki lubang hitam. Beberapa saat setelahnya, lubang hitam menutup dan hilang.

"Kemana perginya?" Gillian berlari menuju lokasi lubang hitam yang sudah lenyap. Mito juga menuju ke sana.

"Akan aku lacak dia!" Mito mulai mengaktifkan skill sensor nya.

Beberapa saat kemudian Mito geleng-geleng kepala.

"Tanda kehadiran kimera, lenyap!" Itulah yang Mito tahu.

"Sial," umpat Gillian.

"Aku akan melanjutkan pencarian!" Mito melangkah pergi.

"Kalau gitu aku juga akan lanjut--"

Di tengah ucapannya, Gillian ingat sesuatu yang terlupakan.

"Oh, tidak!"

"Ada apa bos?"

"Aku harus pergi ke sekolah!"

Gillian segera berlari. Gillian tiba di jalur layang kereta magnet. Gillian memanjat jalur kayang, namun tak melihat kereta yang melintas.

"Mau menumpang di atap kereta lagi?" Grimmjow tahu apa yang dipikirkan Gillian.

"Sial, tidak ada kereta magnet yang melintas. Kita harus tiba di gedung kelas S, tepat waktu!" Gillian mulai cemas.

"Apa rencana mu, bos?" Grimmjow bertanya.

Gillian lalu menaiki magical dog berukuran raksasa setinggi lima meter. Lajunya cepat, langkah kakinya sangat panjang. Grimmjow versi raksasa setinggi lima meter, melintasi jalan raya dan kawasan perumahan. Hal ini mengegerkan warga sekitar. Mereka merasa pun was-was.

*****

Sementara itu, di lapangan gedung kelas S telah dihadiri banyak orang. Di sana ada Julius, sebagai pelaku kebijakan program kelas S. Selain itu, ada ajudannya.

Wali kelas 2-S akan mengabsen muridnya, sebelum komandan sihir memberi sambutan.

"Rendi."

"Hadir."

"Armin."

"Hadir."

"Parvati."

"Hadir pak!"

Di tengah sesi mengabsen, terasa getaran dibumi. Tanah seolah lagi bergetar.

"Apakah akan ada gempa?"

"Bukan, ini seperti langkah kaki raksasa!"

"Memangnya kamu pernah melihat raksasa? Tahu dari mana, langkah raksasa seperti ini?"

"Entahlah, feeling ku saja."

Getaran di bumi terasa semakin bergetar kuat. Detik demi detik, getarannya semakin terasa kuat.

"Woi, apa sungguhan akan terjadi gempa?" Julius pun ikut cemas.

Jika terjadi bencana alam, apalagi bencana besar maka evakuasi akan sangat sulit.

"Apa kita bisa melakukan evakuasi? Kalau kita melakukan evakuasi, apa masih sempat?" Julius jelas merasa khawatir.

"Tolong tenang dulu!" Dante selaku ajudan, menetralkan situasi panik.

Ketika getaran semakin kuat, ada seorang yang melihat raksasa yang melompat ke arah lapangan. Anjing raksasa setinggi lima meter. Saat kakinya menapak bumi, getaran sangat kuat hingga beberapa orang menjadi goyah. Beberapa orang terjatuh ke tanah.

Orang yang posisinya paling dekat dengan raksasa itu, adalah Parvati!

"Kya...." Parvati menjerit ketakutan.

Beberapa orang yang ketakutan setelah melihat raksasa itu. Mereka mulai berlarian. Grimmjow dengan usil, memamerkan taringnya. Yang menjadi masalah, Grimmjow dengan usil merubah wujudnya menjadi anjing neraka. Dalam kisah mitologi, anjing neraka disebut Garm.

Grimmjow melihat wujud garm melalui gambar ilustrasi buku folklore. Sialnya, skill shapeshifter sangat akurat sehingga wujudnya lebih seram dari di ilustrasi. Sialnya lagi, Grimmjow mampu meraung alih-alih menggonggong. Raungan seperti binatang iblis dalam kisah folklore.

Parvati yang berada paling dekat dengan Grimmjow, menjadi sangat ketakutan. Alhasil siswi kurang beruntung itu, harus mengompol di celana. Seorang anak melompat dari atas raksasa itu. Kakinya mulai gemetaran sejak pertama kali sang raksasa garm mendarat di depan matanya. Kakinya gemetar, tidak dapat menahan sensasi buang air kecil. Ini seperti sensasi takut hantu yang mencapai puncaknya.

"APA YANG KAU PIKIRKAN SIH, GRIMMJOW!"

"...."

"Kenapa kamu memakai wujud seperti itu? Aku memintamu buat memakai wujud itu loh!"

Gillian sangat khawatir karena familiar nya, dengan keusilannya menakut-nakuti para murid dan pengajar. Gillian memprotes.

"Kamu memang tidak menyuruh. Semua ini adalah inisiatif ku saja, muehehehe." Grimmjow malah memperkeruh suasana dengan melawak.

Gillian berada diujung tanduk, Grimmjow sempat-sempatnya melawak.

"Hei, hei, kamu hampir membuat jantungku copot, Gill!" Julius pun memarahi putranya.

Beberapa ajudan Julius bergegas menuju ke arah Gillian.