Bab 7:Tubuh Yang Kembali

Aku pergi berkeliling disekitar halaman belakang,sambil menaikki kuda tapi ..

"Tuan!"

"Aku tak mau mendengar keluhanmu,pegang yang erat."

"Aku sedikit canggung naik kuda berdua denganmu."

"Kau mulai ada rasa padaku,"

"Tidak,aku tak tertarik padamu."

"Aku pegang kata-katamu hari ini."

Aku hanya tertawa lepas saja.

***

Tuan Pelit mengusap manja kuda kesayangannya.aku memperhatikan wajahnya sama persis seperti wajah orang dalam mimpiku.

Dia menatapku dan membuatku hampir salah tingkah,tidak berulang kali tak ada apapun untuknya.Aku hanya ingin berhenti jadi pesuruhnya.

"Hei! Kau punya pendengaran buruk,aku memanggilmu! Cepat kemari!"

"Iya! Aku dengar Tuan Pelit! dengar!"

Aku berlari kearahnya..

"Kau lihat Apa,Tuan Pelit?!"

"Kau lebih baik pergi konsultasi pada Dokter Andre,dia seorang ahli Hinoptis untuk psikolog."

"Maksudmu,Psikologku terganggu begitu?"

"Coba kau pikir,pasti ada sesuatu yang bisa membantumu."

"Tuan muda! Dokter Andre datang sesuai permintaanmu.Dia ada diruang keluarga bersama Kakekmu."

"Aku segera menyusul,pergilah!"

"Baik,Tuan!"

"Dokter Andre,Kau serius ..Tuan!"

Dia menarik tanganku dan tidak memberiku waktu untuk memarahinya.

***

Dokter Andre sedang berbincang dengan Kakeknya, Tuan Pelit dan aku datang ..

"Kakek,Maaf mengganggu!"

"Feng Chao, duduklah!"

"Dokter Andre ada waktu bersantai untuk bisa akrab dengan pasiennya."

"Apa,Kau yang bernama Hanwa? Kau Putri tunggal,Pak Han dan Ibu Wang?"

Dokter tahu nama orang tuaku,

"Iya,Dokter Andre! Aku Putri tunggal mereka.lalu,Bagaimana kau mengenal orangtuaku?"

"Mereka berdua mantan orang tua asuhku,saat aku tinggal di Thailand.mereka cerita tentang dirimu."

"Oh,begitu."

"Tuan Pelit? Siapa orang itu, aku baru mendengarnya?"

"Dasar Dokter, Kau itu jangan belagak sok pikun."

Dokter Andre tertawa sambil tersenyum,seingatku dia saudara jauh dari keluarga Chao.

"Maaf!"

"Aku harap kau periksa pasienmu yang payah ini,dia selalu bertingkah aneh saat terbangun dari tidurnya."

"Dari gejala,yang kau ceritakan lewat surel.aku harus memeriksa alam bawahnya.mungkin ada faktor lain,yang bisa kita temukan."

"Kakek! Orangtuaku tidak tahu masalah kesehatanku bukan,"

"Tak perlu cemas,mereka sedang menjalani terapi untuk memulihkan pasca stroke berat yang mereka derita.kini,kau bisa bernafas lega."

"Syukurlah! Aku ucapkan banyak terima kasih, Kek!"

"Tuan Pelit-mu itulah yang berhak dapat ucapan terima kasih darimu."

"Aku ada urusan lain,Aku pergi dulu."

"Tuan!"

Dia pergi begitu saja..

***

Bersambung dulu..

Silahkan Baca bab berikutnya