webnovel

Guruku tersayang

Seorang wanita yang berasal dari kota yang bertugas di sebuah desa terpencil. Banyak halangan dan rintangan yang harus di hadapinya di sana. karena di desa itu masyarakat tidak begitu peduli dengan pendidikan. Para guru hanya bertahan beberapa tahun di sana. setelah itu mereka akan pindah. Namun gadis ini terus bertahan karena jiwanya terpanggil akan kemajuan anak didiknya di desa itu. Mampukah gadis itu bertahan dengan semua keterbatasan di desa itu?

dian18051984 · Teen
Not enough ratings
4 Chs

Tak mudah merubah kebiasaan seseorang.

Tiba-tiba saja Juragan itu telah berdiri di belakang Ayu. Laki-laki itu memeluk pinggang Ayu mesra dan langsung mencium bibir gadis itu. Lina menatap kaget dan segera mengalihkan pandangannya karena sepertinya Sang Juragan dengan sengaja mempertontonkan aksinya di depannya.

Sementara Ayu, berusaha melepaskan diri karena malu dengan perlakuan suaminya itu di depan gurunya ini.

Laki-laki itu melepas ciumannya dan terkekeh geli melihat wajah kedua gadis itu. Bu Guru tampak kesal, sementara wajah Ayu merah karena malu setengah mati.

"Cepat kemas pakaianmu. Kita langsung berangkat! " Kata pria itu menatap Ayu datar.

"Tapi Juragan... Bu Guru..., " Perkataan Ayu terhenti karena Sang Juragan memotong pembicaraan nya.

"Aku ingin bicara dengan gurumu. Segeralah berkemas! " Ayu segera masuk ke dalam rumahnya dan berkemas.

"Ada yang ingin Anda bicarakan Bu Guru? " Tanya laki-laki yang berusia kurang lebih 30 Tahun ini, dan telah mencatat rekor menikahi 10 perawan desa dalam kurun waktu 7 Tahun ini. Laki-laki itu menjelajahi tubuh Bu Guru cantik itu dengan pandangannya sehingga membuat gadis itu menjadi risih dan kesal. Dia merasa sangat dilecehkan.

"Kenapa kau menikahi gadis di bawah umur? " Tanya Lina kesal. Laki-laki itu malah tertawa lepas

(Kisah Ayu akan ku bikin tersendiri nantinya dengan judul "Kupu-kupu malam" . Tapi gak dalam waktu dekat ini 😅😅) .

"Bu guru yang cantik..., di desa ini anak gadis seusia Ayu memang sudah menikah, Neng bisa liat sendiri, tidak ada anak perawan yang berusia 17 tahun di desa ini. Apa Neng juga ingin menikah sama Aa'? Tanya Pria itu tersenyum mesum.

Lina melotot kesal. Salah seorang teman mengajarnya di sekolah masih belum menikah, usianya sudah 20. Tapi keluarga nya sudah panik mencarikan jodoh untuk anak gadisnya itu. Mereka takut anaknya akan jadi perawan tua.

"Bagaimana Bu Guru? Siapa tau, darimu aku bisa memperoleh keturunan. Karena Istriku yang lain tak sanggup memberiku keturunan! " Kata laki-laki itu sambil mengusap bibirnya dengan ibu jarinya.

Lina semakin Jijik mendengar perkataan laki-laki itu.

"Permisi! " Kata Gadis itu lalu berbalik dan meninggalkan pria ini. Sementara laki-laki itu masih menatap kepergiannya tanpa melepas pandangannya dari tubuh Lina.

"Kau yang impoten atau Istri-istrimu yang tak bisa memberi keturunan? " Gumam Bu Guru cantik ini kesal.

Dia merasa sedih, karena salah seorang muridnya harus putus sekolah karena dinikahkan dalam usia yang masih belia. Tapi mau bagaimana lagi? Di desa ini mereka memang menikah dalam usia belasan dan pada umumnya hanya nikah siri. Sesuatu yang amat merugikan bagi seorang wanita.

"Buk,! Dari mana? " Lina dikagetkan oleh suara yang memanggilnya. Salah seorang murid perempuannya ada di sana.

"Kenapa tadi tidak sekolah? " Tanya guru cantik itu setelah bisa menguasai diri nya.

"Kakakku tadi nikah Bu, makanya aku tidak sekolah. " Jawab Iis sedikit gugup.

"Ayu kakakmu? "

"Iya, Kak Ayu yang paling tua. Lalu Kak Bimo, dan aku anak ke tiga. Kak Bimo ga sekolah lagi. Adikku ada 4 orang lagi.! " Jawab gadis itu. Bu guru itu bernafas lelah. jadi mereka ada 7 orang dan Ayu paling tua. Pantas saja gadis itu tampak begitu dewasa, pembawaan nya juga tenang, tak seperti anak-anak di kota yang masih sibuk dengan dunia remaja mereka.

"Besok kamu sekolah ya! " Pinta guru itu dengan suara lembut.

"Baik Buk!" Jawab Iis bernafas lega.

Lina membelai kepala siswinya itu, lalu tersenyum dan pergi meninggalkan gadis kecil itu.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Hari terus berganti, namun tak banyak perubahan yang ada di sekolah itu. Ternyata tak mudah untuk merubah kebiasaan seseorang. Apalagi kurang mendapat dukungan dari sekitar.

Lina merasakan sesuatu pada tubuhnya setiap malam mulai menjelang, rasa yang tak bisa dipahaminya, karena dia tak pernah merasakan hal ini sebelumnya.

Hal itu bermula saat Bu guru itu menemui salah seorang muridnya yang sudah beberapa hari tidak hadir ke sekolah. Ternyata orang tuanya tak mengizinkan anak itu untuk melanjutkan sekolah lagi dengan alasan butuh tenaga tambahan untuk mencari penghasilan. Lina memberikan nasehat panjang lebar, namun tidak berpengaruh. Sepertinya mereka hanya butuh anaknya bisa tulis baca, selain itu tak ada lagi. Mereka tak mau berkhayal terlalu tinggi anaknya akan menjadi ini dan itu setelah dewasa. Terlalu lama untuk menghasilkan uang.

"Buk..., Setidaknya biarkan dia tamat SD dulu, kalau tidak mau lanjut sekolah lagi. Kan sayang, cuma satu tahun lagi, sekurang-kurangnya dia dapat ijazah SD. Nanti juga bisa masuk paket B dan paket C, jika mau! " Bujuk Guru cantik itu tampak sedih.

"Halah, ijazah gak bisa ngenyangin perut. Buat apa repot-repot! " Kata Ibu itu ketus. Saat itu seorang wanita paruh baya menghidangkan minuman untuknya. Bu Lina jadi khawatir. Dia ingat pesan temannya jangan asal makan dan minum di rumah orang.

"Silahkan diminum Buk! " Kata perempuan itu..

"Terima kasih Buk, tapi saya baru saja minum!" Jawab Lina ramah.

"Ibu saya sudah susah susah bikinin masa gak diminum? " Celetuk seorang cowok yang kira-kira seusia dengan dia yang dari tadi menatapnya sambil duduk di sudut ruangan.

"Tapi saya benar-benar tidak haus! " Jawab Lina sedikit segan.

"Ya udah, kalau begitu aku yang minum! " Kata laki-laki itu berjalan ke arah Lina, mengambil minuman itu dan meneguknya hingga habis.

"Gus, Kamu gak sopan!" Bisik wanita paruh baya itu.

"Lah, dia gak haus bu, dari pada mubazir! " Jawab pria itu santai. Lina hanya terdiam. Lalu izin pamit kembali pulang.

Dengan sopan dia menyalami semua orang, pada saat bersalaman dengan pria itu, Guru cantik ini merasa aura panas mengalir dari telapak tangannya. Dengan kaget Lina menatap Agus.Pria itu tersenyum sambil menatapnya tajam.