webnovel

Gravito [Bahasa Indonesia]

Hanya seorang pemuda yang terlahir kembali di MHA dengan kekuatan Fujitora. - - [Sumber cover book diambli dari Pinterest] - -

sempiternal · Anime & Comics
Not enough ratings
6 Chs

2 (Revisi)

(POV Rentaro)

Sudah 4 tahun semenjak aku dilahirakan di dunia ini. Rutinitas ku selama ini hanya tidur, bangun, mandi, makan, minum susu lalu tidur lagi. Selama 4 tahun ini tidak ada kejadian yang spesial di dalam hidupku.

Sekarang aku sedang berada di dalam mobil. Dalam perjalanan menuju arah rumah sakit. Aku ke rumah sakit bukan karena sedang sakit, melainkan aku ke rumah sakit untuk mengetahui kekuatanku atau bisa di bilang quirk. Ya aku sekarang berada di dunia Boku no Hero, yang hampir 80% penduduk bumi mempunyai quirk, dan quirk biasanya akan bangkit pada saat umur 4 tahun.

Pada saat pesta ulangan tahun ku yang ke 4. Aku secara tidak sengaja mengaktifkan kekuatan ku secara tidak sengaja, orang tua ku yang melihat kekuatan ku langsung terkejut karena kekuatan ku mirip seperti kekuatan ibuku. Sebenarnya aku sudah mengetahui apa quirk ku, tapi untuk tidak di curigai kedua orang tua ku dan sekalian memverifikasi quirk ku. Aku akhirnya setuju untuk di bawa ke rumah sakit.

Selama 4 tahun ini aku juga sudah mengetahui sejarah tentang keluargaku. Keluarga ku bisa di bilang cukup kaya, mungkin kekayaan keluargaku hampir setara dengan keluarga Yaoyorozu. Juga keluargaku cukup terkenal di kalangan masyarakat umum maupun elite. Keluarga ku sudah ada sejak dari jaman dahalu, lebih tepatnya sejak jaman Edo. Kami dikenal sebagai keluarga samurai yang terakhir di zaman ini. Selain di kenal sebagai keluarga samurai, kami juga terkenal dengan produksi senjata kami. Penjualan senjata keluargaku sering di ekspor ke berbagai belahan dunia.

Quirk ayahku, memungkinkan dia untuk mengeraskan bagian tubuh atau barang yang dia pegang. Dia juga mempunyai indra keenam yang memungkinkan dia bisa menebak apa gerakan musuh selanjutnya, selain itu ia juga bisa merasakan keberadaan seseorang di sebuah tempat bahkan dari jarak jauh. Quirk ini seperti Kenbushoku dan Busoshoku Haki yang ada di anime one piece. Dan quirk ibuku, dia bisa memberi tekanan ke benda hidup atau mati. Tapi sayangnya ibu ku tidak bisa memaksimalkan quirknya di karenakan mempunyai tubuh yang lemah, karena untuk mengaktifkan quirknya dia membutuhkan tenaga dan stamina yang banyak. Jadi dia hanya bisa memberi tekanan ke benda mati yang ukurannya kecil.

"Ren, ayo kita sudah sampai." kata ayahku sambil membuka pintu mobil. mendengar itu aku segera terbangun dari lamunan ku.

——————————————————

Setelah selesai melakukan semua test. Akhirnya dokter datang untuk memberi tahu hasil test.

"Hasil dari test menunjukan bahwa Rentaro-sama mempunyai quirk yang serupa dengan kedua orang tuanya. Dan kekuatan tekanannya lebih kuat dari quirk ibunya, lebih tepatnya Rentaro-sama bisa memanipulasi gravitasi." jelasnya sambil memberi berkas yang berisi data hasil test ke orang tua ku.

Ayahku mendengar itu, dia langsung tertawa sambil memegang pundak ku. Bangga karena anaknya mewarisi quirknya.

"Selamat Ren, karena kamu sekarang sudah mempunyai quirk. Berarti kita akan sering ketemu di tempat latihan." sambil memegang pundak ku dengan erat. Di mukanya terukir senyum yang sangat lebar, senyum itu bukan senyum bahagia melainkan senyuman jahat.

Mengetahui itu, aku segara menatap ibu ku dengan mata memohon. Sadar dengan tatapan itu, dia hanya menggelengkan kepalanya, lalu dia mendekati ku dan mengelus kepala ku dengan lembut.

"Tidak apa-apa Ren, lagipula selama ini kerjaanmu hanya bermalas-malasan." ucapnya, sambil memberi senyum yang lembut.

Mendengar itu aku sudah pasrah dengan takdir ku.

——————————————————

(POV 3)

Di sore hari dikediaman Satomi lebih tepatnya di dalam dojo. Terlihat pemuda dengan wajah yang sangat cantik dan feminine. Mempunyai rambut hitam yang panjangnya se pundak, ujung rambutnya memdudar menjadi berwarna biru. Alis nya tipis, iris berwarna hijau pucat, berhidung mancung dan mempunyai bibir yang tipis.

Orang itu tidak lain adalah Rentaro Satomi. Banyak yang bilang mukanya hampir 11/12 dengan ibunya.

Sekarang dia sedang terkulai lemas di lantai, sambil menatap ke arah langit-langit dengan nafas yang ter engah-engah. Dari tubuhnya keluar keringat bercucuran sampai membasahi pakaiannya. Dia baru saja menylesaikan latihan rutinnya bersama Ayahnya.

Takeda yang sedang berdiri depan anaknya merasa terkesan dengan perkembangan anaknya selama 6 tahun ini. Rentaro selama latihan dia selalu menggunakan quirknya untuk memberi tekanan ke tubuhnya. Sekarang Rentaro sudah bisa menahan tekanan seberat 450 Kg. Selama latihan dia sadar ada yang aneh dengan tubuhnya. Semakin sering di latih, tubuhnya semakin kuat dan tidak memperlambat pertumbuhannya. Sekarang tinggi Rentaro kira-kira mencapai 5'5 lebih tinggi dari anak-anak seusianya. Dan juga terlihat otot-otot tubuhnya yang sudah mulai terbentuk.

Rentaro semenjak dia mendapatkan quirknya, hidupnya berubah 180° derajat, dia merasa seperti yang awalnya berada di surga lalu di paksa masuk ke neraka. Setiap paginya dia dipaksa oleh ayahnya untuk berlari memutari halaman rumah. Kadang juga ia disuruh untuk mendaki gunung sambil mengaktifkan quriknya untuk memberi tekanan ke tubuhnya. Setelah itu siang harinya Rentaro latihan Kendo bersama ayahnya dan di sore hari dia latihan cara menggunakan haki.

'Seperti nya dia sudah siap untuk melakukan 'itu'.' pikir Takeda. ia sudah memikirkan ini sejak lama tapi ia belum menemukan waktu yang tepat untuk melakukan itu.

"Ok Ren, sekarang ikut ayah keluar." ucap Takeda dengan nada yang serius, tanpa menunggu jawaban dari anaknya ia segara keluar dari dojo.

Rentaro yang mendengar ini, ia terkejut. Karena ayahnya jarang sekali bicara dengan menggunakan nada yang serius. Dia tau kalau ayahnya berbicara dengan nada yang serius, pasti ada sesuatu yang hal penting. Saat keluar dari dojo, dia melihat kedua orangtuanya sedang berbicara. Dari raut wajah ibunya terlihat bahwa dia sedang khawatir.

"Sayang apa kamu yakin untuk melakukan 'itu' sekarang?" tanya Shizuka dengan nada yang khawatir, sambil menyerahkan katana kepada suaminya. Melihat itu Takeda segera mengambil katana itu dan menenangkan istrinya dengan mengelus kepalanya.

"Tenang saja sayang, aku sudah memikirkan ini sejak lama." dengan suara yang lembut sambil menenangkan istrinya. Tau suaminya sudah teguh dengan pilihannya, ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Shizuka hanya berharap anaknya tidak akan kenapa-napa.

Rentaro yang melihat ini dari jauh, dia merasa seperti ada yang aneh dengan kelakuan kedua orang tuanya.

"Ayo Ren." ucap Takeda. Medengar itu Rentaro langsung mengikuti ayahnya.

"Semoga kamu akan baik-baik saja ya Ren." ucap Shizuka dengan nada yang pelan. Walaupun suaranya sangat pelan Ren masih tetap bisa mendengar ucapan ibunya.

'Baik-baik saja?!? Tuhkan bener! dari awal firasatku enggak enak, kira-kira aku mau di bawa kemana ini?' Rentaro sempat berpikir dia akan di suruh untuk survive di alam liar, tapi yang dia pikiran salah.

Dia dibawa ke dalam basement oleh ayahnya. Di dalam basement hanya ada perabotan rumah yang sudah tidak terpakai seperti lemari, meja dan yang lainnya. Sesampainya di sana, ayahnya berjalan menuju ke arah tembok yang persis berada di sebelah lemari. Lalu dia menyentuh tembok itu. Saat di sentuh, tembok itu mengeluarkan cahaya seperti menscan tanganya. Saat cahayanya menghilang tiba-tiba pintu lemari yang ada di sebalah tembok itu langsung terbuka. Siapa yang menyangka kalau lemari itu sebenarnya adalah pintu rahasia. Dilihat dari luar tidak ada yang spesial dari lemari tersebut, bentuknya seperti lemari pada umumnya berwana coklat dan mempunyai dua pintu. Rentaro melihat ini terkejut karena dia baru tahu kalau di rumahnya ada ruangan rahasia seperti di film-film.

Tanpa banyak banyak bicara, Takeda langsung masuk kedalam lemari itu sambil memberi kode ke Rentaro menggunakan tangannya untuk mengikutinya. Melihat kode itu Rentaro segara masuk kedalam lemari itu. Sesampainya di dalam, dia memperhatikan ruang rahasia itu, yang terlihat hanya lorong yang panjang dan di ujung jalannya terdapat satu sel

tahanan. Mengikuti ayahnya dari belakang ia segara sampai di depan sel tahanan tersebut.

Di dalam sel tahanan itu terlihat seseorang yang sedang di ikat di kursi, mulutnya di lakban dan matanya di tutup dengan sebuah kain berwarna hitam. Melihat itu Rentaro segara menatap ayahnya dengan tatapan yang bingung. Mengetahui maksud tatapan itu, Takeda segera menjelaskan maksud dari semua ini.

"Setiap generasi keluarga Satomi di saat mudanya pasti akan melakukan tes ini. Tes nya adalah kamu harus bisa membunuh orang yang ada di depan mu." ucap Takeda kepada Rentaro dengan nada yang serius, sambil menyerahkan katana yang dari tadi dia bawa.

"?!?HAH?!? yang bener aja?!?" ucap Rentaro dengan nada terkejut. Mendengar suara teriakan. Orang yang sedang di sekap segara sadar kembali dan mencoba melepaskan diri dari ikatan tapi sayang... usahanya sia-sia.

Mendengar jawaban anaknya, Takeda hanya memberi tatapan tajam ke arah anaknya. Melihat tatapan itu, Rentaro segera membuka katana yang di bawa oleh ayahnya.

Dengan tangan yang gemetar dia menarik katana dari sarungnya. Didalam pikiran dia, ia mengalami dilema karena di kehidupan sebelumnya dia belum pernah membunuh dan di dunianya dahulu membunuh adalah tindakan yang tabu. Tapi dia sadar, di masa yang akan datang pasti dia akan di hadapkan dengan permasalahan yang seperti ini lagi.

Takeda yang melihat Rentaro sedang gelisah dan grogi, ia mendekatkan kepalanya ke arah telinga anaknya.

"Kalau kamu seperti ini di dalam pertarungan, kamu pasti sudah mati sebelum kamu menarik katana mu. Dalam keadaan seperti ini kamu jangan ragu untuk mengambil keputusan. Kamu tau kenapa orang ini bisa seperti ini?" bisik Takeda di telinga anaknya. Rentaro yang di tanya seperti itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Melihat reaksi anaknya Takeda hanya tersenyum jahat.

"Dia mencoba meracuni makanan ibu mu, untung saja waktu itu ibumu tidak jadi makan gara-gara ayahmu merasa ada yang aneh dari makanan itu. Coba kamu banyakan, kalau dia memakan itu, pasti ia sekarang sudah tidak ada lagi di dunia ini. Ren ingat untuk menjaga orang-orang yang kamu cintai di dunia ini, kamu harus melakukan apapun itu walaupun bayarannya nyawa sekalipun. Dan juga Ren, simpan perasaanmu hanya untuk seseorang yang peduli kepadamu." mendengar itu semua Ren seperti terhipnotis dan sudah tidak dilema lagi dengan pikiran dan perasaan nya.

Senang karena berhasil meyakinkan anaknya, Takeda tersenyum puas melihat wajah anaknya yang asalnya khawatir dan grogi, berganti menjadi wajah percaya diri yang yakin atas pilihannya. Karena tugas dia sudah selesai ia segara menjauh dari dekat situ untuk memberi ruang untuk anaknya.

Rentaro yang sejak tadi sudah mengeluarkan katananya. Dia mengangkat katananya dan mengarahkan ujung katana tersebut ke orang yang ada di depannya, menghiraukan suara dari orang yang ada di depannya ia segara menebas katananya ke arah kepala orang yang ada di depannya. Orang tersebut tewas seketika, karena kepalanya terputus dari tubuhnya.

Melihat kejadian itu semua, Rentaro segera memuntahkan sisa makanan dari di dalam perutnya. Setelah selesai ia segara keluar dari basement, ayahnya sudah keluar dari tadi untuk memberi waktu agar ia bisa beradaptasi dengan hal seperti itu.

Diluar, Rentaro langsung di sambut oleh ibunya. Shizuka yang melihat wajah anaknya pucat, ia segara memeluk anak nya dengan erat, sambil menenangkannya dengan mengelus punggung anaknya. Rentaro yang merasa tenang gara-gara tindakan ibunya, ia segera membalas pelukan sang ibu dengan tangan yang masih bergetar.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••

•> Penampilan Ibunya mirip sama Kotoha Hashibira

•> Penampilan Bapaknya bisa buka link ini ( https://www.pinterest.com/pin/716353884467712944/ )

•> Rentaro Satomi mirip Inosuke

btw gw udah punya ide buat heroinenya. gw mau jadiin melissa sheild jadi heroinenya.

chapter ini baru gw revisi soalnya banyak typo jadi gw revisi dan ini pertama kali gw bikin cerita sepanjang ini. sumpah dah di akhir chapter gw pusing banget, gara-gara bingung cara bikin orang melakukan pembunuhan dan orang yang melakukan itu semua dia asalnya dari dunia yang menganggap membunuh adalah hal yang tabu. sumpah gw mikir keras bet, tapi gimna menurut lo semua? pas bagian itu terlalu maksa atau enggak? komen di bawah ya

sempiternalcreators' thoughts