webnovel

Ghosthing

Kehidupan rivan tidak bisa normal kembali setelah dia mengalami kecelakaan. setelah dia dapat melihat hal-hal yang diluar nalar rivan sering membantu roh-roh gentayangan untuk tenang di dunia. namun suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita misterius yang datang ke kehidupannya. seketika kehidupannya yang sudah tidak biasa menjadi lebih tidak biasa setelah bertemunya.

Roa_Blavatzky · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

Chapter 0

Pernakah kamu merasa tidak dapat mengingat apapun dalam hidupmu? mungkin ini adalah pertanyaan yang selalu di ingat kepada orang yang memiliki permasalahan ingatan atau yang lebih parah memiliki amnesia.

Dan sekarang aku hanya dapat tergeletak di sebuah ranjang yang ada di rumah sakit. dokter mendiagnosa penyakit yang kuderita sebagai amnesia karena tidak dapat mengingat identitas diriku dan masa lalu ku. Dokter memberitahukan kepada ku aku mengalami kecelakaan mobil disaat bersama kedua orang tua ku aku mengalami koma selama 1 bulan karena luka yang dialami oleh kepalaku. Naas nya, Ibu ku meninggal dalam kecelakaan tersebut dan ayahku ironis nya hanya mengalami luka ringan yang diderita nya.

Aku bersyukur masih bisa untuk hidup. namun aku tidak bisa mengingat siapa kedua orang tua ku sebelumnya.

Bahkan, aku tidak bisa merasa bersyukur atas keselamatan ayahku atau kesedihan karena ibu ku meninggal karena aku tidak bisa mengingat siapa kedua orang tersebut.

Walaupun permasalahan amnesia ku masih terjadi aku lebih khawatir dengan penglihatanku sekarang, karena sekarang aku dapat melihat seorang wanita yang pucat berada di ruangan ini sambil melihat diriku. Orang tersebut menggunakan pakaian pasien rumah sakit dan dia duduk di kursi di ruanganku. dia mempunyai perban di kepala nya dan salah satu mata nya tidak ada.

Aku menanyakan mengenai penglihatanku kepada dokter yang merawatku di rumah sakit. namun dia menjelaskan tidak melihat apa yang kulihat. dokter pun berspekulasi aku mengalami gangguan penglihatan karena kecelakaan yang dialami sehingga menciptakan sebuah halusinasi di pikiranku.

Aku tidak mempercayai diagnosa dokter lakukan kepadaku karena entah bagaimana aku bisa merasakan aura dari orang tersebut. Aku bisa merasakan bagaimana orang tersebut mengalami kesedihan yang mendalam.

Dan karena hal tersebut aku takut.

Aku takut untuk bisa merasakan aura orang-orang tersebut karena hal tersebut selalu membuatku terjaga selama malam hari. Aku takut untuk menatap nya dan mencoba untuk berbicara dengan nya pun aku takut.

sampai pada keesokan hari nya, aku tidak dapat menahan rasa takutku yang membuatku untuk kabur dari rumah sakit.

Aku lari dari kamarku dan melihat banyak aura-aura yang dapat kurasakan dari berbagai tempat dirumah sakit ini. mereka terasa seperti kesedihan, kebencian, kegelisahan dan berbagai aura negatif yang kurasakan.

dalam pelarianku, aku jatuh dari tangga darurat yang ku lewati. Saat aku terbangun dan mengecek sekitarku aku melihat ada seseorang yang berdiri di sampingku dan hal yang membuatku seram ialah orang tersebut tidak memiliki rahang nya lagi dan hanya menatapku dengan kedua mata yang mati akan kehidupan.

Aku panik karena ketakutan yang kualami saat melihatnya dan aku langsung bergegas untuk kembali kabur dari rumah sakit tersebut.

Beberapa menit berlalu, aku yang masih mengenakan pakaian pasien ku duduk di sebuah kursi yang berdekayan dengan sebuah danau yang dekat dengan rumah sakit. nafasku masih terengah-engah karena kabur dari rumah sakit. Aku merasa capek setelah kabur dari rumah sakit karena tubuhku dipaksa untuk bergerak extra sehabis aku sadar dari koma ku.

Di danau ini, aku merasa damai tanpa rasa gelisah yang kurasakan sebelum nya. hal ini terasa nyaman dan duduk di kursi ini saja dapat membuatku untuk bisa istirahat dari berhari-hari merasa terjaga di rumah sakit.

"Permisi nak, boleh saya untuk duduk di kursi ini untuk memancing?"

Aku melihat ke seorang kakek yang memanggilku, dia membawa sebuah alat pancing dan ember yang berisi umpan buat memancing.

"Silahkan pak, Saya baru beristirahat sejenak disini"

Kakek itu pun duduk di samping ku sambil mengambil umpan untuk pancingan nya. lalu melemparkan pancingan nya ke danau.

"Tumben sekali loh disini ada orang, Biasa nya aku sendirian mancing disini sambil menikmati udara segar."

"saya barusan sedang mencari udara segar kebetulan saya menemukan tempat ini di dekat rumah sakit."

"ohh, dari rumah sakit? pasti kamu mencari udara segar karena bosan disana atau makanan rumah sakit yang membuatmu kabur kesini ya?"

"Ya bisa dibilang seperti itu sih"

aku tertawa karena ucapan kakek tersebut. gak salah sih mengenai makanannya tapi di kasusku aku tidak tahan dengan melihat orang-orang yang kulihat di rumah sakit.

"Heh.. mungkin lebih dari itu ya? habisnya kau sempat terlihat gelisah. coba ceritakan aj mungkin saya bisa membantu kau semampuku."

Aku tersenyum terhadap penawaran nya, mungkin jika aku bercerita tentang masalahku aku dapat merasa sedikit meringankan beban batinku walaupun tidak menyelesaikan permasalahan.

"hmm... darimana mulai nya ya? mungkin aku mulai dari awal aku terbangun dari koma. beberapa hari yang lalu aku siuman dari koma yang ku alami. ternyata aku bangun pun tidak menyelesaikan masalah tapi menambah masalah karena aku tidak bisa mengingat apa-apa tentang diriku, orang tua ku, atau pun teman-temanku." aku jujur mengenai amnesia yang ku alamin

"uhmm... saya turut berduka atas nasibmu nak. tapi seingat saya amnesia akan hilang jika penderita nya pergi ke tempat yang pernah dia datangin. pasti nya penderita nya membuka mental trigger yang membuat alam sadar nya ingat tentang kejadian yang pernah di rasakan nya mungkin? saya cuma membaca dari jurnal kesehatan yang pernah saya baca sih."

Aku tersenyum terhadap solusi dari kakek berikan. mungkin aku harus pergi ke beberapa tempat yang bisa membuat diriku ingat siapa identitas diriku sebenarnya.

"Tapi, ada beberapa kasus amnesia yang tidak bisa disembuhkan dan bagi penderita nya bisa menjadi sebuah awal yang baru untuk kehidupan nya. itu skenario terburuknya sih tapi kalau memang kejadian ya kita harus berdamai dengan diri kita sendiri dalam menghadapi nya." lanjut kakek itu sambil tertawa.

Ya

skenario tersebut bisa saja terjadi terhadap diriku sekarang. Mau gak mau jika terjadi aku harus bisa untuk mengatasi nya.

"Iya" aku tertawa mendengar pendapatnya. "Tapi masalahku yang sekarang bukan amnesia saja. tapi setelah aku bangun dari koma ku aku melihat hal-hal yang tidak bisa dijelaskan."

"Ohh, memangnya hal apa yang kau lihat?"

"Percaya atau tidak, aku sekarang dapat melihat roh-roh gentayangan dan merasakan aura yang mereka punya. aura mereka terasa.....buruk? aku tidak bisa menjelaskan nya karena aura mereka terasa kelam dan kadang membuatku takut."

kakek itu pun tersenyum mendengarkan penjelasanku.

"Aku yakin roh-roh yang kau lihat sebelum nya adalah orang-orang yang semasa hidup nya memiliki masalah yang terbawa sampai kematian. mungkin alam sana tidak menerima roh yang masih memiliki masalah sewaktu hidup nya dan roh yang tidak tenang itu harus menyelesaikan masalah."

kakek itu tertawa "ironis nya mereka sama sekali tidak bisa melakukan apa apa selain menunggu. mereka tidak dapat berbicara dengan orang hidup atau pun makan dan minum. mereka hanya jadi roh tersesat di dunia ini."

"Jadi roh tersebut akan pergi ke alam sana jika kita membantu nya dalam menyelesaikan masalah?" tanyaku.

"Mungkin ya, Point yang kumaksud juga kemungkinan kamu tidak bisa sembuh dari penglihatan yang sekarang tapi memberikan pengertian tentang roh seharusnya bisa memberikan penjelasan roh hanyalah orang mati yang tersesat di dunia ini."

mendengar perkataan kakek tersebut. aku sekarang tidak merasakan ketakutan melainkan iba terhadap roh yang kulihat di rumah sakit.

mereka cuma ingin untuk berdamai dengan diri mereka yang di dunia. tapi pikiran dia tidak bisa masuk ke dalam alam sana.

mungkin aku harus belajar untuk bisa menerima mereka di kehidupanku sekarang.

dan membantu mereka pergi ke alam sana.

aku tersenyum kepada solusi yang diberikannya. Lalu aku melihat kakek tersebut mendapatkan seekor ikan yang dia dapatkan dari danau.

"Udah dapet aj ikan nya. yasudahlah" kakek itu pun menyimpan tangkapannya ke dalam plastik yang disediakannya. kayanya dia akan pergi sebentar lagi.

"Uhmm... kakek, terimakasih yaa atas solusi nya. kayak nya setidaknya saya merasa beban nya berkurang."

kakek itu pun tersenyum kepadaku sambil dia bersiap untuk pergi.

"Bukan apa-apa kok, disini juga jarang ada temen ngobrol jadi terimakasih nemenin juga di danau ini ya" lalu dia berjalan pergi dari danau.

tapi dia pun berhenti sebentar dan mengecheck kantong baju celana nya dan memegang kacamata. lalu dia pun berjalan kembali ke diriku dan memberikan kacamata tersebut.

"Aku lupa untuk memberikannya ke kau. tapi kacamata ini mungkin bisa membantumu untuk mengatasi masalah penglihatanmu. sama seperti kacamata ini membantuku juga waktu muda"

aku mengambil kacamata tersebut dan mengenakannya. entah bagaimana aku merasakan sensasi yang berbeda saat mengenakannya.

"Terimakasih kek atas kacamata nya sekarang aku merasa penglihatanku jadi... normal" aku menoleh ke kakek yang memberikan kacamata namun aku tidak melihat ada nya kakek di dekatku.

aku melihat ke sekelilingku namun tidak melihat seorangpun di dekatku.

mungkin dia sendiri juga seorang roh yang gentayangan di danau ini.

====

siang berlalu dengan cepat saat berada di danau. dan sore hari aku kembali ke rumah sakit sambil mengenakan kacamata yang diberikan.

Di rumah sakit aku tidak merasa takut lagi karena roh yang gentayangan. bukan karena aku mengerti mengenai roh nya.

roh nya tidak terlihat.

namun disaat aku melepaskan kacamataku. aku bisa melihat kembali roh-roh dan aura yang ada di rumah sakit.

aku ditegur oleh dokter yang merawatku karena kabur dari rumah sakit. aku beralasan ingin pergi untuk mencari udara segar dari rumah sakit. selain itu juga aku tidak bisa jujur kepada nya tentang masalahku.

setelah ditegur dokter memberitahukan kepadaku bahwa ayahku akan datang esok hari untuk menjemputku. aku tidak tau seperti apa ayahku dan mungkin dia tidak bisa datang disaat aku siuman lagi sibuk dengan pekerjaannya.

malam hari aku masih belum bisa tidur tanpa terjaga. roh yang bersamaku di kamar ini masih melihatku saat tiduran. aku teringat pembicaraanku dengan kakek tadi siang dan mungkin aku bisa untuk membatunya untuk pergi ke alam sana.

aku beranjak dari ranjangku dan berjalan mendekati roh tersebut.

"gimana ya mulai nya, beberapa malam gw merasa terjaga karena kehadiranmu ini.. "

roh tersebut hanya melihatku dengan tatapan kosong nya. kayaknya aku harus jujur ke dia untuk membantunya.

"Uhmm... denger ya, gw tau ini aneh tiba-tiba ada orang asing datang ke roh penunggu di ruangan ini."

dia masih diam tanpa memberikan komentar.

"tapi, gw disini belajar dengan keadaanku yang sekarang. gw ingin membantumu untuk berdamai dengan diri kamu sendiri."

Roh tersebut melihatku dengan tertarik.

"gw melakukan ini untuk kita berdua, gw tidak merasa terjaga saat malam hari. dan gw juga ingin kau untuk bisa berdamai dengan masalah di dunia dan kembali ke alam sana."

Roh masih menatapku namun perbedaan dari tatapan nya sekarang

ada harapan di mata nya.

seperti dia sudah lama menunggu seseorang untuk mengatakan kepada nya. lalu dia pun mencoba untuk menunjuk ke ranjang aku.

"Tolong.... angkat kasur itu.... ambil surat yang ada di bawahnya... "

Aku mengangguk dan mencoba untuk mengangkat kasur tersebut dan melihat ada triplex untuk penyangga kasur. namun setelah aku lihat lagi ada 2 triplex sehingga aku mencoba mengambil triplex yang membawahi triplex dibawah nya. lalu aku melihat surat yang dimaksud dan memperlihatkan nya. seperti nya surat ini ingin dikirim ke seorang pria oleh roh nya semasa hidup nya dan alamatnya juga udah ditulis di surat nya.

"ini yang dimaksud?"

roh perempuan itu mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah, aku janji selesai aku pulih dan dapat pergi keluar rumah sakit aku akan mengantarkan surat nya ke seseorang yang ada di alamat tertuju okay." jawabku sambil tersenyum kepada nya.

lalu tubuh nya yang pucat mulai kembali ke tubuh saat dia hidup dan sekarang tubuhnya mengeluarkan aura yang lembut dan bercahaya. dia sekarang terlihat cantik dibandingkan dengan diri nya selama jadi roh gentayangan.

"Terimakasih atas kebaikannya." dia tersenyum untuk terakhir kali dan tubuh nya berubah menjadi orb cahaya yang lenyap keluar dari rumah sakit ini.

aku pun tersenyum melihat sebuah roh dapat kembali ke alam nya. lalu aku pun membuka jendela yang ada di kamarku dan melihat pemandangan bulan purnama dari kamarku

Indah

itu yang bisa kulihat sekarang dan mungkin aku bisa menjadi lebih baik dengan membantu roh-roh yang ada di luar sana.

dan aku bisa melihat senyum seperti itu lagi.

=====

Pagi hari nya aku dipertemukan dengan pria berumur 30an akhir. dia terlihat fit walaupun sudah kepala 3. dia pun membawa sebuah berkas di tangan nya. kayak nya itu berkas milik aku?

"Hi.. mungkin ini agak canggung, tapi bagaimana kabarmu?"

aku mengangguk kepada nya "Baik..."

"baik.. dokter telah memberitahukan kepadaku mengenai masalah yang terjadi denganmu."

Lalu dia memberikan berkas yang dipegang nya. "Bukalah berkas nya."

Aku membuka berkas nya dan melihat sebuah biodata serta foto diriku? karena terlihat lebih muda dari diriku sekarang.

Aku melihat nama dari biodata tersebut. Nama yang ditulis ialah Rivan Tiano Barasera. Umur 12 tahun. Tempat tanggal lahir Jakarta, 13 Juli 2000.

Apa ini identitas asli ku?

aku merasa familiar dengan nama tersebut sih dan setelah ku perhatikan muka pria tersebut dia terlihat familiar dan bisa saja dia adalah ayahku.

"Jadi... Kamu ayahku ya?"

Dia tersenyum senang karena pertanyaanku.

"iya, dan aku berharap kamu bisa ingat kembali dengan diri kamu dan maaf untuk tidak datang pada saat kamu siuman. ayah sedang diluar negeri jadi tidak dapat langsung menjenguk kamu."

lalu ayahku memelukku "Maafkan ayah tidak bisa datang lebih awal okay." suara nya mulai pecah karena memelukku.

aku membalaskan pelukan nya "Tidak apa-apa yah, aku tidak bisa menyalahkan ayah atas apa yang terjadi kok."

lalu dia melepaskan pelukan nya dan melihatku sambil tersenyum.

"Ayo, kita pulang dari sini rivan"

ayahku tersenyum senang karena bisa bertemu diriku.

aku juga tersenyum kepada nya dan mengangguk.

mungkin aku tidak tau siapa diriku sebelumnya.

tapi aku tau aku bisa merasakan lega ada yang mengenalku lagi.

*End*

AN : Hi!! ini karya pertamaku semoga karyaku bisa dinikmati oleh kalian dan kritik saran bisa diterima!

Thank you