webnovel

Chapter 7 Kembali ke 2053

3 jam berlalu Sasaki tidak juga kembali ke masa depan, seluruh peneliti panik karena tidak mampu menarik Sasaki kembali ke masa depan dengan Chronos. Sebelumnya para peneliti membuat aturan tentang durasi perjalanan waktu, perjalanan waktu yang dilakukan hanya berdurasi 1 jam, objek yang dikirim melintasi waktu akan ditarik secara paksa kembali ke masa depan setelah 1 jam berada di masa lalu.

Hal itu juga diberlakukan untuk Sasaki. Jika sudah 1 jam maka secara otomatis Chronos akan menarik paksa Sasaki dari masa lalu oleh sebab itu Sasaki tidak memiliki banyak waktu di masa lalu dan harus mengumpulkan bukti apapun caranya. Jika tidak dapat kembali ke masa depan maka objek akan dianggap hilang dalam waktu

Selain aturan penarikan secara paksa ada juga sistem darurat bernama Return yang terpaksa di seragam anti waktu untuk kembali ke masa depan. Sasaki yang manusia memiliki akal untuk mengambil keputusan, berbeda dengan Robot otomatis meski sudah dipasangan kecerdasan buatan tapi Robot otomatis bergerak berdasarkan protokol yang telah ditanam didalamnya.

Sasaki yang manusia bebas menentukan untuk kembali ke masa depan meski belum 1 jam di masa lalu. Dengan menggunakan sistem Return, Chronos akan langsung menarik balik Sasaki ke masa depan sekali saja oleh sebab itu pengaturan harus dilakukan terlebih dahulu setelah yakin akan kembali ke masa depan.

Sistem Return sengaja dibuat pada seragam anti waktu agar para Kadet nantinya bisa kembali ke masa depan setelah menuntaskan misinya. Rohan sebagai penciptanya sengaja membuat sistem yang bebas digunakan oleh para Kadet nantinya.

"Profesor Ben tolong anda kemari!" Panggil seorang teknisi perempuan berteriak kepada Ben yang berdiri jauh dari dirinya. " Ada yang aneh pak dengan sinyal seragam anti waktu!"

Ben bergegas mendekati teknisi perempuan tersebut. "Apa sinyalnya melambat," Ben menatap layar monitor yang menunjukan kondisi sinyal seragam anti waktu yang dipakai oleh Sasaki, sinyal itu muncul lalu menghilang dan muncul lagi di layar. "Perhatikan terus sinyalnya jika menghilang dan tidak kembali panggil aku segera!!!" Ben memberi peintah pada teknisi perempuan tersebut.

Pada seragam anti waktu dipasang alat khusus untuk mengirimkan sinyal ke Chronos, sudah berjam - jam Sasaki di masa lalu dan sinyalnya terbaca jelas namun tiba - tiba sinyalnya muncul dan menghilang berkali - kali. Sinyal yang melambat seperti itu menandakan keberadaan penggunanya, jika sinyal menghilang bisa jadi penggunanya menghilang dalam lintasan waktu atau meninggal di suatu masa.

Ben mengambil alat komunikasi di ruang uji coba Chronos dengan tergesa - gesa. Ia menghubungi seseorang, " Tolong panggilkan Jendral Thompson, situasi darurat di ruangan penelitian Chronos!" Ben mulai tidak dapat mengontrol dirinya, Ia ketakutan akan nasib Sasaki di masa lalu.

Rohan yang mendengar pembicaraan Ben terkejut diam, apakah ini pertanda bahwa uji coba ini gagal! Kenapa harus menghubungi Jendral saat seperti ini, apa professor sudah menyerah pada keadaan!

"Profesor, anda barusan."Ungkap Rohan dengan nada pelan.

Ben tahu apa yang ingin dikatakan Rohan. "Kita harus mempersiapkan kondisi terburuk, Rohan!" Balas Ben yang kemudian berdiri dekat portal Chronos berharap bisa menyambut Sasaki pulang.

Jika Sasaki tidak kembali juga dan sinyal dari seragam anti waktunya hilang maka Sasaki akan dianggap hilang dalam waktu dan uji coba ini akan dianggap gagal, semua peneliti terlihat mulai kehilangan harapan.

Thompson datang sendirian ke ruangan uji coba Chronos setelah mendapat kabar dari bawahannya, mendengar permintaan dari Ben, Thompson yakin ada hal buruk yang terjadi di ruang uji coba Chronos dan hal buruk itu berhubungan dengan Sasaki yang menjadi kelinci percobaan.

Thompson tiba dan langsung mendekati Ben, Ben menjelaskan semuanya pada Thompson Ia sudah berada diambang batas untuk mengambil keputusan. Ben menyerah dan meminta Thompson yang mengambil keputusan.

Thompson sudah mengira hal ini akan terjadi, sebagai salah satu dewan EDF yang bertanggung jawab penuh di Cherudim sudah jadi kewajiban Thompson untuk mengambil keputusan dikondisi genting apapun itu.

"Dengar semuanya! Sudah hampir 4 jam berlalu dari kepergian Profesor Sasaki ke masa lalu. Dengan ini Saya perintahkan sebelum 12 x 24 jam jangan matikan Chronos." Ujar Thompson memberikan perintah pada semua peneliti dan teknisi di ruang uji coba Chronos, Thompson membuat keputusan yang sulit untuk dilaksanakan.

Thompson percaya Sasaki akan kembali oleh sebab itu meski sinyalnya hilang jangan matikan Chronos agar Sasaki dapat kembali ke masa depan dengan sistem Return pada seragamnya.

"Tapi pak suplai energy tidak akan cukup jika lebih dari 10 jam.! Bisa terjadi ledakan di generator pusat yang terlalu panas." Seorang Teknisi memperingati Thompson. "Cherudim hanya mampu bertahan 10 – 12 jam saja pak! ini kita sudah hampir 4 jam bertahan, tinggal 6 sampai 7 jam saja mampu bertahan."

Thompson berteriak dengan lantang. " Itu cukup, pertahankan dalam 6 - 7 jam sisanya!"

"Baik pak!" Teriak semua orang yang juga percaya bahwa Sasaki akan kembali dengan selamat.

Semua teksnis lalu bergegas mengatur pemakaian energi pada Chronos, beberapa energi ditarik dari ruangan - ruangan yang sedang tidak terpakai, pengumuman pun dibuat melalui pengeras suara.

"Untuk penstabilan tenaga maka beberapa aliran listrik di Cherudim akan dimatikan beberapa waktu. tolong semua memeriksa keperluan listrik di ruangan masing - masing. terima kasih."

Jayden yang mendengar pengumuman itu segera keluar dari kamarnya, Jayden tahu kenapa perlu penstabilan listrik karena ada masalah dengan Chronos. Ayahnya belum kembali pasti terjadi sesuatu di ruang uji coba Chronos.

*****

9 jam berlalu dan Sasaki belum menunjukan tanda - tanda kembali, sinyal dari seragam anti waktunya juga sudah menghilang dari 3 jam yang lalu. Resah, gelisah dan ketakutan dirasakan semua orang yang berada di ruang uji coba Chronos. Atmosfer ketakutan yang sungguh luar biasa yang membuat kaki gemetar dan mata mengeluarkan air mata.

9 jam 57 menit berlalu, di 3 menit sebelum 10 jam berlalu tiba - tiba sebuah keajaiban terjadi. Portal Chronos mendadak pecah mengejutkan semua orang.

"Kenapa ini?"

"Ada apa ini, semuanya lihat ke portal...!!!"

"Segera periksa ulang Chronos!"

Semua orang kebingungan dan panik, baru pertama kali portal Chronos pecah. Portal yang pecah membuat lorong ruang dan waktu yang tidak stabil muncul.

Seseorang muncul dari ruang dan waktu yang tidak stabil tersebut.

"Profesor Sasaki!!!" teriak Rohan melihat bayangan seseorang dengan seragam anti waktu.

"Pak…"

"Pak!!"

"Profesor!!!"

Sasaki berjalan layaknya orang buta dari dalam lorong tersebut menuju pecahan yang menjadi pintu keluarnya, Sasaki mengulurkan tangannya keluar lalu disambut oleh Ben yang menariknya keluar dengan sekuat tenaga.

Sasaki yang tiba lalu terjatuh tak sadarkan diri. Semua orang berlarian mendekati Sasaki yang terbujur kaku lemah tak berdaya.

"Cepat panggil para medis!" perintah Thompson yang menyaksikan kepulangan Sasaki.

Sasaki segera dilarikan ke ruangan perawatan medis dengan ranjang berjalan karena kondisi fisiknya yang melemah, nampak tubuhnya mengalami kelelahan berlebih dan sulit bernafas.

"Minggir…. Minggir…. Minggir!!!" Ujar petugas medis membuka jalan.

Jayden, Ethan, Summer dan Dex yang berdiri disalah satu koridor melihat petugas medis membawa Sasaki dengan menggunakan alat bantu nafas keluar dari ruang uji coba Chronos sontak bergerakan mendekatinya. Mereka berusaha menyusul Sasaki.

"Ayah sadar ayah…." Ucap Jayden sambil berlari disamping ranjang yang membawa Sasaki.

Seorang perawat perempuan menenangkan Jayden. "Tuan tolong tenang." Suster itu menahan Jayden. " Tolong tunggu disini tuan."

Sasaki dibawa masuk ke ruangan UGD untuk diobati sementara Jayden dan lainnya menunggu di luar. Jayden duduk lemas di lantai setelah melihat Sasaki tidak sadarkan diri, Ia takut bahwa tadi pagi adalah sarapan terakhirnya bersama Sasaki.

Summer dan Ethan ingin menghibur Jayden namun dihentikan oleh Dex. "Biarkan Dia seperti itu dulu..." Ucap Dex dengan agak memaksa. Dex tahu pikiran Jayden sedang gusar, menghiburnya saat ini adalah tindakan yang tidaklah tepat.

*****

Keesokan harinya Sasaki yang sudah sadar berada di salah satu kamar perawatan. Ia duduk di ranjangnya sambil mengenakan kacamata hitam. Kondisinya fisiknya belum pulih 100%, alat infus menempel ditangannya dan alat bantu pernapasan disediakan kalo - kalo Sasaki membutuhkan. Meski demikian Sasaki sudah dapat berbicara dan sedikit berjalan.

Sebuah keajaiban Sasaki tersadar setelah 7 jam setelah tiba di masa depan, kondisi tubuhnya yang melemah tiba - tiba kembali menjadi normal dalam beberapa jam saja.

Jayden masuk mengantarkan sarapan untuk Sasaki.

"Kau kah itu Jayden?" Tanya Sasaki yang penglihatannya belum kembali akibat melintasi waktu.

"Iya ayah ini aku membawakan sarapan untuk mu."

Sasaki memegang kacamata hitamnya sambil berkata. " Ternyata begini yaa rasanya menjadi buta hahahaaa…" Sambil sedikit tertawa. "Aku sampai tidak mengenali siapa yang datang!"

Jayden meneteskan air mata, Ia sangat besyukur ayahnya tidak sampai meninggalkannya. Dalam benaknya sudah terpikirkan kalo Sasaki tidak akan kembali ke masa depan tetapi keajaiban terjadi saat-saat terakhir, Jayden sangat beruntung akan hal itu.

"Aku datang membawa sarapan untuk ayah!"

"Tercium mengenakan," endus Sasaki menghirup aroma sup yang dibawa Jayden. " Apakah itu Sup kentang kesukaan ku?"

"iya, ini Sup kentang dan Roti Srikaya kesukaan Ayah..." Jayden mendekatkan nampan yang berisi Sup tersebut kehadapan Sasaki.

"Maafkan ayah yaa," tiba - tiba Sasaki meminta maaf.

Mata jayden kembali berair, "Tidak apa -apa Ayah! Ayah sudah kembali aku sangatlah bersyukur!"

Sasaki bingung dengan perkataan anaknya yang sedikit aneh. "Bukan begitu Jayden, mau kah kau membantu ayah?" Tanya Sasaki yang berusaha merubah posisinya. " Tolong suapin ayah makan yaa!"

Sasaki mengangkat kedua tangannya yang tidak mampu mencari keberadaan sendok ataupun garpu didekatnya. Jayden menggercitkan jidatnya, ternyata Ia salah paham. mereka berdua pun lalu tertawa dengan kerasnya.

"Hahaahahaahhaa..... Haaahhahaaahhhaa...."

Momen sedih seketika berubah menjadi tawa untuk bapak dan anak ini, Jayden merasakan ketakutan akan kehilangan Ayah tercintanya sedangkan Sasaki takut membebankan sesuatu yang tak akan bisa Jayden seleseikan.

Semua berubah jadi tawa riang keduannya.

Bersambung...