webnovel

Chapter 1 : Seeking Partner from Ballroom Night

Bunga Kamboja saat itu sedang bermekaran lebat. Aku sedang tidak berjalan melewati kuburan. Seseorang membiarkan pohon Kamboja itu tumbuh disekitaran halaman rumah mereka membuat jalanan ini nampak seperti jalanan yang dipenuhi pohon sakura. Ya, sekiranya itu lah yang aku bayangkan ketika melewati jalanan ini. Aku merasa seperti telah masuk ke dalam sebuah komik bergenre shoujo yang mana seorang anak perempuan sedang pulang sekolah bersama dengan anak laki-laki yang disukainya.

Namun, aku cukup sadar diri akan hal itu. Ini bukan komik. Dan aku sadar diri kalau realita juga sangat penting bagi kehidupan, meski nyatanya aku lebih menyukai imaji daripada kenyataan.

"Ah, Roula tadi pak kepala sekolah bilang apa ya? Kamu paham nggak?" Aku memulai pembicaraan dengan sahabatku selepas kami berdiam diri bak patung berjalan. Ah, aku benar-benar tidak terbiasa dengan suasana canggung begini. Aku tidak bisa diam. Roula itu tipikal yang pendiam namun bijaksana, mungkin sangat pas untuk orang ambivert sepertiku berteman dengannya.

"Memangnya kamu nggak dengar?"

Aku menggeleng sambil nyengir kuda. Yah, maaf saja kalau aku tidak mendengar apa yang kepala sekolah katakan. Kupikir mendengar gosip dari Caleida lebih seru daripada mendengar pengumuman basi itu. Maklum, aku kebanyakan liburan.

Roula menghela nafas. Sudah satu tahun kami berteman dan selama itu kah dia sabar dengan tingkahku yang sangat keterlaluan.

"Kepala sekolah berkata bahwa semester ini kita akan memilih partner secara acak. Apa kamu tahu ballroom night dengan tarian switching couple? ya, tarian itu digunakan untuk memilih partner kita nanti."

"Oh, begitu!" Aku berseru paham. "Tapi partner itu buat apa?"

"Entahlah." Roula menggeleng. "Aku juga kurang paham."

"Tapi alasan mengapa kita sekamar berempat karena pihak sekolah kan? pihak sekolah berkata kalau kita ini adalah partner, dan itu terbukti ketika kita pernah bertarung bersama melawan Darken."

"Tolong jangan sebut nama dia!" Roula berseru seram tiba-tiba. "Aku membencinya."

Aku hanya ber'sweatdrop' ketika Roula berseru. Ah, benar. Darken adalah mantan kekasihnya. Aku sangat ingat ketika kami melawan Darken. Darken berkhianat dan memilih untuk bergabung dengan klan Vampire. Mungkin di bayanganmu Vampire adalah makhluk 'tampan' penghisap darah kan? Namun dibayangan kami Vampire adalah klan pembunuh yang mengincar 'The Lady of Praise'.

Ya, aku juga tidak terlalu paham apa itu The Lady of Praise. Menurut buku kuno yang pernah aku baca, The Lady of Praise adalah sekumpulan wanita terpuji yang dipilih oleh Sang Dewi untuk melindungi sihir baik. Para klan Vampire menginginkan darah mereka untuk membangkitkan sang Devillac. Si pemilik sihir jahat. Aku juga tidak terlalu paham alasan mengapa mereka ingin membangkitkan Devillac. Ada halaman buku kuno yang robek separuh sehingga aku tidak tahu bagaimana cerita selanjutnya.

Yah, itu hal paling tidak aku suka ketika sedang membaca buku.

"Ah, iya maaf." Aku hanya mampu berkata seperti ini. Kurasa Roula masih menyukai Darken. Darken berkhianat, meninggalkan Roula disaat dia sedang terluka parah. Tidak ada yang menolongnya kecuali aku, Caleida, dan Galechka. Keadaannya benar-benar miris.

"Eh, iya, ngomong-ngomong kapan ballroom night akan dimulai?" tanyaku. benar, tadi Roulla berkata padaku kalau pemilihan partner bersamaan dengan ballroom night kan? Aku belum tahu hari dan waktunya. Sengaja aku bertanya karena aku hanya ingin 'mempersiapkan diri', itu saja. Setidaknya, meskipun aku selalu tampil urakan, sekali-dua kali aku ingin tampil menawan. hehe.

"Hari Senin depan." Roula menjawab dengan dingin. kurasa dia masih marah padaku perihal Darken.