webnovel

Red Chrysanthemum

Setelah melakukan perjalanan beberapa hari, mereka akhirnya sampai di Doveport.

"Berhenti!" Cegat seorang penjaga.

Mereka berhenti.

"Siapa dan apa urusan kalian di sini?" Tanya penjaga tersebut.

Alvaros turun dari kuda.

"Kami dari Dragnia, kami hendak menemui Tuan Goudell." Kata Alvaros.

"Kami tidak menerima pemberitahuan apapun mengenai itu." Kata penjaga.

"Benarkah? Tapi kami sudah mendapat perintah dari sang raja sendiri. Kau berani menentang perintah raja?" Kata Alvaros menantang.

"Mohon maaf, tapi setahu kami raja selalu menitipkan surat setiap ada yang mau mengunjungi. Mana suratnya?"

Alvaros kebingungan, ia mencari-cari alasan.

"S...Suratnya... Kami tidak diberi surat!" Kata Alvaros.

"Kalau demikian, silakan kembali." Kata penjaga itu.

"Kalian memangnya..." Rashuna menghentikan Alvaros sebelum Alvaros menyelesaikan kata-katanya.

"Aku punya ide bagus." Bisiknya pada Alvaros.

Alvaros mengangguk.

"Kalian akan menyesal karena tidak membolehkan kami masuk." Kata Alvaros sambil menjauh.

"Apa idemu?" Tanya Alvaros.

"Kita terbang." Kata Rashuna sambil menunjuk ke atas.

"Ya, kita terbang." Kata Alvaros dengan nada mengejek.

"E, sungguhan. Kau tidak ingat?" Kata Rashuna sambil memegang kristal kelahirannya.

Alvaros akhirnya mengerti.

"Oh iya ya! Kau ini kan bisa sihir!" Kata Alvaros.

Alvaros dan Rashuna pergi mencari titik buta dari penjaga yang berjaga di dinding kota.

"Di sini saja." Alvaros menemukan satu titik buta penjaga di dinding bagian selatan.

Mereka bersiap di situ. Rashuna merapalkan sebuah mantra untuk mereka berdua.

"Volamus." Rapal Rashuna.

Angin berhembus mengelilingi mereka berdua, mengangkat tubuh mereka ke atas.

"Whoaa... Kita terbang!" Kata Alvaros.

Rashuna tidak mengatakan apapun, ia berkonsentrasi pada sihirnya.

Tiba-tiba angin yang mengangkat mereka berubah arah.

"H... Hei... Kenapa kita berubah arah!?" Tanya Alvaros panik.

"J...Jangan ajak omong dulu! A...Aku sedang berkonsentrasi!" Kata Rashuna ikut panik.

Angin yang menerbangkan mereka semakin tidak beraturan, mereka berdua seperti sedang di dalam pusaran angin topan.

Akhirnya mereka berhasil mendarat di puncak mansion milik keluarga Goudell meski lebih mirip seperti terlempar angin ribut.

"Ahh... Aku nggak suka terbang..." Kata Alvaros pusing dan lemas.

"Heeeheee... Maaaffff..." Kata Rashuna pusing.

Mereka lalu berhenti sebentar di situ karena mual.

"Kau ini... Kekuatanmu besar... Tapi pengendalian sihirmu... Hooeeekkk!" Kata Alvaros lalu muntah.

"Kan... Sudah... Kubilang... Aku ini... kadang tidak bisa... Umph!" Kata Rashuna menahan muntah.

Mereka muntah bersamaan, mesra sekali.

Akhirnya setelah beberapa saat kemudian, mereka baikan.

"Ayo kita masuk." Ajak Alvaros.

"Ya." Jawab Rashuna.

Mereka berdua melihat sebuah pintu di situ.

"He... Nggak dikunci." Kata Alvaros saat membuka pintunya.

"Ya sudah, cepat masuk." Kata Rashuna.

Mereka berdua masuk melalui pintu tersebut.

Ada sebuah lorong tangga di balik pintu tersebut.

Mereka berjalan menuruni tangga tersebut.

Di ujung tangga ada sebuah ranjang, meja kecil, lemari dan dua buah kursi yang tertata rapi di situ, nampaknya ruangan itu adalah kamar seseorang.

Mereka dengan sangat pelan dan hati-hati menyusuri ruangan itu sembari menebak-nebak di mana Goudell berada.

"Ini kamar siapa ya?" Kata Rashuna.

"Ssstt... ! Jangan keras-keras! Kalau ketahuan penjaga bagaimana?" Bisik Alvaros.

"Hehehe... Iya iya." Bisik Rashuna.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Terlihat seorang paruh baya berperawakan agak gemuk dari balik pintu.

"S... Siapa kalian!? Kenapa kalian ada di mansionku?" Tanya pria itu.

Alvaros dengan spontan membungkuk padanya lalu memberi salam.

"Salam Tuan Jonathan Goudell, penguasa daerah selatan. Maafkan kami yang lancang berada di sini. Tapi kami butuh bertemu anda." Kata Alvaros.

"P... Penja... !" Belum selesai Goudell bersuara, tangan Alvaros sudah menutup mulutnya dengan erat.

"Anu, Tuan Goudell. Kami hanya akan bertanya beberapa hal, kami tidak akan melakukan apapun, janji!" Kata Alvaros.

"Ja...Jadi tolong hening..." Kata Rashuna mencoba menggunakan logat Dragnite tapi malah tercampur dengan logat Ceres.

"Kau diam sajalah..." Kata Alvaros menoleh kepada Rashuna dengan tatapan aneh.

Mendengarnya, Rashuna sedikit kesal tapi mau tak mau ia menurut daripada menambah masalah.

Alvaros lalu menarik tangannya yang ia gunakan untuk menutup mulut Goudell, terdapat sedikit air liur milik Goudell di tangannya.

"Iyuuhh..." Kata Rashuna jijik.

Alvaros lagi-lagi menatap Rashuna dengan tatapan aneh.

"Biasa aja kali." Katanya.

"L...Lalu kalian ini siapa sebenarnya...? D... Dia ini orang Ceres kan? Apa kalian kemari hendak membunuhku? Kalian kemari pasti mau membunuhku untuk menghilangkan jejak kan!? Sudah kuduga aku tidak usah percaya pada orang Ceres!" Kata Goudell.

"Pelan-pelan ngomongnya... Sudah kubilang kami ke sini cuma ingin menanyakan beberapa hal!" Kata Alvaros pelan.

Goudell terdiam.

"Nah, maaf atas sebelumnya. Kami di sini hanya hendak menyelidiki mengenai artefak milik Ceres. Namaku Alvaros dan ini Rashuna. Kau benar, dia ini orang Ceres." Jelas Alvaros.

Terlihat raut cemas dari wajah Goudell ketika mendengar konfirmasi dari Alvaros mengenai Rashuna.

Rashuna mendekati Goudell.

"Bukankah engkau yang mengambil barang pusaka milik kami!?" Rashuna mengatakannya dengan bahasa yang sangat resmi.

Alvaros menahan tawa mendengar Rashuna mengatakannya.

Rashuna menoleh ke arah Alvaros dengan tatapan kesal.

"Tolong menjawab! Engkaukah yang mengambil barang pusaka kami!?" Kali ini ia menggunakan campuran logat Ceres.

Goudell menggeleng.

"Aku sama sekali tidak mengerti mengenai barang pusaka atau apalah itu yang kaucari! Sumpah!" Katanya.

Rashuna menatapnya tajam.

"Verus." Katanya pelan.

Seketika Goudell terlihat seperti orang yang setengah sadar, tatapannya kosong.

"Baik, saya ulangi. Apa anda mengetahui sesuatu terkait barang pusaka kami?" Tanya Rashuna.

"Aku tidak tahu apapun." Kata Goudell datar.

Rashuna menoleh pada Alvaros, ia menggeleng padanya mengisyaratkan Goudell tidak mengetahui apapun.

"Lalu kenapa ada lambang keluargamu di tempat penyimpanan artefak yang dicuri?" Kali ini Alvaros yang bertanya.

Goudell diam.

"Kok diam?" Bisik Alvaros pada Rashuna.

"Sebentar." Rashuna terlihat mengerahkan tenaga lebih pada Goudell.

"A...Aku..." Goudell mulai bicara.

"Aku sama sekali tidak tahu dan tidak mengerti." Katanya lagi.

Rashuna mengernyitkan dahinya.

"Ada apa?" Tanya Alvaros.

"Ada.... Sesuatu yang aneh..." Jawab Rashuna.

"Maksudmu?"

"Dia masih berbohong padahal sudah kuberi mantra kejujuran."

"Bukannya kau yang ngawur? Tadi juga katamu sihir terbang malah jadinya angin topan." Ejek Alvaros.

"Diem napa, berisik." Kata Rashuna.

"Aneh sekali... Aku sudah benar memantrainya. Tapi seakan mulutnya tidak bisa membicarakan sesuatu." Sambung Rashuna.

"Hmm... Tunggu, bukannya tadi ia mengatakan kalau kita hendak menghapus jejak? Ia juga mengatakan sesuatu tentang seharusnya tidak memercayai orang Ceres, maksudnya apa?" Kata Alvaros sambil berpikir.

"Rashuna, kira-kira apa yang bisa membuatnya seperti ini? Apakah ada sihir yang bisa membuat seseorang menyimpan rahasia meski diinterogasi dengan sihir sekalipun?" Tanya Alvaros.

Rashuna berpikir sejenak. "Aku belum pernah mendengar ada sihir seperti itu, bahkan di akademi sekalipun tidak diajarkan sihir macam itu."

Alvaros lalu berpikir lebih keras.

"Mungkin guruku mengetahuinya." Kata Rashuna.

"Gurumu?" Tanya Alvaros.

"Ya, aku punya guru di akademi. Mungkin dia mengerti sesuatu mengenai ini." Jawab Rashuna.

"Tunggu... Maksudmu kita kembali ke Ceres?" Tanya Alvaros.

"Kalau mau menemui guruku tentunya, tapi kalau kau tidak mau ya biar aku saja." Kata Rashuna.

Kembali ke Ceres lagi artinya kembali ke utara lagi.

Dari utara ke selatan, lalu ke utara lagi.

"Menyebalkan, kenapa orang-orangnya tidak berkumpul di satu tempat saja sih!?" Keluh Alvaros.

"Jadi, kau mau ikut atau tidak?" Tanya Rashuna.

"Tentu saja aku ikut, kalau tidak kau memangnya bisa sendirian!?" Kata Alvaros dengan nada mengejek.

Rashuna merengut kesal mendengar perkataan Alvaros.

"Baik, sekarang lepaskan sihir dari Tuan Goudell, Kita harus segera pergi dari sini." Kata Alvaros.

Rashuna lalu menghentikan sihirnya terhadap Goudell.

"A...Apa? Apa yang terjadi?" Kata Goudell kebingungan.

"Terima kasih Tuan Goudell, maaf mengganggu." Kata Rashuna dengan logat Dragnite.

Alvaros sedikit terkejut mendengar Rashuna bisa mengucapkan sesuatu dalam logat Dragnite dengan baik.

Mereka lalu pergi dari situ melalui atap lagi.

"Kali ini yang benar melakukannya." Kata Alvaros.

"Iya iya, cerewet." Kata Rashuna.

Rashuna menenangkan dirinya sejenak lalu merapalkan sebuah mantra.

"Volamus."

Mereka pun terbang ditiup angin dari sihir Rashuna.

Kali ini Rashuna berusaha keras untuk tetap berkonsentrasi hingga akhirnya mereka sampai di balik dinding dengan selamat.

"Huft... Hosh... Hosh... Hosh..." Rashuna terengah-engah.

Alvaros mengacungkan ibu jarinya pada Rashuna.

"Kerja bagus."

Mereka lalu melepaskan tali kuda lalu pergi dari situ.

"Ngomong-ngomong akademimu itu ada di mana?" Tanya Alvaros.

"Ibukota Ceres, Pheredill." Jawab Rashuna.

"Mantap." Kata Alvaros lemas.