webnovel

Fire Twins

Dewa telah meninggalkan dunia. Kekaisaran Oblitus penguasa benua runtuh dan seluruh benua dibawa ke dalam kehancuran. Kejahatan bukanlah hal yang baru. Nyawa bukanlah barang berharga. Kedamaian hanyalah impian naif. Kelaparan dan kemiskinan menguasai benua.Bertarung atau mati, membunuh atau dibunuh, tak ada orang yang bisa dipercaya. Frans anak yang dianggap jenius, putra seorang pahlawan ,dengan keluarga yang lengkap dan bahagia bertahan sebagai seorang bangsawan perbatasan ditengah runtuhnya kerajaan dan invansi kedua kekaisaran. Meskipun begitu, "Haaa, apakah aku sebaiknya jatuh kesandung dan pura-pura lupa ingatan saja ya?". Kembarannya terlalu emosional, Ayahnya seorang pahlawan tapi selalu pesimis, hanya ibunya saja yang bisa dia percaya. Semua mengandalkannya sebagai 'jenius' tapi dia tak menyukainya. Perjalanan panjang tentang arti sebuah cinta,keluarga dan kekuatan menantinya.

Anthest_48 · Fantasy
Not enough ratings
18 Chs

Menuju Frontiera

Matahari terbit dari timur ,sebuah pagi yang cerah dengan cahaya emas matahari menyusup melalui sela-sela pepohonan di Hutan Kapersus. Burung-burung yang seharusnya berkicau di ranting pohon pagi itu terbang menjauh dari sebuah lokasi. Derap langkah ribuan kaki manusia terdengar dari lokasi tersebut.

Bergerak dalam kolom, sebanyak 50.000 pasukan berjalan melalui hutan menuju Benteng Kastil Frontiera. Jumlah yang sebenarnya sangat banyak mengingat benua masih berada dalam masa anarki setelah hancurnya keluarga Kekaisaran Oblitus karena perang saudara berkepanjangan.

Ribuan kavaleri bergerak didepan barisan diikuti oleh infanteri berat di belakang, kemudian diikuti pasukan milisi dan tentara bayaran. Diantara infanteri berat yang adalah pasukan pengawal kaisar,puluhan panji dengan simbol keluarga kekaisaran magna berkibar.Menandakan posisi jendral utama pasukan, sebuah simbol arogansi kekuatan pasukan kekaisaran magna.

Warisan budaya militer dari kekaisaran oblitus untuk memberitahu musuh posisi jendral mereka, menantang siapapun musuh yang mencoba untuk menyerang jendral utama mereka. Sebagai negara terkuat di benua saat ini, kekaisaran memiliki dasar atas arogansinya.

Jendral Utama Pasukan Randal Kauster Bend Magnasia, menunggangi kuda bersama jendral kanan dan jendral kiri pasukan. Pangeran Mahkota Randal sebenarnya ingin menaiki kereta kudanya, namun karena sebuah simbolisme ia harus menggangi kuda dengan posisi tegak hingga mencapai Kastil Frontiera.

'Ugh, belum satu jam tapi pantatku sudah sangat sakit'

Ia telah mengikuti rapat bersama pejabat militer tadi malam, namun sekuat apapun ia berusaha mengikuti jalannya percakapan, ia tak bisa memahamu apa yang mereka katakan. Randal akhirnya hanya memberikan persetujuan secara formalitas. Ketika ditanyai pendapat ia akan menyetujui pendapat Jenderal Burn. Sebuah solusi terbaik bagi Pangeran Randal untuk menghindari masalah.

Ia menatap kolom pasukan di depannya berbaris begitu panjang hingga sejauh mata memandang. Ia masih tak begitu paham bagaimana pasukan sebesar ini bisa dikerahkan dan bisa berbaris rapi seperti sekarang. Ia hanya melihat bahwa pesan dari komando utama di sebarkan melalui beberapa pembawa pesan yang bergerak cepat ke penjuru barisan pasukan dengan menaiki kuda.

Ia sebenarnya sudah mempelajari hal-hal ini ketika ia masih keci, tetapi hal-hal teknis seperti ini terasa tak penting baginya. Mungkin hal itulah yang merugikannya saat ini, banyak istilah istilah dan pengetahuan teknis soal militer kekaisaran yang ia tak ketahui. Meskipun begitu, selama ia mengikuti perintah Jendral Burn ia akan aman. Ia berfikir bahwa kemenangan akan menjadi pencapaiannya dan jika ia kalah dia bisa menyalahkan teman ayahnya itu. Sebuah ide sederhana dan brilian yang seorang Pangeran Randal bisa lakukan. Saat ia berfikir demikian, seorang pembawa pesan berlari kearahnya.

"Maaf Yang Mulia! Barisan belakang telah diserang musuh!"

"Apa?!"

"Tenang Yang Mulia"

Jendral Burn berusaha menenangkan pangeran mahkota yang terkejut. Jendral Burn kemudian bertanya kepada pembawa pesan

"Berapa jumlah musuh?"

"Sekitar 500 orang jendral"

"Perintahkan divisi pasukan bayaran yang melindungi kargo"

"Siap!"

Barisan belakang adalah tempat dimana semua suplai persediaan pasukan berada. Kereta-kereta pembawa kargo itu seharusnya dijaga oleh tentara bayaran. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mempercayai pasukan bayaran sepenuhnya adalah kebodohan. Tentara bayaran termasuk profesional semakin banyak riwayat pertempuran dan pencapaian ang dilakukan semakin tinggi nilai mereka.Meskipun begitu,sangat banyak kejadian dimana pasukan bayaran lebih setia terhadap uang daripada tuannya.

Kebiasaan yang ada, kekaisaran mebayarkan uang di muka pasukan bayaran sesuai dengan harga jasa yang sudah disepakati bersama untuk jangka waktu tertentu. Harga satu divisi dengan 5000 pasukan sangatlah mahal bagi sebuah kerajaan kecil namun tidak bagi kekaisaran. Bagi kekaisaran, untuk melatih pasukan-pasukan pribadi mereka memakan biaya yang sangat banyak . Oleh karena itu, mereka diberikan tugas yang sederhana dan memiliki peran yang terbatas.

Jendral Burn yang melihat bahwa kemungkinan penyergapan terhadap kargo suplai pasukan sangat tinggi, Ia lantas menempatkan pasukan bayaran disana dengan harapan bahwa mereka tak selemah pasukan milisi namun juga kematian mereka tak jauh merugikan daripada pasukan terlatih kekaisaran. Mereka melanjutkan pergerakan tanpa melihat seberapa banyak nyawa pasukan bayaran yang akan dikorbankan untuk mencapai Kastil Frontiera.