webnovel

figoo

Anistia_Eliza · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

beri aku semangat

Nampak dari kejauhan gadis dengan pakaian seperti kekurangan bahan berjalan dengan telinga yang di jewer oleh guru bimbingan konseling pak basira.

Lagi lagi figoo menghembus nafas kasar ia menatap setiap lengkuk yang tercipta sempurna diwajah zia. Sedikit melirik jam yang ada di pegelangan tangan nya.

" Pantes zi zi lo di jewer lo telat udah hampir satu jam" Mata figo mengikuti arah dimana zia di bawa dan yap mereka berhenti di bawah tiang bendera. Terlihat tangan gadis itu tengah hormat dibawah terik sinar ultraviolet pagi dengan keberanian nya lelaki ini perlahan menghampiri seorang gadis yang sangat membenci kehadirannya

" Zia" Sapa figoo dengan ramah sembari melambaikan tangan nya pada gadis bad girls itu namun zia tak menghiraukan figoo dan malah membuang wajah malas.

' sokap banget' - batin arlizia

Figo pun berjalan menuju tempat dimana zia di hukum.

" Gue temenin boleh?" Tanya nya.

Zia berusaha menarah amarah nya dengan menghela nafas kasar dan menatap figoo penuh benci.

"Gak usah ganggu gue atau gue tampar muka lo yang ganteng itu!"

" Cie ngomongin gue ganteng"

" Pergi anj*ng " Suara zia semakin meninggi namun bukan figoo nama nya jika menyerah dengan kata kata seperti itu.

Tiba tiba terngiang ucapan galang tempo hari pada figoo.

'Buat dia jatuh cinta'

"Kaki gue gak mau pergi nih gimana dong?" Ucapan figoo benar benar membuat zia kesal. Ia melayangkan tinjuan nya kearah perut lelaki yang ada di hadapan nya ini hingga meringis kesakitan.

" Figoo" Suara teriakan seorang gadis dari kelas atas mengalihkan perhatian figoo dan zia. Dia adalah jihan salah satu gadis yang akrab dengan figoo. Jihan berlari menuruni tangga dan menghampiri figoo yang tengah meringis kesakitan.

" Figoo lo gak papa kan"

" Urus ya cowok lo! Bilang gak usah ganggu gue!"

" Dia bukan cewek gue. Lo yang bakal jadi pacar kesayangan gue." Zia menatap wajah figoo seperti ingin memuntah kan sesuatu. Dia tidak mencintai figoo melainkan benci dengan perlakuan figoo kepada nya.

*

**

***

Jam istirahat telah berbunyi, semua murid bergegas berhamburan untuk sekedar bermain atau hanya mengisi perut yang kelaparan.Seperti biasa figoo dan yang lain nya duduk di kantin ujung sembari menyua tawa bersama.

" Eh lu mau tau berita pentinggg gak" Ucap barata median ningrat lelaki yang sering di panggil bang bara ini adalah salah satu anggota gelari.

" Apa tu bar?"

" Jadi tadi si figoo di tinju cewek semok itu cuyyy" Semua yang mendengar ucapan bara tertawa kecuali dengan figoo ia hanya menunduk malu.

" Yaampun figo figo gila lu" Yudha menepuk pelan bahu figo sambil tertawa renyah.

" Go apasih motivasi lo mau ngerubah tu cewek? Itu cewek udah over udah susah" Kini ravi gelari yang menggangkat bicara ia adalah yang paling dewasa dalam geng gelari. Teman yang paling dekat dengan figo.

" Gak ada sih tapi gue yakin dia cewek baik baik asli nya"

Tiba tiba pintu masuk kantin menjadi ramai dengan murid murid yang seperti menonton pertujukan besar. seisi kantin menggangkat kepala nya penasaran

Rigan memanggil salah satu siswa yang lewat untuk menanyakan apa yang sedang terjadi.

" Bro ada apa rame rame?"

" Wah itu gan si arlizia anak ips 3 itu berantem sama kellan itu didepan" Mendengar nama arlizia hati figo menjadi resah dan berlari menuju kerumunan. Terlihat zia sudah duduk dengan rok yang sudah robek setengah dan hampir mengekpos dalaman nya.

Figo melepaskan seragam abu abu nya dan menutupi rok zia yang sobek lalu berdalih kearah kellan dan memukul nya dengan membabi buta. Teman teman figo yang lain nya pun mencoba melerai kedua nya namun hasilnya nihil.

" Figoo stop figoo" Pinta jihan dengan wajah memelas. mendengar jeritan jihan figoo memilih meredam kan amarahnya

" Lo jangan pernah ngelecehin cewek! Bajingan lo" sarkas nya dengan nafas terengah engah. kemudia berdalih menatap gadis yang sedari tadi dibelakang nya dan menggendong zia dengan brydal style menuju kearah ruang ganti. gadis berparas indah ini hanya diam saat figo mengendong nya tak ada kata kata yang dapat ia ucapkan lagi antara ingin berterimakasih atau tidak jujur ia benci berhutang budi.

" Nih pake celana olah raga gue dulu" Laki laki berlesung pipi ini menyerahkan celana nya yang kebesaran ini pada zia

*

**

" Gila yah si figo kalo suka sama cewek" Gumam arjuna kepada teman teman nya.

" Tapi gue yakin si figo gak mungkin suka sama tu cewek paling paling juga di manfaatin doan kesemokan nya"

" Tullll" Ucapan septian di anggukan oleh seluruh teman nya kecuali ravi. Entah mengapa dia tidak pernah setuju jika ada argumen buruk tentang figoo yang masuk kedalam telinganya.

Figoo adalah adik bungsu bagi mereka semua, umur termuda dan terpolos. Mereka semua menyayangi figoo tak terkecuali ravi yang mendambakan seorang adik seperti dia.

Kalau kalian fikir mereka semua satu angkatan itu salah. Karena pada dasar nya mereka beragam ada yang anak kelas 10, 11 dan 12.

" Figo beneran sayang sama arli. Dia gak pernah seserius ini sama cewek"

Hari sudah mulai gelap setengah dari semua gadis yang masih belajar pun bahkan memilih untuk tidur tapi tidak dengan zia. Dia memilih pergi ke klub malam untuk menenangkan fikiran nya.

Dengan seragam sekolah yang masih melekay di tubuh nya ia memberanikan diri meminum 2 botol alkohol sekaligus.

"Gue benci mamah gue benci papah gur benceee kalian semua gue pengen matiiii" Racau nya sambil bersandar di bangku bar. Jika perasaan nya kacau ia akan banyak minum bahkan sampai tak sadar kan diri.

" Iqbal gue kangen" Gumam nya lirih lalu tumbang tak sadarkan diri.

Disudut kota yang lumayan masih ramai figo dan galang memilih berjalan jalan di luar menikmati angin malam mata nya tertuju pada sebuah club di berdiri di antara dua gedung besar.

" Bang gua kesana bentar ya pengen liat liat disana"

" Hmm"

Dengan tekat yang kuat ia masuk kedalam club yang berisik dan berisi sejuta wanita sexy. Mata nya tertuju pada gadis yang tengah terkapar tak berdaya di sebuah kursi bar di iringi laki laki yang melihat kemolekan tubuh nya.

" Zia"

" Woy kurang aja lo ya" Figo memukuli lelaki yang mencoba melehkan tubuh gadis itu. Pukulan demi pukulan di hempas kewajah lelaki bertubuh kekar itu hingga akhirnya figo berhasil membawa zia keluar dan menghantarkan menuju rumah nya