webnovel

figoo

Anistia_Eliza · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

aku adalah kesalahan

Senyum semringah tak pernah lepas dari bibir lelaki berdarah indonesia amerika ini. Ia terus tersenyum sepanjang jalan pulang ini adalah kesempatan yang sama sekali takkan ia sia sia kan.

Disisi lain zia memilih untuk menyesali ucapan nya.

" Kenapa gue harus bilang gitu yatuhan!"

Sama sekali tak terniat di benak nya untuk mendekati atau pun didekati lelaki yang terobsesi pada dirinya karena figoo sama sekali tidak masuk dalam Kretaria lelaki idaman nya dan bahkan mungkin taakkan bisa menggantikan sosok rian di hati dan seluruh fikiran nya.

*

**

Dirumah besar dengan penuh gambar lambang kepalan tangan berapi figoo menghentikan laju motornya. Dengan Senyum semringah dan baju yang basah lelaki blasteran ini masuk kedalam markas besar gelari.

" Woy figoo dateng tuh" Rigan berlari kecil memeluk figoo.

" Abang figoo" Teriaknya dengan manja yang membuat sebagian anggota genk gelari yang lain merasa jijik.

Pletakk

Figo memukul kepala rigan dengan sedikit kuat membuat sang empu meringis kesakitan ravi dan bara hanya tertawa kecil sambil menghisap rokok ditangan nya.

" Apaan sih gan. Jyjyk gue" sungut nya. Lelaki ini memutar wajah nya dengan malas dan berjalan melompat duduk di tengah tengah arjuna dan maykel.

" Lo ngapa sih go senyam senyum aja dari tadi" tanya arjuna sambil melayangkan tatapann aneh kearah nya.

" Ekmmm lo tau gak semua zia kasih gue kesempatan buat deketin hati dia" semua orang memalingkan pandangannya mendengus seolah olah sudah muak dengan nama wanita itu yang setiap saat keluar dari mulut manis figoo, sebenarnya mereka merasa kasihan pada figoo tapi disisi lain ada kekaguman tersendiri saat melihat perjuangan sahabat mereka.

" baguslah lo harus manfaatin sebaik mungkin" ujar yudha yang disetujui anggota gelari yang lain nya.

***

malam terasa asing untuk zia bukan hanya asing tapi juga di asingkan gadis ini sudah terbiasa menerima perlakuan buruk dari ibu kandung serta keluarga sambung nya, hatinya sudah kebal dengan semua hinaan ini.

air mata nya pun terbendung jatuh keluar menghiasi pipi manisnya rasa sakit yang tertuang di bilik hati nya.

" mama, zia juga pengen kayak reza sama zaski disayang disiapin bekal nya zia pengen keluarga kita kayak dulu mah"

" ada mama, ada papa,ada kak iqbal dan ada zia" pintanya pada diri sendiri ia hanya memegang dadanya yang terasa nyeri menelusuk merasakan sakit hati yang luar biasa.

" rian andai ada kamu" memori nya sekelias mengingat betapa tenangnya ia saat lelaki yang sudah meninggalkannya untuk selamanya ini memeluk dirinya.

tak ingin semakin terpuruk zia memilih pergi keluar rumah mencari udara segar agar keadaan nya semakin membaik. zia tidak memiliki teman wanita semua teman sekelas nya benci kepadanya entahlah.

disisi lain lelaki Berhandbed berlogo api menikmati keindahan ibukota yang dihiasi gemerlap lampu taman dimalam hari. ia mendudukan tubuhnya di penyangga kursi taman dan menatap penuh lamunan.

" gue sama sekali gak tau kenapa bang galang sama bunda benci banget sama zia" sedetik dirinya menghela nafas kasar dan melirik kearah jalan raya yang tak begitu padat akan kendaraan.

matanya menangkap seorang gadis duduk di pinggir trotoar sambil menundukan pandangan nya.

" zia" figoo pun bergegas menghampiri zia semakin mendekat suara tangisan terisak yang ia dengar, zia menangis? kenapa? ada masalah apa? pertanyaan itulah yang merajai otaknya.

"cengeng" ejek nya diikuti tawa kecil sambil menggambil posisi duduk sejajar dengan zia, sontak gadis itu menggangkat kepalanya dan menatap tajam kearah figoo si laki laki penggangu.

" lo gak tau apa apa jangan sok tau" desis nya lalu bangkit dan berniat meninggalkan figoo, namun sebelum itu terjadi lelaki ini terlebih dulu mencekal tangan zia.

" gimana gue bisa nyalurin cinta gue kalo lo aja ngejauh mulu?" tanyanya dan membuat zia berbalik arah.

" makan tuh cinta!" seru zia namun figoo hanya tertawa dan menarik tangan zia mengikuti langkahnya.

" mau dibawa kemana gue!" zia terus memberontak dan melepaskan diri dari figoo namun sekuat apapun tenaga wanita pasti akan kalah dengan tenaga laki laki. zia kalah dan memilih pasrah untuk ikut dengan figoo.

kini mereka sudah sampai ditempat penyewaan sepedah disudut kota, lelaki ini menyewa satu buah sepedah ontel.

"naik" pinta nya.

"gak mau"

"naik"

"gak mau"

"naik atau gue gendong lo biar naik" seketika perdebatan pun terhenti zia lebih memilih mengalah dan naik dibelakang figoo bapak si penyewa sepedah hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

" anak muda pacaran zaman sekarang emang aneh aneh aja"

" dia bukan pacar saya" elak zia dan menatap jijik kearah figoo.

" pacar saya kalo marah emang gitu pak rumah nya aja gak diakuin sama dia" timpal figoo sambil merangkul pundak zia.

" lucu ya neng ini, mirip orang gila"

" eh lu ya kurang ajar lu ngomongin gue gila" zia berancang ancang untuk meninju lekaki itu namun dengan sigap figoo menarik zia kedalam pelukannya, mata mereka saling bertemu dan agak lama bertatap semu.

"akhirnya kucing garong takhluk juga"

" apa lo bilang?" seketikan mata figoo menjadi besar karena tergelonjak kaget dan melepaskan pelukannya.

" e..nggak " jawabnya terbata bata dan tersenyum kecut.

kini mereka sudah sampai di atas bukit dengan pemandangan indah dengan kerlap kerlip lampu kota, namun berbeda dengan zia yang memilih tidur karena menggantuk sehabis menanggis, figoo menarik kedua tangan gadis ini memeluk erat pinggangnya agar tidak terjatuh.

" udah sampe zi bangun" perlahan zia membuka matanya dan takjub dengan pemandangan yang sangat indah.

" ini bagus banget"

mereka pun terduduk bersama menghadap keheningan malam yang dipenuhi suara jangkrik. figoo menghela nafas hangat saat pertama kali melihat wajah gadisnya terasa damai.

" gue mau ceritain mimpi gue yang mungkin geli buat gue ceritain, tapi sama lo gue mau ceritain semuanya" suasana hati zia sedang senang ria hingga ia dengan enteng menggangukan kepala menyejutujui untuk mendengarkan cerita lelaki konyol di sampingnya.

"gue waktu kecil pernah mimpi hidup dikerajaan yang indah banget dalam mimpi gue. gue ngabisin waktu gue buat keluarga kecil gue, sama gadis itu yang berperan jadi istri sekaligus ibu dari anak anak gue, kita bahagia banget anak anak gue akur terus meluk gue, istri gue juga cantik manis dan perhatian" ujarnya sambil menerawang gemerlapnya kota sembari mengulang kembali mimpinya di dalam memori otak nya.

seketika terdengar suara tawa yang kencang dari arah yang berlawanan. figoo berbalik menatap zia yang tertawa bahagia.

'sumpah zi gue baru kali ini liat lo sebahagia ini' batin nya.

" go lo ngimpi, mana ada cewek cantik suka sama lo yang ada ilfil kali ah" ejeknya diikuti kekehan, figoo tentu tak mau kalah dan membalas ucapan pedas zia.

" ada, lo mau jadi istri gue suatu saat nanti wleee"