webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 48 : Mimpi Abadi yang Berakhir

Portal seperti lubang cacing nan menakutkan berada di hadapan mereka. Intuisi Han Sooyoung menyatakan bahwa jika mereka melewati lubang cacing ini, maka perjalanan yang panjang ini akan benar-benar berakhir.

"Sooyoung-Unni, apakah kita sungguh akan ke sana? Firasatku buruk," ujar Shin Yoosung.

Lee Gilyoung mengangguk membenarkan. Lee Jihye, Lee Hyunsung, Jung Heewon, Namgung Minyoung, Kyrgios Rodgraim, dan Yoo Sangah, masing-masing dapat merasakan akhir yang dekat.

Mengingat seseorang yang baik penampilan maupun kepribadiannya telah berubah, Han Sooyoung menarik napas dalam-dalam.

"Ayo kita hadapi bersama, ini mungkin akhir bagi kita, tapi juga awal yang baru," ujarnya dengan percaya diri.

Mereka memasuki portal secara bertahap, hingga orang terakhir, yaitu Yoo Sangah yang berhenti sesaat, menggeleng pelan pada pikiran acaknya, lalu mengikuti yang lain.

Portal lenyap setelah menghisap mereka dan memindahkan mereka ke tempat akhir dari perjalanan.

***

Di suatu tempat khusus yang merupakan kenyataan. Laboratorium penelitian teknologi tingkat tinggi.

Panel layar raksasa menampilkan rentetan serangan bit tak beraturan yang membentuk suatu kesalahan dan bug. Namun, orang-orang berjubah putih di masih bergeming, sama sekali tidak berencana memperbaikinya.

Mereka hanya melihat dan mencatat dan tablet mereka, kemudian saling mengerjakan pekerjaan masing-masing.

Akan tetapi, ada satu kesamaan dari setiap ekspresi mereka, yakni mereka akan selalu menatap sesekali ke pintu besi yang telah sangat lama tertutup.

Saat mereka berpikir bahwa terlalu banyak bug mungkin benar-benar menghancurkan semuanya, tiba-tiba terdengar dering alarm dan panel layar raksasa berubah tampilan dalam sekejap mata.

Kalimat besar yang seolah dicetak dari darah tampil di layar.

[Mimpi abadi akan berakhir.]

Hanya satu pesan tersebut yang menyebabkan seluruh penghuni laboratorium meledak dalam kelegaan dan sukacita mendalam.

Mereka lelah dan tampak menyedihkan karena menunggu begitu lama hanya untuk menerima pesan tersebut.

"Ketua akan hidup kembali?!"

"Akankah Wakil Ketua berhasil?!"

Penantian panjang yang diiringi dengan harapan besar sambil takut pada kemungkinan terburuk membanjiri mereka. Panel layar kembali ke tampilan angka bergulir dan alarm berhenti, tetapi efeknya terus mengalir.

***

God of Stories menarik manik-manik cerita yang melindunginya, dia menatap Yang Hebat dengan ekspresi terpelintir seolah masih belum mempercayai Ilham yang baru saja hinggap di benaknya.

Pada saat itu, dia merasakan fluktuasi energi dan portal terbuka tepat di sampingnya, Yang Hebat itu diam-diam tertawa.

Partai Han Sooyoung tercengang pada pemandangan menakjubkan di the Real Paradise. Namun, sebelum mereka sempat mengaguminya, mereka dikejutkan oleh serangan yang tiba-tiba.

"Ugh!" Han Sooyoung yang pertama dipukul, dia memuntahkan seteguk darah yang kemudian menjadi fragmen cerita.

Dia menatap dengan tertegun pada pria yang menyerangnya, tetapi mata biru yang berisi serangkaian informasi itu menyebabkannya bergidik.

Time Controller akan menebas Han Sooyoung ketika God of Stories melayangkan manik-maniknya ke arahnya dan timbul ledakan sehingga mesin pembunuh dingin itu harus menjauh.

"Mari akhiri ini, aku yakin kau akan mengerti," ajak God of Stories pada Han Sooyoung yang lambat memahami saat ini.

Syok adalah kata yang meremehkan, jika bisa dia akan berharap semua ini hanya halusinasinya.

Yang Hebat menarik 'Kim Dokja' kecil mendekat, berbisik di telinganya, "Waktu bermain selesai, okay?"

'Kim Dokja' kecil tampak enggan, tetapi akhirnya mencapai pengertian bahwa ini harus diakhiri, dia mengangguk dengan berat.

Yoo Sangah rupanya sangat peka sehingga dia segera menyadari sesuatu sebelum memasuki portal. Sebenarnya saat mereka menuju tempat portal itu berada, di sepanjang dinding, ada ukiran yang hampir tak berbentuk sehingga hanya dia yang dapat menguraikannya.

Yoo Sangah ingat betapa terkejutnya dia saat menerjemahkan simbol-simbol tersebut.

(Penelitian Laboratorium No. 3149)

(Demi menghidupkan kembali Ketua Peneliti.)

(Penelitian terlarang yang mengekstraksi energi jiwa.)

(Namun, Wakil Ketua tetap berani mencobanya, bila gagal, yang terjadi ialah Laboratorium Penelitian No. 3149 akan dimusnahkan.)

Begitu segalanya akan berakhir, semua kepura-puraan, setiap bentuk segel ingatan, dan apapun itu terbebas. Kesalahpahaman, kisah yang sengaja diciptakan demi seseorang dan saatnya mengucapkan selamat malam bagi si pemimpi, pemilik mimpi abadi.

Yoo Sangah samar-samar merasakan ketidakkonsistenan dari tubuhnya, seolah jiwanya bisa kapan saja keluar. Bukan hanya dia, anggota partai lainnya termasuk Yoo Jonghyuk dan Plotter juga merasakan itu.

"Kisah yang membingungkan, tetapi luar biasa," komentar Yang Hebat, pada akhirnya dia tetaplah Most Ancient Dream.

Han Sooyoung merasa tercekik oleh kesedihan yang datang dari asal yang tidak jelas. Dia melihat Yang Hebat menatapnya dengan tatapan penuh arti. Han Sooyoung melirik God of Stories, lalu anggota partainya.

"Siapa yang akan percaya bahwa tempat yang kita anggap sebagai kenyataan selama ini bukan kenyataan sebenarnya?" God of Stories bersenandung untuk didengar lainnya.

Yoo Jonghyuk, yang mendengar itu, seketika muram, dia menahan mesin pembunuh dingin itu sambil mencoba mencari keberadaan 'dia' di dalam mesin pembunuh, dia ingin bertanya apa maksud pernyataan God of Stories itu pada 'dia'.

Apakah itu benar? Lalu, siapa dia selama ini? Hanya salah satu yang berpartisipasi dalam sebuah eksperimen?

Yoo Jonghyuk semakin ganas menyerang, dia ingin mengenyahkan mesin pembunuh dingin itu dan mengembalikan 'dia'.

Partai Han Sooyoung yang baru saja datang dan mendapatkan kejutan, yang tak bisa diukur, akhirnya tersadar untuk membantu penyerangan.

Mesin pembunuh itu bukan orang yang mereka kenal, walaupun wajahnya mirip. Oleh sebab itu, bahkan Shin Yoosung dan Lee Gilyoung tak ragu-ragu melawannya.

"Sooyoung-ah, kau bisa pergi sekarang." Yang Hebat tiba-tiba memberitahu God of Stories dan Han Sooyoung.

God of Stories menarik napas dalam-dalam, mengalihkan pandangannya ke Han Sooyoung sambil tersenyum pahit.

Han Sooyoung menjadi takut dan tanpa sadar berjalan mundur. Namun, dia kalah cepat dari God of Stories, yang terakhir segera meraih tangannya.

Pemberitahuan antarmuka segera muncul pada mereka semua.

[Waktu skenario telah berkurang setengahnya.]

Tak ada yang memperhatikan hilangnya God of Stories di tengah pemberitahuan sistem tersebut.

Han Sooyoung membeku di tempatnya berdiri untuk waktu yang lama. Setelah berjuang untuk menyatukan diri dan ego yang berbeda, Han Sooyoung sepenuhnya memiliki kesadaran jati diri.

"Selamat malam, Kim Dokja," ucap Han Sooyoung sambil tersenyum dengan air mata yang menetes.

Yang Hebat membalas senyumannya dengan senyuman murni dan manis. "Selamat tinggal, jadilah baik dan berikan kompensasi pada mereka atas namaku, okay?" Tangan kecilnya memberikan fragmen cerita kecil ke Han Sooyoung.

"Aku sangat puas dengan kisah ini, tapi aku akan lebih bahagia bila kau dan mereka kembali ke kenyataan yang sebenarnya. Biarkan aku tinggal sendirian di sini untuk selamanya, Sooyoung-ah," lanjut Yang Hebat.

"Kenapa kau tidak ingin hidup kembali?" Suara Han Sooyoung tercekat dan serak, mengabaikan keributan pertempuran seperti latar belakang, dia dan Yang Hebat seperti berada di dimensi yang berbeda dari lainnya.

Yang Hebat masih mempertahankan senyumannya. "Ketika kau kembali, tolong matikan Sistem 3149. Aku ingin menjadi pemimpi yang sebenarnya juga sama seperti lainnya yang ingin kembali ke kenyataan," lirihnya dengan melankolis.

Ketika kata-kata itu selesai diucapkan, mesin pembunuh dingin berhenti bergerak. Seperti yang diharapkan, The First Nightmare, yang merupakan Sistem 3149, menuruti keinginan pemilik mimpi abadi ini.

"Aku menyadari bahwa menahan mereka di sini untuk menemaniku jelas sangat egois. Keserakahan adalah bentuk terburuk dari sifat manusia, tentunya aku tidak bisa disebut sebagai manusia," oceh Yang Hebat saat pergerakan lainnya selain dia dan Han Sooyoung terjeda dan dibekukan.

***

Apakah kalian terkejut dengan perkembangan ini?

Sama, aku juga 😂 soalnya ini ide spontan seperti yang telah kukatakan bahwa aku menulis berdasarkan ide spontan.

Terimakasih untuk yang sudah bertahan dan membaca sampai sejauh ini, kalian hebat~

***