webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 46 : Apa yang Sebenarnya Kau Inginkan?

'Musuh di balik layar' menyaksikan keterkejutan mereka dengan bahagia. Sama seperti bagaimana dia bertindak menggantikan 'dia' sebelumnya, dia harus menyelesaikan tujuannya segera.

Dia takkan membiarkan targetnya melarikan diri lagi setelah semua hal yang dia lakukan, bahkan dia tak tahu apakah harus merasa bersalah atau tidak terhadap mereka yang dia manfaatkan?

Agar Dewa Tersegel mau keluar, segala macam plot ini terjadi dengan perhitungan cermat, walaupun masih ada sedikit penyimpangan, namun itu masih dalam taraf yang dapat diterima. Terutama dia sempat mengira dirinya benar-benar 'dia', hampir melupakan tujuannya.

Sangat beresiko tenggelam dalam identitas 'dia'. 'Musuh di balik layar' sebenarnya tidak punya dendam yang terlalu dalam pada Time Controller, dendam terbesarnya hanya pada Dewa Tersegel.

Dewa Tersegel yang menghancurkan dunianya. Dewa Tersegel yang cerdik memainkan segala macam skenario di luar batas. Dewa Tersegel yang seharusnya ditidurkan untuk selamanya oleh Time Controller. Dewa Tersegel yang menggunakan dalih sebagai salah satu karakter dan berpura-pura seolah-olah bukan apa-apa.

'Musuh di balik layar' telah membuat kesepakatan dengan 'Kim Dokja kecil' di dunia skenario buatan yang mereplikasi aslinya. 'Kim Dokja kecil' akan tersadar langsung saat melihat sosoknya setelah pemicu, yakni bola kristal dan dua figur mainan yang pernah dia sentuh bereaksi.

Dia mengenal Time Controller dan juga sebaliknya. Ketika masa dinonaktifkan hampir tiba, Time Controller membuat kesalahan besar. Pada saat itu, untuk pertama kalinya, 'musuh di balik layar' sungguh belajar tentang kehidupan seperti yang disarankan The First Nightmares.

Dia memakai strategi umum yaitu menjadi individu yang berbeda, tak 'kan mengingat hal-hal rumit terkait 'rahasia' langit. Namun, saat segalanya berakhir dengan tragedi, dia tersadar bahwa mungkin The First Nightmares tidak benar-benar menyuruhnya belajar tentang kehidupan.

Selama waktu yang amat lama, 'musuh di balik layar' berganti mengamati Time Controller. Tower of Nightmares sendiri beroperasi sesuai mekanisme yang dijalankan oleh Time Controller.

Sebelum periode itu datang, 'musuh di balik layar' berada di ruang hampa dalam artian kesunyian abadi. Dia merasakan kesepian mendalam setelah mengalami pengalaman kebersamaan. Sangat menyiksa dan pikirannya membengkok.

Sekarang, dia ingin tahu apa yang sebenarnya diinginkan Dewa Tersegel?

Akan tetapi, dia memutuskan membalas dendam dulu baru kemudian mendapatkan jawabannya.

"Aksesku sudah diambil," ujarnya dari balik topeng perak.

God of Stories mengeluarkan manik-manik dan menyebarkan itu ke sekutunya selain 'Kim Dokja kecil' dan bola cahaya.

'Musuh di balik layar' menahan partai Yoo Jonghyuk dan Secretive Plotter dengan rantai probabilitas, sementara dia mengumpulkan kekuatannya untuk memenjarakan bola cahaya dan 'Kim Dokja kecil'.

Dia hendak meledakkan bola cahaya yang rentan tersebut ketika tiba-tiba suara tak langsung muncul dengan antarmuka di depan semua pengunjung. 'Kim Dokja kecil' dan Yang Hebat tak menerimanya untuk alasan yang akan dikemukakan.

[Apa kau tahu apa tujuanku sebenarnya?]

'Musuh di balik layar' mendengus, ingin mengabaikan. Namun, —

[Bukan aku yang menghancurkan dunia yang kau sayangi.]

Kali ini, dia akhirnya mau mendengar lebih lanjut.

Partai Yoo Jonghyuk dan Plotter terdiam sambil menghentikan perlawanan.

[Tidakkah kau seharusnya membaca memoar reboot di Perpustakaan Abadi selama mencuri identitas 'dia'?]

"Aku tidak bisa masuk lebih dalam," balas 'Musuh di balik layar'.

[Sudah kuduga. Apakah kau ingin tahu kebenarannya? Ini mungkin bukan hanya untukmu, tetapi kalian semua yang berani datang ke sini.]

God of Stories merasakan firasat buruk jika dia bersedia mendengarkan lebih jauh.

'Musuh di balik layar' tertawa tak percaya. "Setelah sejauh ini, kau mau menipu lagi?!"

[Ini bukan tipuan, lagipula 'dia' akan menerobos ke sini sebentar lagi dan melanggar batasan khusus.]

"Lalu?" Pihak lain masih skeptis.

[Buktinya ada di depanmu sekarang, kan? Bagaimana aku bisa mengoperasikan sistem antarmuka? Aku bukan 'dia'.]

Mereka baru menyadari itu dan memiliki keraguan tentang keanehan ini.

"Jelaskan!" 'Musuh di balik layar' menahan kemarahannya karena dia juga sangat penasaran melebihi keinginan balas dendam.

[Karena 'dia' yang sebenarnya sudah bangun. 'Dia' memberikan akses padaku tanpa izin pecahan jiwanya, 'dia' yang utama. Meski kau memang berperan dengan luar biasa sebagai 'dia', kau bukan 'dia'. Seharusnya kau curiga tentang alam semesta yang absurd ini, bukan?]

"Aku tidak ingin mengetahui betapa absurdnya alam semesta ini, jelaskan saja mengenai bahwa bukan kau yang menghancurkan duniaku!"

[Akar, Batang, dan Cabang. Semuanya mengarah ke The First Nightmares. Perlahan-lahan akan dipotong dan diganti agar terpelihara dan mempertahankan makrokosmos. Duniamu hancur karena sudah waktunya hancur. Tentang kesalahanku membebaskan Dewa Luar, itu salah satu cara bagiku menggoyangkan keseimbangan dan terbebas dari mimpi abadi.]

Yoo Jonghyuk mengerutkan keningnya pada kata 'mimpi abadi'. Plotter merenung sambil sesekali melirik Yang Hebat.

[Jika segalanya terus konsisten. Kita takkan bisa lepas. Apakah kalian merasa nyaman dengan dunia kalian?]

Pertanyaan itu ditujukan ke para individu yang secara ajaib ada di sini.

"Itu, jangan bilang...." God of Stories memiliki dugaan mengerikan bahwa selama ini mereka tidak benar-benar ada di 'kenyataan'.

['Dia' memaafkan kesalahanku dan memahamiku. Sekarang, akan kuberitahu tujuanku. Ini adalah kisah yang amat panjang, tetapi tentu saja akan kuringkas. Aku ingin menciptakan 'kisah' yang bisa memuaskan'nya' dan membiarkan semua yang terseret kembali ke 'kenyataan'.]

"Tidak mungkin! Jadi, maksudmu, 'dia' lah yang menjadi penjahat di sini?!" sangkal God of Stories.

Jantung Yoo Jonghyuk berdegup kencang, dia mencengkeram pedangnya kuat-kuat.

'Musuh di balik layar' mencoba berdebat. "Omong kosong macam apa ini?! Tipuan yang menakjubkan. Kisah yang fantastis. Bukankah—"

Pernyataannya disela.

[Tidak pernah ada orang bernama 'Kim Dokja'. Itu adalah 'kenyataan'.]

Terasa lebih kuat daripada bom kebenaran bahwa semua ini hanyalah 'mimpi abadi'.

Pupil Plotter bergetar saat dia membalas, "Bagaimana cara menjelaskan adanya kami? Aku dan dia? Bukankah kami seharusnya orang yang sama?"

Bola cahaya memancarkan sinar yang cerah seolah senang ada pertanyaan yang bermakna.

[Sama seperti satu tubuh memiliki beberapa kepribadian. Itulah kalian. Anomali yang terjadi akibat sulit menanggung keabsurdan situasi dalam 'mimpi abadi'.]

God of Stories tercengang, tak bisa berkata-kata.

"Dunia paralel dan lainnya—" Lee Jihye putaran 999 hendak beragumen.

[Dalam 'mimpi abadi', tidak mustahil menciptakan klon yang sama, tapi tidak berasal dari kesadaran yang sama.]

Uriel menganga. Dia sulit menerima ini, bahkan jika ada bukti langsung.

"S-siapa sebenarnya 'dia'?" tanya Uriel dengan suara melengking.

'Kim Dokja kecil' dan Yang Hebat tampaknya tak mendengar pembicaraan mereka sama sekali, seolah ada penghalang suara di pendengaran keduanya.

[Aku tidak tahu.]

Ekspresi pendengar kosong seketika sebelum mereka berteriak sebagai respon.

"Kalau begitu, tak gunanya kita mempercayai kekonyolan ini!" God of Stories tak mau mengakui hal semacam itu.

"Itu pernyataan paling mengerikan yang pernah kudengar," komentar Yoo Jonghyuk.

"...." Plotter tampaknya setuju dengan Yoo Jonghyuk.

Lee Jihye, Lee Hyunsung, Kim Namwoon, dan Uriel, masing-masing menggerutu tak jelas.

[The First Nightmares mungkin tahu, tidak, pasti tahu. Aku tidak tahu siapa 'dia' sebenarnya, tapi aku mengetahui bahwa dia bisa dianggap 'dewa' dari semua di 'mimpi abadi' ini di bawah The First Nightmares.]

"Aku mengerti kalau dia 'dewa'. Dia memang 'dewa yang tak bisa berbuat apa-apa selain membaca', benarkan?" God of Stories menyindir.

[Biar kulanjutkan agar kalian paham dan tidak salah mengerti tentang statusnya. The First Nightmares memperlakukan 'dia' dengan sangat baik. Terlalu baik menurutku. Aku baru menyadari hal itu setelah 'dia' membebaskanku dari hukuman. Kecurigaanku dimulai dari sana. Aku tahu makrokosmos ini adalah 'mimpi abadi' yang konsisten sehingga butuh rangsangan besar untuk mengguncang fondasi supaya berakhir dan melepaskan kesadaran yang dicuri dari 'kenyataan'. Keanehan pertama ialah 'dia' tak diberi sanksi apapun setelah membebaskanku. Kemudian, dia mendapatkan hadiah dan otoritas tertentu. Janjiku padanya sebagai pembayaran berubah menjadi tujuan utama. 'Dia' membutuhkan 'cerita' yang bisa membuatnya merasakan emosi dan secara sukarela melepaskan kesadaran yang terkurung dalam 'mimpi abadi'.]

Bola cahaya berhenti selama beberapa saat, sebelum meneruskan penjelasan.

[Dan tujuanku sudah tercapai. Bukankah kalian menjalani kisah yang sangat fenomenal? Hingga ada di sini dan berhasil bertemu denganku, kalian mungkin akan menjadi yang pertama terbangun. 'Dia' akan mengkonfirmasi apa yang kusampaikan. 'Dia' yang sebenarnya tentunya mengetahui tujuanku selama ini, tapi 'dia' tak pernah mencegahnya.]

"Apa selanjutnya? Setelah kami terbangun? Ingatan tentang semua ini tetap ada?" tanya Yoo Jonghyuk dengan suara serak, menelan gumpalan kepahitan yang naik di tenggorokannya.

[Tidak. Saat kalian terbangun, kalian akan menganggap diri kalian selamat dari kecelakaan yang umum. Masing-masing terbangun di waktu yang berbeda-beda.]

"Jadi, kami tidak akan mengingat 'dia'?"

[Itu terserah 'dia' untuk menentukan. Mungkin kalian masih mengingatnya karena betapa kalian rela datang ke sini. Namun, 'dia' mungkin memilih menghapus keseluruhan.]

"Semua adalah 'mimpi abadi' dan kita terjebak tanpa kita sadari. Segala hal aneh dan tak bisa dijelaskan akan tampak masuk akal jika itu mimpi. Kenapa aku tidak menyadarinya?" God of Stories sedikit percaya sebab dia mengenang adanya Pohon Ilusi, karakter, Mimpi Paling Kuno, dan semua jenis skenario.

"Bagaimana dengan orang-orang yang mati?" Lee Jihye berinisiatif bertanya perihal kemungkinan dunia bawah yang memelihara jiwa orang yang mati.

[Yang mati sungguhan dan jiwanya benar-benar hilang, mereka akan terbangun dalam keadaan 'amnessia sepenuhnya' di 'kenyataan'. Sementara, yang masih bisa menyisakan jiwa akan ada di sini, Istana Cerita.]

"Menurutmu kami akan percaya seluruhnya?" Yoo Jonghyuk menarik pedangnya.

Rantai emas pembatas dari 'Musuh di balik layar' telah dilepaskan sejak bola cahaya mengoceh tentang 'mimpi abadi'.

[Haha, tidak! Aku tahu kalian mustahil percaya sepenuhnya. Sisa waktu skenario kalian tinggal sedikit. Mari menikmati masa pertempuran terakhir sebelum 'dia' datang.]

Tiba-tiba pesan skenario berubah menghampiri mereka semua termasuk Yang Hebat dan 'Kim Dokja kecil'.

+

[Skenario Terakhir]

Kategori : Multi-Universe

Kesulitan : SSSS

Kondisi Sukses : Kalahkan Infiltrator *Time Controller*.

Batas Waktu : 10 jam

Kompensasi : Terbebas dari dunia makrokosmos.

Kegagalan : Tidak diketahui.

*Semua Probabilitas yang dibutuhkan tersedia tanpa batasan sampai akhir skenario.

*Skenario diubah atas permintaan 'Time Controller'.

*Kekuatan 'bos terakhir' disesuaikan.

*The First Nightmares menyetujui skenario penutupan ini.

*Masa penonaktifan 'Time Controller' disamakan dengan batas waktu.

+

Skenario itu secara tak langsung menegaskan bahwa yang dikatakan bola cahaya benar.

"Bos terakhir?!" God of Stories memekik, entah dia ingin tertawa tak percaya atau marah akan kebenaran. Yang pasti, pertarungan besar akan segera dimulai.

Perasaan mereka yang awalnya diisi dengan kebencian sekaligus kasih sayang, sekarang 'kasih sayang' telah terhapus setelah kebenaran dikonfirmasi.

***

Halo~ setelah berbulan-bulan gak update ini, akhirnya aku bisa menguatkan hati untuk mengakhirinya sebentar lagi~

Tidak apa-apa jika kalian merasa ini tidak masuk akal. Tapi, segala hal mungkin dalam mimpi. Siapa 'dia' sebenarnya?

Mungkin sampai akhir, itu akan jadi misteri. Atau jika aku berubah pikiran dan memberi kepastian yang membuat tebakan kehilangan maknanya.

***