webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 45 : Pemecahan (2)

Ketiga transenden menatap kosong ke catatan yang tertulis di selembar kertas putih yang menguning. Penjaga perpustakaan itu telah menghilang beberapa saat yang lalu secara mendadak, mereka bahkan belum sempat bereaksi.

Namun, bukan itu yang menjadi fokus perhatian mereka saat ini. Di sana ada guratan kata-kata yang melengkung dan kabur, tetapi mereka masih bisa memahaminya walau tidak tahu bahasa apa itu.

[Jika semua jiwa digabungkan, apa yang akan terjadi?]

[Tanpa 'pembaca', tidak akan ada aktivitas karakter yang hidup. Mulai mengatur ulang]

[Setiap hal telah dicuri, sebelum menulis ini, aku bahkan tidak tahu siapa diriku, hanya berkeliaran dan kadang-kadang tertidur lelap. Berulang kali ada umpan balik aneh dari sesuatu yang akrab, tetapi sulit untukku terbangun.]

[Tapi, ternyata sudah sejauh ini ketika aku berhasil membebaskan diri]

[Untuk siapapun yang membaca ini karena aku sengaja meninggalkannya, pergilah ke lantai tertinggi Tower of Nightmares. Dan bangunlah dari mimpi buruk ini]

"Mimpi buruk?" Jang Hayoung tak terima penjelasan itu.

"Jadi, jalan keluarnya ada di sana." Namgung Minyoung lebih rasional.

"Kita harus memberitahu anak-anak itu!" Kyrgios akan menyentuh kertas ketika sudut kertas mulai terbakar. Itu hilang sedikit demi sedikit, dan mereka tidak berhasil mendapatkan bukti.

"Tunggu!" Jang Hayoung berjalan ke depan dan menyentuh dinding yang membatasi bagian dalam dan luar perpustakaan. Hanya meja resepsionis dan rak buku yang kosong di sisi kiri mengisi ruangan ini.

"Dinding ini sama seperti Dinding Terakhir yang mengakhiri skenario dunia kita." Ada sedikit percikan listrik probabilitas yang menyala, namun tidak menyakiti.

"Itu berarti ada sesuatu yang penting di baliknya?" Kryrgios menjadi tertarik dan terbang ke arah Jang Hayoung untuk duduk di bahunya, mengamati dari dekat dinding tersebut.

Namgung Minyoung memeriksa meja, dan rak kosong, mencari pemicu ruang tersembunyi atau apapun. Tower of Nightmares praktis meniru kastil nyata dengan pengaturan realistis.

Kalau begitu, bagaimana dengan Pohon Ilusi. Mereka bingung. Apakah tempat ini Pohon Ilusi atau Tower of Nightmares? Apa perbedaan keduanya?

"Ayo pergi, kita sudah terlalu lama di sini. Mereka pasti panik karena kita tidak memberitahu mereka." Namgung Minyoung tak mendapatkan apa-apa dan dia kecewa.

"Baiklah, kita tidak bisa berbuat apapun pada dinding ini." Jang Hayoung meninju dengan keras sampai punggung tangannya lecet.

Mereka keluar dan sedikit ragu-ragu apakah akan menutup pintu atau tidak, tetapi Kyrgios yang tidak sabar segera menyeret pintu agar menutup. Pada saat itu, terjadi hal yang tak disangka. Namun, mereka tak begitu terkejut.

Pintu itu lenyap seolah tak pernah ada dan mereka berdiri di koridor buntu. Hanya satu jalan kembali.

***

Sebelum terbangun, di suatu tempat yang direkonstruksi. Kastil Gai di perbatasan pandangan dunia yang dikenal, terbentuk. Hampir menyerupai kediaman Secretive Plotter yang dulu dihancurkan oleh Uriel regresi ke-999.

Dinding Keempat, Master of Abyss, membawa tabung kaca berisi pecahan jiwa dan menjaganya dengan baik. Dia ikut bermain dalam rencana yang palsu, namun semua itu demi membangunkan yang asli.

Master Simulacrum dan Eater God mengurus pertahanan, sementara Nirvana Moebius mengawasi perkembangan pecahan jiwa yang semakin memadat.

"Aku takkan tahu jika semua ini hanya kepalsuan jika kau tidak menceritakannya. Terlalu luar biasa," sindir Nirvana.

Master of Abyss tampaknya terbiasa dengan keluhan Nirvana setelah lama berkelana dan akhirnya membangun Kastil Gai di sini. Hubungan mereka bukan lagi seperti tuan dan pelayan, tetapi lebih ke teman yang bisa diandalkan untuk saling membantu.

Master of Abyss tidak begitu kuat sampai-sampai dapat menghadapi ancaman begitu banyak Outer God sehingga dia membutuhkan kekuatan Nirvana serta dua eksistensi yang bersamanya.

"Tujuan 'dia' memberiku kesempatan untuk mengumpulkan semua jiwa 'Kim Dokja'. Akan lebih baik jika dia bisa menggunakan waktu terakhirnya tanpa kesepian."

Master of Abyss menyentuh sisi kaca yang transparan. Merasakan kehangatan dan ekspresinya rileks.

"Sebenarnya, penjelasan tentang dunia makrokosmos tak bisa kumengerti. Pak Tua, apakah waktu akhir benar-benar akan datang? Dan skenario itu hanya uji coba?"

Cara bicara Nirvana semakin kurang ajar, dia mulai menunjukkan sifat asli yang lama.

"Tidak, The First Nightmare memberikan pembayaran padanya  dan juga mengujinya. Terkait dengan akhir dunia, antara kedua dimensi, dimensi tingkat tinggi yang kita tinggali dan dimensi yang seharusnya ada akan memutuskan interaksi. Ketika itu tiba, mereka akan terbangun dari mimpi buruk ini."

"Apa aku juga termasuk?" Nirvana sedikit berharap. Dia merasa kehidupan reinkarnasi tidak seburuk penjelajahan kosmos.

"Kita diciptakan untuknya? Ataukah kita ada di dimensi tingkat tinggi ini untuknya? Selain dia, kita semua termasuk dalam karakter mimpi buruk yang akhirnya menjadi individu independen." Master of Abyss mengerutkan alisnya saat pecahan jiwa beresonansi, suara halus sampai ke kepalanya.

Kastil Gai berguncang keras, Master Simulacrum bergegas masuk ke kamar terdalam tempat mereka berada.

"Ada begitu banyak Outer God yang mengepung!"

Pecahan jiwa di tabung kaca bersinar kebiruan. Listrik statis keluar darinya dan itu mengkonsumsi probabilitas dalam jumlah yang sangat besar.

Mereka segera terdiam. Menunggu penuh harap.

Saat berikutnya, tabung retak kemudian pecah menjadi ketiadaan yang diserap pecahan jiwa.

Mereka memiliki firasat bahwa detak waktu berhenti. Outer God di luar Kastil Gai mengamati anomali ini.

Pecahan jiwa mulai membesar dan sepertinya menarik pecahan yang lain. Hal-hal di sekitarnya juga hampir terserap semua layaknya lubang hitam.

Badai probabilitas datang menyerang. Eater God tergopoh-gopoh masuk dengan tubuh besarnya, tampak ketakutan. Ini jelas di luar perkiraan.

Untungnya, Master of Abyss yang sudah memprediksi hal tersebut membangun dinding pelindung sesuai gelarnya.

Jauh di setiap dunia paralel di pandangan dunia terdekat, waktu dan pergerakan membeku. Di planet regresi ke-1864, ketika anggota Perusahaan Kim Dokja sedang mendiskusikan isi buku harian <Kim Dokja Umur 28 tahun(end)>, segalanya melambat menjadi merangkak hingga tersisa patung.

Ketika entitas khusus membuka mata. Perubahan menyebar dimulai dari Pohon Ilusi dan Tower of Nightmares lalu the Real Paradise.

Pecahan jiwa yang membesar nyaris lengkap dan membentuk sosok yang serupa dengan 'Kim Dokja' yang dikenal, namun rambut keperakan dan mata biru yang melambangkan waktu dan pembaca adalah pengecualian.

"Sudah lama," ucapnya tanpa emosi.

Kebingungan hanya berlangsung sementara, setelah formulir informasi dimensi tinggi memasuki kepalanya, dia mengusap wajahnya dan tertawa kosong.

"Aku pikir mimpi buruk memang harus diakhiri."

Master of Abyss, Nirvana Moebius, Master Simulacrum, dan Eater God, menyambut Time Controller yang asli. Mereka bersiap melepaskan dunia makrokosmos dan membuka mata dari mimpi buruk.

Dia mengetahui bahwa seluruh identitas, perasaan, ingatan, telah diambil alih sebelum dia terbangun. Sekarang, dia hanya mendapatkan kembali sebagian.

"Keselamatan yang kuberikan tampak seperti omong kosong."

Dia menggambarkan garis khayalan, menutup matanya. Sebuah lubang teleportasi terbentuk, langsung mengarah ke Pohon Ilusi.

Mereka mengikutinya untuk membereskan kekacauan.

***