webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 45 : Pemecahan (1)

"Dewa Tersegel, akhirnya~…" Pria berambut merah itu menyeringai bahagia, ini saat yang dia nantikan sejak lama sekali, sangat lama.

Bola cahaya menyusut, tetapi tidak bersembunyi. Bola cahaya itu ingin berasimilasi dengan Yoo Jonghyuk, namun yang terakhir tampaknya bertindak aneh.

Yoo Jonghyuk menatap lurus ke arah pria berambut merah itu, mata coklatnya berubah antara fokus dan tidak fokus, menandakan dia sedang membandingkan sesuatu dengan ingatannya.

Secretive Plotter menarik pedangnya sambil mempertahankan ketenangan, Uriel mengeluarkan aura suci keemasannya yang secara kebetulan bercampur dengan energi di the Real Paradise.

Fabel-fabel yang tidak lengkap dan terpotong-potong melayang-layang dan jatuh setelah penghalang hancur.

Istana Cerita diselimuti kemegahan angkasa yang berwarna-warni serta ikan terbang yang begitu banyak, hampir menghalangi penglihatan.

Yang Hebat untuk pertama kalinya mencurigai hal yang seharusnya tidak dia pikirkan. Dia menoleh ke 'Kim Dokja' kecil yang memiliki ekspresi tenang abnormal. Lalu, dia memeriksa bola cahaya keemasan yang melayang-layang di antara mereka berdua, kemudian penghalang yang runtuh dan semua ikan.

Yang Hebat mengingat kembali percakapan Time Controller sebelumnya, dia entah mengapa merasa ada sesuatu yang bermasalah, dan itu sangat penting.

"Penghalang hancur, dia datang, bola cahaya itu juga, dan...." Dia mengalihkan perhatian ke pria berambut merah yang menyeringai terlalu bahagia. "Aneh. Rasanya tidak benar," gumamnya pelan, nyaris tidak bisa didengarkan siapapun.

Lee Jihye yang pertama merespon, "Ada apa?"

Lee Hyunsung dan Kim Namwoon saling pandang kemudian menunggu jawaban Yang Hebat. Secretive Plotter tidak mengendurkan pertahanan dan kewaspadaannya, tetapi dia juga diam-diam mendengarkan.

Yang Hebat akan menjelaskan, namun—

"Itu!" seru 'Kim Dokja' kecil mengagetkan mereka.

Pria berambut merah memulai aksinya, dia memadatkan ikan-ikan di sekitarnya lalu membentuk senjata cerita yang menakutkan.

"Tidak! Tidak mungkin.... Ini terlalu banyak! Dia seharusnya tidak bisa menggunakan itu!" Teriakan ketakutan Yang Hebat mengguncang hati mereka selain 'Kim Dokja' kecil yang tetap acuh tak acuh.

Bahkan, bola cahaya juga berkedut dan terbang mendekati Yang Hebat. Akan tetapi, sebuah tangan kecil menahannya.

"Kau tidak boleh pergi." 'Kim Dokja' kecil menekan bola cahaya itu dan meremasnya dengan kedua tangan.

Pria berambut merah itu menggelengkan kepalanya, geli. "Sayang sekali, ternyata sudah terungkap, nah itu lebih baik."

"Apa yang kau lakukan?!" God of Stories akan merebut kembali bola cahaya tersebut, namun rantai emas probabilitas tiba-tiba muncul dan membungkus tangan, kaki, dan tubuhnya disertai rasa sakit luar biasa.

Pikiran Yoo Jonghyuk perlahan-lahan jelas. Suatu prasangka mengisi kepalanya setelah fragmen ingatan penting saling terkait.

'Benar, kami dari awal tidak pernah benar-benar mengenal dia. Apa yang kami kenal tentangnya hanya di permukaan.' Saat kalimat itu muncul di kepalanya, Yoo Jonghyuk mengeratkan pegangannya pada pedang hitam dan menutup matanya.

'Apakah orang itu akan begitu picik untuk membuat kami menderita?'

'Dia jarang berbicara lebih banyak dari yang seharusnya.'

'Setiap tindakannya selalu ada alasannya. Tapi, apa maksud semua ini?'

Yoo Jonghyuk membuka matanya lalu melihat log skenario yang baru. Membunuh infiltrator, maka mereka bisa meninggalkan dunia makrokosmos ini.

Rantai emas merambat ke semua orang yang mencurigai hal yang sama. Secretive Plotter menebas rantai-rantai itu dengan pedangnya yang diselimuti aura hitam. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Jadi, begitu...." God of Stories memegang manik hitam di tangannya, ekspresi pengertian terpampang di wajahnya. Dia tersenyum pahit.

"Kau memainkan peranmu begitu lama, aku tidak menyadarinya. Betapa bodohnya diriku...." God of Stories memecahkan manik hitam dan rantai emas itu meluruh, hilang sedikit demi sedikit.

"Apa kalian terkejut? Apa kalian sangat marah dan kesal?" Pria berambut merah terkekeh. "Tapi, kupikir 'dia' mulai membebaskan diri.... Yah, itu tidak akan mempengaruhiku."

Yoo Jonghyuk akhirnya berkata dengan geram, "Dia tidak pernah kembali setelah skenario kiamat selesai. Kau menjadi dia dengan sempurna." Yang berarti bahwa upaya mereka hanyalah lelucon.

Bom kebenaran yang menusuk ke lubuk hati, Uriel gemetaran.

Yang Hebat menatap kosong ke arah pria berambut merah. Untuk beberapa alasan yang mencengangkan ini, firasatnya pada peristiwa tertentu terpicu.

***

Time Controller melirik ke arah pengunjung yang datang dari kedalaman kegelapan. Dia mengerutkan sudut bibirnya dan mengeluarkan arloji saku bertuliskan nama 'Kim Dokja'.

"Sudah terbangun? Waktu peranku sudah habis," ucapnya pada pengunjung.

Ruang hitam bergerak-gerak dan pintu-pintu waktu bergetar. Pengunjung memilih penampilan yang sama dengan Time Controller, namun rambut perak dan mata biru yang mencerminkan pergerakan waktu adalah ciri khasnya yang tidak bisa ditiru, itu merupakan sosok aslinya ketika memerankan sebagai pengendali waktu.

"Kau mencuri identitas itu, ingatan, perasaan, dan juga peranku sebagai 'Kim Dokja' serta sebagian 'Time Controller' dan menyakiti mereka.... Mentransfer umpan balik kepadaku agar aku tetap tertidur. Tujuanmu hampir selesai, bukan?" Pria berambut perak itu menyipitkan matanya.

Time Controller, tidak, dia sekarang bukan lagi Time Controller, dia adalah musuh di balik layar. Dia membalas, "Seperti yang diharapkan, The First Nightmare membangunkanmu secara paksa. Bukankah ini berarti waktu setiap pandangan dunia cerita yang kau awasi berhenti saat ini?"

"Ya, dan kau memanfaatkannya dengan semua kelicikanmu," balas pria berambut perak.

"Itu mengharukan... Mereka mencarimu, melakukan segala macam hal agar kau kembali, bahkan menyebarkan cerita-cerita itu diiringi asumsi bahwa kau mungkin membacanya." Time Controller palsu merubah wujudnya menjadi transparan. Badai probabilitas mengalir menuju pria berambut perak yang berangsur-angsur menyerupai Time Controller palsu.

Tik

Arloji yang berkarat tertangkap di tangannya, dia membuka dan melihat berapa lama lagi 'waktu' tersisa sebelum 'dinonaktifkan' oleh The First Nightmares.

Nama yang tertera di arloji sama sekali tidak mempengaruhi isinya, namun itu dapat menunjukkan siapa yang memilikinya melalui penyamaran.

Semua kenangan yang dicuri bergabung ke jiwanya lagi, satu hal yang mustahil dilakukan oleh Time Controller palsu saat memakai identitasnya adalah pemecahan dan penggabungan sementara. Serta, pembentukan individu baru.

Time Controller palsu hanya bisa menarik semua pecahan dan menyimpannya bukan menggabungkan. Oleh sebab itu, ketika rencananya tiba di puncak, kesalahan akibat terlalu antusias dan keyakinan mutlak pada keberhasilan, menyebabkan yang asli merekonstruksi dan terbangun.

Dan karena dia terbangun serta hampir semua pecahannya selain satu yang berkhianat dan satu yang sudah menjadi individu independen, bergabung dan menghentikan semua arus waktu di pandangan dunianya. Cerita di dunia itu berhenti. Tanpa 'Pembaca', tidak ada aktivitas.

Akan tetapi, —

"Aku harus berterimakasih padamu untuk dua hal." Dia jelas menyiratkan beberapa paradoks dalam rencana Time Controller palsu. Entah yang mana itu, baginya hal tersebut menentukan akhir kisah ini.

Sosok transparan di depannya yang merupakan proyeksi setelah penukaran peran sebelum musuh di balik layar tiba di the Real Paradise itu lenyap.

***