webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 41 : Pusat Great Land(2)

Dua kelompok yang bergabung itu menganga ketika berdiri di depan gerbang Istana yang luar biasa di the Real Paradise ini. Secara alami, Kim Dokja dan Yang Hebat tidak ikut terkejut sebab mereka sudah merasa akrab dengan Istana tersebut, ditambah pesan sistem yang datang menegaskan keyakinan mereka. Mereka berdua adalah bagian dari yang sebenarnya yang telah terpecah.

Dan tidak perlu menunggu lama, gerbang tersebut terbuka sendiri seakan menyambut pemiliknya. Ikan-ikan yang lebih besar dan berwarna ada di dalam, melayang di angkasa memutari menara-menara yang menakjubkan. Yang Hebat yang pertama menjejakkan kakinya melewati batas gerbang, kemudian dia mendapat pesan.

[Istana Cerita menerima Anda dan rekan-rekan yang mengikuti Anda]

[Istana Cerita memulai proses sinkronisasi]

[Ada dua tuan rumah terdeteksi]

[Anda memiliki otoritas lebih besar]

Dan pesan untuk yang lain.

[Selamat datang di Istana Cerita]

[Tuan rumah kami saat ini 'Yang Hebat' ]

[Kami menyambut salah satu pecahan jiwa Pangeran kami yang lain]

Log pesan berhenti dan Yang Hebat berbalik untuk menatap kelompoknya dan juga Kim Dokja. "Ayo, kita bisa masuk," ujarnya sambil menunggu Plotter mendekat.

Perjalanan dari tempat semula ke Istana Cerita tidak begitu panjang, dan karena istana ini sangat besar dan jelas menjulang sampai ke langit yang jauh, menembus kerumunan ikan-ikan, mereka dapat mencapai lokasi tepatnya.

"Tunggu, kenapa ini dinamai Istana Cerita?" tanya God Of Stories tiba-tiba sebelum masuk, pertanyaan itu menimbulkan keraguan pada yang lain.

Para ikan telah menuntun mereka ke sini, meskipun mereka tak tahu kenapa, tetapi akhirnya menuruti. Seolah ada yang ingin diberitahukan kepada mereka, oleh siapa yang tahu.

Pertama sudah cukup memusingkan dengan terkuaknya identitas 'orang itu' yang berjuang bersama mereka di dunia skenario dalam novel yang membentuk mereka. Bagaimana bisa 'dia' menjadi Time Controller? Ataukah sejak awal 'dia' memang Time Controller?

Itu adalah hasil pemikiran berbelit-belit mereka selain Yang Hebat dan Kim Dokja di sini.

"Dan kenapa 'penipu bodoh itu' tidak ada di sini?" God Of Stories menciptakan riak kecurigaan.

Yoo Jonghyuk menautkan alisnya kemudian menatap Kim Dokja yang memasang ekspresi kosong lalu Yang Hebat di depan kelompok yang membelakangi mereka.

"Sudahlah, berhenti bertanya, itu memuakkan!" Yang Hebat menanggapi dengan nada kasar mengejutkan kelompoknya yang terdiri dari Uriel, Lee Jihye, Kim Namwoon, Lee Hyunsung, dan terakhir adalah Secretive Plotter.

Yang terakhir bertanya-tanya apakah itu sifat aslinya? Mengingat bahwa anak kecil itu pernah memenjarakannya dalam botol kaca, dan menyatakan dirinya sebagai sisi terburuk. Mungkin pernyataan itu tidak sepenuhnya salah.

"Oh, astaga!" seru Lee Jihye yang merasakan suasana berubah.

Uriel mengepal tinjunya menahan perasaan rumitnya, jika tempat ini bisa didatangi oleh dua Kim Dokja, lalu kenapa jiwa kosong 'orang itu' tidak dibiarkan datang ke sini? Apakah Master Of Abyss menipu mereka lagi?

Lebih banyak pertanyaan justru membanjiri mereka setelah Yang Hebat membentak.

"Apa kita tidak masuk?" Kim Namwoon tidak suka atmosfer yang tegang ini, jadi dia berusaha mengembalikan fokus mereka.

Lee Hyunsung ikut membantu. "Kita mungkin akan mendapat jawabannya setelah berada di dalam."

God Of Stories menghembuskan napas sambil memejamkan matanya, sementara Yoo Jonghyuk mengamati Yang Hebat. Impian Paling Kuno yang partainya temui di peron kereta bawah tanah Daehwa. Saking banyaknya kejadian yang tidak dapat diterima akal sehat, dia hampir melupakan hal itu.

"Hyung!" Yang Hebat mengulurkan tangannya tampak ingin digendong lagi setelah diturunkan ketika mereka sampai di gerbang Istana Cerita. Dia menjadi sangat manja sekarang. Itulah yang kelompoknya pikirkan, tetapi, mereka tetap menyukainya.

Secretive Plotter meraihnya dan membawanya tubuh kecilnya dengan baik. "Ayo," ajaknya kepada yang lain saat langkahnya menuju pintu depan istana yang tidak dijaga siapapun. Tidak, tidak ada makhluk yang menjadi penjaganya, tetapi ikan-ikan di atas tiba-tiba menyerbu ketika merasakan kehadiran mereka.

God Of Stories menganga melihat gerombolan cumi-cumi jelek mengerubungi mereka, cumi-cumi itu awalnya ikan berwarna yang berubah bentuk. Dan mengapa harus cumi-cumi dari sekian banyak bentuk ikan lain yang lebih baik? Mereka tak tahu.

"Ini sambutan mereka." Yang Hebat memberitahu sambil menyentuh salah satunya.

Pada saat berikutnya, ekspresinya menjadi gelap.

"Ada apa?" tanya Secretive Plotter yang menyadari perubahannya.

"Reader tidak diizinkan ke sini. Dia tidak akan pernah bisa datang ke sini."

Terkesiap.

Mata Lee Jihye dan Uriel bergetar, sementara Lee Hyunsung dan Kim Namwoon menyadari ada sesuatu yang salah dari kata-kata anak itu.

God Of Stories menahan napasnya. Sementara, Yoo Jonghyuk bertanya, "Siapa Reader?"

Ah, benar. Yang lain memandang si penanya dengan simpati karena ketidaktahuannya.

Secretive Plotter yang menjawab. "Kim Dokja yang kau kenal."

Kim Dokja yang berada di sisi Yoo Jonghyuk tersentak.

Namun, sebelum Yoo Jonghyuk sempat menanggapi, Yang Hebat menginterupsi dengan perintahnya pada pintu.

"Buka pintunya."

Derit keras yang memekakkan telinga mengiringi pintu besar yang sepertinya terbuat dari batu pualam itu membuka ke dalam.

Cumi-cumi yang mengerubungi mereka menjauh seolah tugas mereka telah selesai untuk menyambut dan meneruskan informasi penting pada tuan rumah.

Mereka melintasi batas yang mungkin menuju akhir dari perjalanan panjang.

***

"Pusat badai selalu tenang," gumam Time Controller yang telah menutup beberapa pintu perjalanan waktu dan memperbaiki arloji kehidupan.

Dia memastikan mereka ada di sana dan melakukan apa yang dia inginkan tanpa mereka ketahui bahwa dia lah yang mengarahkan.

Ada alasan mengapa dia tidak diizinkan masuk ke rumahnya sendiri. Dan itu merupakan bagian dari kegagalannya menyegel Dewa Terkutuk.

Untuk pembalasan dendamnya, 'musuh di balik layar' meracuni kelompok yang lain yang berada di Pohon Ilusi. Time Controller berharap rekan yang paling dia percayai, Han Sooyoung, membuat pilihan yang tepat atau semua yang dia perjuangkan akan hancur seketika.

Tidak ada yang bisa direvisi, itu hanyalah kedok 'musuh di balik layar' yang secara sewenang-wenang menempati tempat pemilik Tower Of Nightmares yang untuk sementara kosong, Secretive Plotter belum menyelesaikan sinkronisasi pemilik baru.

"Pusat badai selalu tenang." Time Controller menyenandungkan kalimat itu berulang-ulang ketika salah satu dari emosi yang dia miliki lenyap menjadi ketiadaan.

Arloji yang dia sentuh kali ini bersinar dalam cahaya asing, keemasan.

"Bagaimana —"

Dia sangat terkejut, apalagi setelah melihat nama yang tertera di bagian belakang arloji.

<Yoo Jonghyuk>

Dan arloji itu adalah yang baru saja dia perbaiki dari kondisi hampir hancur.

Jarum penunjuk waktu berputar cepat menyiratkan bahwa pemilik yang jelas dia tahu yang mana sedang mencoba menembus waktu.

***

Jadwal updatenya minimal seminggu sekali. Terimakasih karena menyukai fanfic ini dan membacanya sampai epilog ini, meski semakin membingungkan ceritanya.

Miharu2Tachicreators' thoughts