webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 36 : Cerita yang Tak Bisa Diubah(1)

+

<Aku harap dapat hidup sebagai manusia biasa yang terlihat biasa, itu harapanku>

<Tentu saja, jika kesadaran akan kutukan ini tak muncul>

+

"Ini...…" Yoo Jonghyuk menatap kosong ke anak kecil yang meringkuk di ranjang kecilnya yang kotor kemudian pada narasi yang melayang di depannya.

"Aku sudah melihat ini berulang kali, jadi aku akan menjadi pemandumu. Ayo," ajak wanita di belakangnya.

Mereka berdua dalam bentuk transparan. Namun, jika ini bagaimana cara cerita disampaikan, maka pasti ada cara untuk mengikuti narasi sebagai salah satu subjeknya. Sama seperti Journey To The West, namun ada beberapa perbedaan yang jelas. Yoo Jonghyuk bergeming sambil mengamati anak itu untuk waktu yang lama sampai God Of Stories menyeretnya paksa.

Mereka keluar dari ruangan sumpek itu kemudian menemukan seorang wanita yang relatif muda sedang menangis di sebuah sofa, pecahan kaca tersebar di bawah sofa sampai karpet usang. Yoo Jonghyuk mengenali siapa wanita itu, dia Lee Sookyung, Ibu Kim Dokja.

"Jonghyuk," panggil yang lain dengan tegas. Akhirnya, Yoo Jonghyuk membalikkan punggungnya dan mengikuti wanita yang disebut God Of Stories itu ke luar rumah ini, rumah Kim Dokja.

God Of Stories memegang lengannya ketika mereka sudah di luar dan disambut pemandangan mengerikan, halaman rusak dan berantakan, tidak, bukan itu yang penting. Yang dimaksud mengerikan adalah orang-orang yang melirik ke sini dengan wajah seakan ingin menonton drama pagi. Kemarahan yang Yoo Jonghyuk pikir takkan muncul lagi mulai bereaksi.

"Abaikan," peringat wanita di sampingnya saat tatapan pembunuh diarahkan ke orang-orang itu, tentu saja mereka tidak akan merasakannya.

God Of Stories membawa Yoo Jonghyuk menuju ke taman di dekat lokasi sekolah Kim Dokja, begitulah penjelasannya. Di sana ada dua anak, pada pandangan pertama, Yoo Jonghyuk langsung tahu siapa mereka.

"Dia bukan aku," sangkalnya dan disahut gumaman yang lain. "Benar, dia bukan kau, tapi kau adalah dia."

Yoo Jonghyuk mengerutkan kening tak terima saat interaksi kedua anak itu terlihat akrab. Anak lelaki yang mirip yang wajahnya memiliki sifat ramah tidak sesuai dengannya, sementara anak perempuan itu sifatnya masih sama, sombong dan spekulatif.

"Perhatikan perbedaannya, Jonghyuk. Kau adalah dia, kau tahu artinya?" tanya God Of Stories dengan tatapan rumit yang diarahkan ke dua anak itu.

"Tidak, jelas dia bukan aku dan sebaliknya," ujar pria keras kepala ini hingga God Of Stories menghela napas. "Baik, daripada kata-kata lebih baik kau melihatnya sendiri, nah mulai sekarang panggil aku Han Sooyoung."

Pada saat berikutnya, Yoo Jonghyuk merasa seperti terbang kemudian terjatuh sangat keras sampai pingsan, ketika membuka mata dia tercengang. Dia berada di tubuh anak lelaki ini dan di depannya, God Of Stories, tidak, Han Sooyoung menyeringai yang terlihat berpura-pura sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Bagaimana sensasinya?"

Yang pertama tak menanggapi pertanyaan itu justru menimpali dengan pertanyaannya sendiri. "Dengan begini aku akan bisa merubah cerita ini, kan?"

'Han Sooyoung' menggeleng dalam penyesalan. "Tidak, jika kau tak percaya. Kita jalani saja, narasi akan segera muncul."

Dan itu benar-benar terjadi.

+

<Itu sore hari ketika aku bertemu mereka berdua yang membuatku mulai berharap sekali lagi bahwa aku bisa memiliki teman>

+

Dalam satu kedipan mata setelah narasi muncul, lanskap berubah drastis. Yang keduanya lihat adalah pemandangan sekelompok anak yang lebih dewasa sedang menindas anak kurus yang meringkuk di dekat dinding. Tanpa pikir panjang, Yoo Jonghyuk menerjang ke depannya dan meninju wajah para penindas itu mati-matian.

"Beraninya kau melakukan ini padanya!!!" geram Yoo Jonghyuk.

'Han Sooyoung' mengabaikan ledakannya untuk mengurus anak yang ditindas itu. Jika seperti cerita aslinya, maka mereka seharusnya tidak menantang para penindas, namun sama seperti Journey To The West, mereka bisa merubah sedikit hal, namun...... 'Han Sooyoung' tahu itu batasnya, dia tak bisa merubah endingnya, dan kali ini dia bersama Yoo Jonghyuk juga takkan bisa merubahnya.

"Mereka tidak akan mengganggumu lagi," ucapnya berusaha terdengar lembut meski perasaannya mati rasa akibat kejadian sebelum datang ke cerita ini.

Anak itu meliriknya dan Yoo Jonghyuk yang masih menghajar para penindas. Pada saat ini, 'Han Sooyoung' merasakan sesuatu yang berbeda, itu......

"Terimakasih," balas anak itu sambil tersenyum cerah.

Deg!

—Ini tidak benar. Sebelumnya tidak pernah seperti ini, apa yang berubah? Apakah ...…tidak, tidak mungkin, dia tersegel di sana, aku tahu itu.

Pikiran 'Han Sooyoung' kacau total dan ekspresinya hancur dengan mata membesar dan mulut ternganga.

Para penindas yang babak belur melarikan diri sebelum Yoo Jonghyuk menghancurkan tulang-tulang mereka.

"Jika tubuh ini sedikit lebih kuat, aku akan membunuh mereka!" geramnya sambil berbalik menghadap anak itu dan hanya menatapnya.

Yang pertama belum menyerah meski terus-menerus dikecewakan dan ditinggalkan olehnya, kali ini dia menebak alasan 'orang itu' menyuruhnya masuk ke cerita ini adalah untuk merubahnya. Namun, ada satu pertanyaan yang jelas, yaitu tatapan anak itu kepadanya sama seperti 'orang itu'.

—Mari bertemu lagi.

Yoo Jonghyuk menarik napas kuat-kuat setelah teringat kalimat terakhir yang diucapkan 'orang itu'. Apakah maksudnya ini? Dia tak tahu pasti, yang jelas adalah ada keinginan besar untuk merubah ending yang dikatakan God Of Stories.

Anak itu berdiri kemudian berlari hanya untuk memeluknya sambil berbisik. "Terimakasih sudah datang, Jonghyuk."

Murid-murid mata Yoo Jonghyuk bergetar saat tubuh kurus penuh luka itu menempel padanya. Bukan hanya dia, God Of Stories lebih terkejut lagi dan akhirnya jatuh terduduk seolah melihat hal paling tidak masuk akal  baginya.

+

<Narasi dihentikan>

+

"Apa?!" God Of Stories tanpa sadar berteriak sebagai respon terhadap keabnormalan ini. Cerita yang tak bisa diubah telah berubah, tidak, lebih tepatnya diganti. Bagaimana mungkin? Dia bertanya-tanya.

"Kim Dokja?"

"Ya, cerita ini kurubah dengan garis waktu terdistorsi. Aku harus mengubah beberapa hal dan pergi untuk sementara," jelas anak itu yang semakin membingungkan pendengarnya.

"Kau menipuku lagi?!" desis Yoo Jonghyuk marah.

"Tidak, aku memberitahu yang sebenarnya. Mari bertemu lagi, benar kan?" Anak itu melepas pelukannya dan mundur dengan wajah licik. "Dan aku membalas pelukan beruangmu yang menjengkelkan." Dia tertawa palsu.

"Apa tujuanmu sekarang?" God Of Stories sedikit memulihkan mentalnya demi menanyakan itu.

Anak itu menatap telapak tangan kanannya sesaat lalu memberitahu dengan pelan. "Mari kita bunuh musuh sebenarnya yang bersembunyi di balik layar."

***