webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 33 : Bagian Terakhir Dari Akhir (1)

"Kim Dokja?"

Semua potongan cerita yang seperti layar cuplikan film pecah bersamaan, ruangan putih itu kini dipenuhi asap hitam hasil dari pecahannya. Yoo Jonghyuk berhenti menyerang dan menatap dengan bingung 'orang itu'.

[Kau berusaha dengan cukup baik, protagonis]

Ada sesuatu yang terasa salah di sini, Yoo Jonghyuk menelan rasa pahit di mulutnya. Dia mengantisipasi apa yang akan dilakukan 'orang itu' sambil tetap mempertahankan kewaspadaan.

[Namun, kau harus mengembangkan kebencian untuk mengakhiriku]

Murid-murid mata Yoo Jonghyuk bergetar kuat, firasatnya buruk. Dan pada saat berikutnya, dia mendengar tangisan teman-temannya dari belakang. Baru sekarang dia menyadari bahwa 'orang itu' benar-benar bukan rekannya lagi, dia adalah malapetaka yang harus dimusnahkan. Akan tetapi, Yoo Jonghyuk entah mengapa merasa kesulitan untuk membencinya, itu membuatnya sakit kepala.

Sebelum Yoo Jonghyuk dapat bereaksi terhadap teriakan anggota partainya, ruangan berguncang keras dan dia jatuh hanya untuk menyaksikan pemandangan yang sangat mencengangkan.

Ruangan putih berubah seperti perubahan panggung di dunia skenario itu, tentu saja dia tahu bahwa ini mungkin. Namun, yang membuatnya tercengang adalah tempat yang menjadi acuan panggung baru ini.

Padang tandus dengan langit kemerahan serta awan hitam yang mulai berkumpul. Merinding merayapi tubuhnya, tiba-tiba -

-Aku tidak menyangka dia akan sejauh ini. Protagonis, pinjamkan tubuhmu sebentar.

"Apa-"

Yoo Jonghyuk tidak bisa menolak, pemilik suara dari dunia ilusi yang anehnya masih terus menghantuinya itu tiba-tiba meminjam tubuhnya.

Detik berikutnya, tubuh Yoo Jonghyuk diselimuti aura keemasan sesaat kemudian dia mengangkat wajahnya untuk mengamati reaksi 'orang itu'.

Di belakangnya, God Of Stories dan Monarch Jaehwan membuka rahangnya sambil melebarkan matanya. Yang lain takkan tahu apa tempat ini, namun keduanya tahu persis, tidak, God Of Stories yang lebih mengetahui makna tempat ini.

Bagi Monarch Jaehwan ini adalah tempat pertemuan pertamanya dengan <Big Brother> nya dalam peperangan Dewa Kuno. Namun, bagi God Of Stories ini adalah tempat dimulainya tragedi sehingga terbentuk dunia di bawah asuhan The First Nightmares. Benar, tempat ini...…

Partai Yoo Jonghyuk tak bisa berkata-kata dan hanya memandang langit kemerahan dan awan hitam seolah mereka melihat dunia yang benar-benar telah hancur. Akan tetapi, itu hanya sesaat, mereka harus menghadapi makhluk-makhluk yang disebut Juri itu dengan perlawanan keras.

Plotter mengerutkan kening melihat pemandangan ini karena itu bahkan lebih buruk dari giliran regresi ke--1863 nya, sangat mengerikan seakan dunia ini bukan tempat bagi makhluk hidup.

Tanah gersang di bawahnya retak dan dari retakan itu keluar lava merah menyala. Lee Hyunsung yang sekarat berada di bawah perlindungan Jang Hayoung dengan kekuatannya yang telah kembali sepenuhnya, namun tak cukup untuk menghadapi para Juri sehingga dia berada di barisan belakang.

Para Juri yang telah diserang tidak lagi bisa menyembuhkan diri, mereka menjadi yakin untuk membalas dendam demi Lee Hyunsung.

"Hyunsung-ssi, bertahanlah! Aku akan membalas dendam untukmu, aku tak peduli lagi. Kim Dokja sudah lama mati, jadi kalian yang masih berharap, itu adalah kebodohan total!!!"

Jung Heewon dengan panik menebaskan pedangnya ke beberapa Juri sambil berteriak.

Yoo Sangah tertegun pada betapa berdurinya kata-kata Jung Heewon, tapi itu memang benar. Yang pertama berusaha melihat melalui para Juri yang menyerang ke 'orang itu', tujuan mereka datang ke sini adalah 'dia'. Yoo Sangah menguatkan diri kemudian membantu Jung Heewon dengan kekuatan pengendali waktu, dia memperlambat gerakan para Juri, kekuatannya tidak lagi diserap. Sebenarnya semenjak perubahan panggung terjadi, kekuatan anggota partai dapat digunakan sepenuhnya.

Lee Gilyoung gemetar di tempatnya ketika merasakan sesuatu yang akrab, itu adalah monster serangga. Ada monster serangga di dunia ini, atau haruskah dia menyebutnya panggung?

Meskipun buatan, tapi perubahan panggung diciptakan mirip aslinya. Jadi, Lee Gilyoung tidak ragu-ragu memanggil. Sementara itu, Shin Yoosung dalam kondisi yang sama, namun masih belum mengambil tindakan apapun, tidak, dia mulai merasakan kebencian pada 'orang itu'.

"Kenapa? Kenapa sampai sejauh ini, Ahjussi?" gumamnya pelan.

Namgung Minyoung dan Kyrgios Rodgraim masih bertahan melawan puluhan Juri sekaligus jauh di depan kelompok, kekuatan transenden mengalir melalui pori-pori kulit mereka kemudian membentuk aura transenden yang dapat mengekstraksi energi magis di sekitar yang sangat pekat.

Kyrgios Rodgraim menggunakan Elektrifikasi, percikan listrik menyala dari tubuh kecilnya kemudian mempercepat serangannya dengan efek terbakar, Kyrgios sedikit terkejut sebab jumlah energi magis terlalu luar biasa untuk ditangani.

Lee Jihye bergegas menerobos kepungan menuju Han Sooyoung yang menghadapi puluhan Juri sendirian.

"Sooyoung-unni," panggilnya.

"Jihya, tetap di belakang!",

"Tidak, aku... dimana Master?!" tanya Lee Jihye panik.

Han Sooyoung menyipitkan matanya untuk melihat celah kepungan, dia lalu menemukan Yoo Jonghyuk yang berada sangat jauh di depan dengan aura keemasan yang terlihat suci, tidak, Han Sooyoung merasakan firasat buruk. Dengan menggigit bibir, dia memanipulasi energi magis luar biasa di sekitar dan mengubahnya menjadi api hitam untuk menyingkirkan kepungan.

"Ayo, Jihye!" ajaknya.

Dia terpaksa mengajak Lee Jihye saat tatapannya tertuju ke langit yang sekarang hampir dipenuhi awan hitam sejenak.

Srak!

Namgung Minyoung membersihkan jalan untuk mereka berdua lewat sambil berseru. "Bawa muridku kembali!"

...

Aura keemasan berangsur-angsur memudar dan mata coklat Yoo Jonghyuk berubah seolah dia menggunakan skill mata sage, namun dia tidak. Tangannya yang penuh bekas luka mengusap wajahnya sesaat.

"Sungguh, tubuh ini benar-benar kuat."

Suaranya terdengar senang, tetapi pada saat selanjutnya ekspresinya mengeras.

"Kau memenuhi semua fantasimu tentangku dengan cukup baik, Kim Dokja. Tapi… aku tidak pernah memintamu seperti ini."

Kalimat terakhir penuh tekanan, 'dia' yang berdiri lima langkah dari 'Yoo Jonghyuk' memiliki ekspresi heran untuk sesaat. 'Yoo Jonghyuk' tak melewatkan itu.

"Kau bilang kau menyukaiku, kan? Kalau begitu bisakah kau berhenti di sini. Ini sudah cukup, bukan?"

'Yoo Jonghyuk' menyuarakan pendapatnya dengan suara halus yang mengejutkan pendengar. Bahkan, Han Sooyoung dan Lee Jihye berhenti sepuluh langkah darinya karena tercengang.

"Dia bukan M-Master?" tanya Lee Jihye gagap.

Han Sooyoung memiliki ekspresi seolah melihat sesuatu yang aneh. Alisnya terangkat dan mata abu-abunya membesar.

[Kau tidak tahu apa-apa. Siapa…kau?]

'Dia' memiringkan kepalanya saat mengucapkan itu.

'Yoo Jonghyuk' tampaknya telah menunggu respon tersebut.

"Mari mulai lagi dari awal, aku Yoo Jonghyuk."

[Tidak]

Sosok itu mengerang sambil memegangi kepalanya, 'dia' melotot.

[Kau sudah mati dan musnah!]

'Yoo Jonghyuk' terkekeh dalam situasi serius ini, dia benar-benar sangat aneh.

"Karakter yang kau asuh tidak memenuhi saranku, jadi biar aku saja yang melanjutkan. 'Kutukan' itu tidak berpengaruh padaku, Kim Dokja!"

Seolah itu adalah informasi paling mengejutkan, 'dia' mengeluarkan ekspresi ngeri di wajahnya untuk sekilas. 'Dia' berjalan mundur menolak untuk mengakui kebenaran yang diucapkan 'Yoo Jonghyuk'.

[Kalau begitu, untuk apa keberadaanku selama ini? Dan mereka... karakter, The First Nightmares ...]

'Dia' meracau dengan matanya yang tidak fokus. Awan hitam di langit bergemuruh dan melontarkan petir putih tepat di depan 'Yoo Jonghyuk' seakan menanggapi emosi kacau 'dia'.

'Yoo Jonghyuk' menatapnya dengan sedih lalu menjelaskan. "Tepatnya, aku adalah 'jiwa' aneh yang berkelana dan mengikutimu selama ini."

[Kau... begitu, yang lainnya juga sama...]

"Tidak," sangkal 'Yoo Jonghyuk'. "Hanya aku."

Han Sooyoung dan Lee Jihye menganga pada pembicaraan yang tak bisa dipahami itu, satu hal yang mereka berdua tahu adalah Yoo Jonghyuk bukan lagi Yoo Jonghyuk, lalu siapa? Apakah itu seperti 'dia'? Ataukah ada entitas dengan kepribadian aneh yang merasukinya?

Untuk kasus 'Kim Dokja' itu berbeda, Han Sooyoung yakin bahwa si bodoh itu sukarela menjadi seperti sekarang, atau mungkin 'Kim Dokja' yang sebenarnya adalah sosok itu?

[Kau ingin menghentikanku? Baiklah, mari…mati bersama...Jonghyuk!]

Sangat cepat, energi magis pekat di sekitar mengendap dan membentuk cakram putih yang langsung menusuk lengan kanan 'Yoo Jonghyuk'. Yang terakhir tertegun dengan wajah kaku seolah tak mengharapkan hal ini.

"Kau... kau bukan Kim Dokja!"

[Memang, aku bukan dia. Kim Dokja adalah diriku yang lain, oh Saint Dewa Cahaya]

Murid-murid mata 'Yoo Jonghyuk' membesar, dia dengan gugup membalas. "Bagaimana —"

[Bagaimana aku tahu? Itu karena aku bukan si bodoh yang kau kenal. Tidak, aku berbeda, inilah diriku yang sebenarnya. Aku sudah menantikan ini sejak lama, kedamaian ... untukku dan diriku yang lain akan ikut]

"...…"

'Yoo Jonghyuk' terlalu terkejut untuk berkata-kata.

[Putuskan! Akhiri aku di sini, atau semua rekanmu mati]

"Kau!!! Keluar dari tubuhnya!"

'Yoo Jonghyuk' meraung sambil menebaskan <Black Demon Sword> nya, namun sosok itu menghindarinya kali ini.

[Aku dan dia sejak awal adalah satu. Kau tahu kenapa? Saint Dewa Cahaya, kau adalah musuh terbesarku dulu. Apakah kau tidak mengingatnya? Itu akan sangat menyenangkan jika aku juga bisa melupakan masa lalu yang sangat jauh]

Sosok itu berbicara lebih banyak dan menyemburkan hal-hal absurd yang tak bisa diterima.

"Tidak mungkin, kau..."

Akhirnya 'Yoo Jonghyuk' menyadari identitas 'dia'. Namun —

"Tiarap, sialan!"

Han Sooyoung menariknya jatuh ke tanah bersama Lee Jihye. Itu sangat dekat, cakram putih melesat melewati kepala mereka menuju barisan kerumuman di belakang.

Brak!

Kuak!!!!

Hampir semua Juri tersapu bersih, Namgung Minyoung dan Kyrgios terluka parah, sementara anggota partai yang lain ikut sekarat.

Pada saat ini, 'Yoo Jonghyuk' harus memutuskan sesuatu yang sangat dia benci.

***