webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 31 : Cerita yang Kau Tak Ketahui (2)

—Kesimpulan macam apa yang kau inginkan, Dokja-ssi?

—"Aku sudah melihat sisanya, sementara untuk lainnya adalah membayar hutangku."

Mungkin mereka akhirnya memahami apa maksud dari "membayar hutang" yang diucapkan 'Kim Dokja' pada waktu mereka akan bertemu Impian Paling Kuno. Semua kata-kata 'Kim Dokja' berisi kedalaman yang tak bisa mereka prediksi, awalnya mereka mengira "membayar hutang" itu cukup sampai 'Kim Dokja' menggantikan Impian Paling Kuno, namun sekarang mereka tahu kebenarannya.

Yoo Sangah yang tegar mulai menangis, Jung Heewon menjatuhkan pedangnya, Lee Hyunsung membuka mulutnya tanpa suara, Shin Yoosung dan Lee Gilyoung terus-menerus melihat kembali kalimat yang ditampilkan layar merah.

—Apakah benar-benar akan berakhir seperti ini?

—Ini bagian terakhir dari akhir.

Pikiran Yoo Jonghyuk dan Han Sooyoung berkecamuk, mereka terlalu terkejut untuk bereaksi pada apa yang terjadi selanjutnya. God Of Stories melindungi mereka dengan seluruh kekuatannya, menghalau serbuan Juri yang bukan Juri lagi, Tower Of Nightmares mempermainkan para Juri itu seperti boneka, tidak, mereka memang boneka sejak awal. Dan dia juga sama.

Di tengah ratusan Juri yang menyerang, dia bisa melihat sosok yang menyebabkan semua hal ini terjadi, God Of Stories untuk sekilas memperhatikan keanehan dari sosok itu.

<Sooyoung, jika Yoo Jonghyuk menjadi protagonis, dia harus yang paling kuat dan menyebalkan dari semua. Kau setuju, kan?>

Manik-manik di lehernya tanpa kendali mengeluarkan cerita khusus itu dari penyimpanan. Matanya melebar dalam keterkejutan kuat, penghalangnya bergetar dan terancam retak.

<"Tapi, apakah dunia di mana dia seperti itu ada?">

Partai Yoo Jonghyuk juga mendengar cerita itu, suara-suara dari dua anak kecil yang memiliki keinginan menciptakan suatu cerita bersama.

<Itu pasti ada>

<"Jangan bercanda, tidak ada hal semacam itu, oke? Dia sudah mati, jadi hentikan ini, Dokja!">

Semakin banyak mereka mendengar, semakin menyakitkan hati, bahkan God Of Stories menahan diri untuk mencegah perasaannya keluar.

<Aku tahu, ini salahku. Aku berhutang padanya, dia takkan bisa bereinkarnasi>

<"Omong kosong menakutkan apa itu! Ingatlah jangan terbujuk rayuan iblis ilusimu itu, oke?! Berjanjilah, atau aku akan menyeretmu dengan segala cara">

<Aku seharusnya tak pernah menyukainya jadi dia takkan mati>

<"Hentikan, Dokja, hentikan!!! Itu bukan salahmu, kutukan atau apapun itu bukan salahmu!">

Yoo Jonghyuk mengepalkan tinjunya erat-erat, murid-murid matanya bergetar kuat dan berkaca-kaca dan jantungnya berdegup kencang. Itu adalah cerita yang anehnya bisa dia pahami, mungkin dugaannya benar.

<Tapi, 'dia' bilang akan mengabulkan keinginanku. Jika cerita yang kita susun selama ini menjadi kenyataan…>

<"Jangan coba-coba, terima saja bahwa dia sudah mati, Dokja! Kita takkan melihatnya lagi, tapi dia akan selalu hidup dalam kenangan dan mimpi kita">

<Benar, mimpi... itu adalah sesuatu yang dia tawarkan>

<"Kemari! Ayo kita buat janji, berjanjilah untuk tidak menerima tawaran itu dan aku berjanji untuk selalu ada untukmu ketika kau sangat membutuhkanku. Jika kau mengingkarinya, aku akan menyeretmu kembali!">

Bang!

Bang!

Bang!

Krak!

Kali ini genangan air mata keluar dari sudut mata God Of Stories, dia bergumam di tengah perasaan tercekiknya. "Aku yang mengingkarinya, itu bukan salahmu."

<Hei, Sooyoung. Aku selalu mencari cara untuk melepaskan kutukan itu… tapi, tidak pernah berhasil>

<"Lihat! Kenapa aku tidak mati, apa kau tidak menyukaiku?">

<Aku menyukaimu, tapi tidak sebanyak padanya>

<"Jadi, itu masalahnya, kan? Begini saja, ini memang pencegahan terbaik, jadilah pembaca sebenarnya, kau akan bisa menyukai siapapun tanpa khawatir mereka akan mati. Karena yang kau sukai adalah karakter.">

<Pembaca, aku sudah menjadi pembaca>

Clang!

Akhirnya penghalangnya pecah, dia tak sanggup lagi menahannya karena semua cerita itu mengikis jiwanya. Dia menyesal telah menyarankan hal yang begitu kejam pada 'dia' saat itu. Dia benar-benar menyesalinya sampai dia ikut dan menjadi God Of Stories. Harapan terakhirnya adalah membawanya kembali, namun sekarang dia tahu itu tidak mungkin. 'Dia' telah menemukan cara untuk melepaskan kutukannya di sini.

Para Juri menyerang partai yang masih terbengong-bengong pada cerita yang entah berasal darimana. Han Sooyoung membeku dengan mulut menganga saat beberapa senjata menuju ke arahnya.

Clang!

"Hei, kalian bodoh atau apa?! Mau mati di sini?!"

Suara dari pria kecil yang berada di partai yang sama, Kyrgios Rodgraim siuman dan langsung memahami situasinya serta melakukan perlawanan. Breaking The Sky Sword Saint, Namgung Minyoung, juga melindungi anggota partai yang seperti ikan mati.

"Bangunlah, kalian! Ini bukan saatnya meratapi cerita!" teriaknya.

Dia dan keempat orang lainnya yang terbangun terlambat hanya mendengar sedikit bagian dari cerita itu, namun mereka memahaminya. Hal terpenting saat ini adalah bertahan hidup apapun caranya, tidak mungkin dia akan membiarkan mereka mati konyol diserang tanpa perlawanan.

Yoo Jonghyuk memejamkan matanya dan menelan rasa pahit di mulutnya. Dia mengambil pedangnya dan mengeluarkan kekuatan yang diberikan Plotter padanya.

—"Itu sungguh sangat lama."

—Apa maksudmu, ini baru empat tahun.

—"Empat tahun yang seperti seumur hidup."

Yoo Jonghyuk akhirnya tahu bahwa maksud ucapan 'orang itu' dengan "sangat lama" adalah hal berbeda dari yang dia intepretasikan selama ini. Dia memutar ingatannya kembali ketika percakapan itu dimulai di dalam gerbong kereta sebelum pertemuan dengan Impian Paling Kuno.

Segala hal yang seperti omong kosong menakutkan dari 'orang itu' sebenarnya memiliki makna yang sangat dalam, dan sekarang bagi mereka untuk menyadarinya di waktu yang terlambat.

Namun, kebenaran dari semua hal adalah 'karakter', selama ini 'orang itu' menyukai mereka sebagai karakter, lalu apa yang akan terjadi jika mereka bukan lagi karakter?

—Itu adalah saat dia memilih bagian terakhir dari 'akhir'.

Yoo Jonghyuk tak tahu apakah cerita yang dia dengar itu adalah sesuatu yang dimanipulasi ataukah kebenaran, kebenaran di mana dia sebelumnya pernah hidup di suatu tempat bukan sebagai karakter. Suatu tempat yang tidak menjadi bagian dari alam semesta yang disebut mimpi ini. Tapi... kenapa?

Kenapa alam semesta semacam ini ada, jika ini adalah alam semesta mimpi, terlalu luar biasa untuk dibuat. Mungkin, bisa jadi alam semesta ini bukan benar-benar mimpi, tapi sesuatu yang telah ada jauh sebelumnya.

Ada berapa lapisan langit?

Ada berapa alam semesta paralel?

Apakah mungkin ada bayangan dari alam semesta seperti kaleidioskop, mungkinkah itu ada?

—"Dia sudah melakukannya berkali-kali."

Yoo Jonghyuk meraung dan menebaskan pedangnya ke makhluk apapun itu yang mendekati kelompoknya.

—[Kapten, kau bertanggung jawab atas hidup mereka. Jika 'dia' benar-benar tidak mau kembali, maka menyerahlah]

Peringatan Biyoo terngiang di benaknya yang kacau balau saat ini. Dia harus melakukannya, dia harus melawannya.

String!

Clang!

Krak!

Kekuatan campuran dari Plotter dan dirinya sendiri membanjiri lawan yang terus datang, murid-murid matanya yang bergetar mulai tenang kemudian wajahnya berubah dingin. Untuk menyelamatkan rekan-rekannya, dia harus membuang perasaan mengganggu.

"Sadarlah!!! Orang itu bukan rekan kita lagi, kita harus membunuhnya!!" perintahnya dengan suara menggelegar.

Plotter mengawasi perlawanan mereka dari belakang dengan tatapan rumit, lalu mengalihkan perhatiannya ke Yang Hebat yang terlihat masih tertidur di pelukannya. Sebenarnya, Yang Hebat telah siuman sejak perekaman selesai, namun entah depresi atau apa, dia tidak bergerak.

Monarch Jaehwan di sebelah Kyrgios masih setengah sadar dari efek ilusi, tampaknya ilusi yang dimainkan begitu mengerikan untuknya.

"<Big Brother>" gumamnya.

Dengan paksaan yang sangat kuat, mereka yang masih terpengaruh efek ilusi dan mereka yang terpukul oleh kebenaran, mulai mendapatkan kesadaran mereka yang melayang.

"Ini, Hyung tidak mungkin begini...."

"Dokja-ssi ... apakah bagimu, kami hanya karakter?"

"Ahjussi!!!"

"Oh, serius! Apakah aku harus menjadi gila sekarang?!"

Lee Gilyoung, Jung Heewon, Shin Yoosung, dan Lee Jihye meneriakkan apapun yang mereka pikirkan sambil menahan serangan. Sekali lagi, ini adalah pertarungan yang mungkin tidak sedahsyat Perang Besar Orang Suci dan Iblis, dan tidak setenang skenario ke-46. Namun, ini adalah pertarungan melawan orang yang mereka sukai yang tidak menyukai mereka. Betapa terkoyaknya hati mereka setelah mengetahui bahwa selama ini, tak pernah untuk sedetik pun, orang itu menganggap mereka benar-benar sebagai teman.

Mungkin itu kesalahpahaman, yah beberapa dari anggota partai masih berharap begitu. Mereka yang tidak berusaha memahaminya, pasti ada alasan lebih banyak.

Selain dari cerita menakutkan yang disiarkan sebelumnya, harusnya ada lebih banyak cerita yang bisa menghapus kesalahpahaman mereka. Itu harus.

Harapan yang sangat samar itu mengisi semangat partai itu kembali. Mendapatkan cerita orang itu adalah prioritas utama.

"Ayo, kita mulai lagi pertarungan di kastil kegelapan dengan sedikit tambahan makhluk-makhluk itu!" ajak Han Sooyoung yang pertama mengendalikan diri.

Justru karena dia mirip God Of Stories, maka dia bisa membuat keputusan sadis sekali lagi. Mungkin untuk terakhir kalinya. Han Sooyoung menerobos kerumunan para Juri yang kekuatan entah kenapa tidak begitu mengancam, seperti sekumpulan zombie, itulah keanehannya.

Jadi, dia harus bertanya pada orang yang paling tahu tujuan dari semua ini.

"Hei, beritahu aku apa maksud cerita itu, dan bagaimana!"

God Of Stories yang goyah menatapnya, mata itu telah kehilangan cahaya karena penyesalan.

"Cepat! Apa yang sebenarnya dia inginkan dengan membuat kami membencinya dan ingin membunuhnya?!"

Tak ada jawaban, itu hanya tatapan kosong. Saat Han Sooyoung akan menyerah —

"Ini adalah fase pertama," jawab God Of Stories sambil melayangkan tatapan ke sosok di tengah kerumunan itu.

<<Kemunculan 96%>>

<<Penyegelan 75%>>

Pada saat itu, Yoo Jonghyuk melewatinya dan menerobos kerumunan menuju sosok itu.

"Kau seharusnya tidak perlu menghidupkanku kembali, Dokja!"

Sosok di tengah ruangan melepaskan topengnya sebagai respon. Langkah Yoo Jonghyuk terhenti. Wajah dan ekspresi yang mengerikan, itu bukan wajah manusia, tepatnya itu adalah wajah eksistensi yang harus menderita puluhan ribu tahun, tidak, lebih dari itu, lalu mengulangi hidupnya lagi dan lagi selama puluhan ribu tahun yang sama.

Itulah yang dilihat Yoo Jonghyuk. Tiba-tiba suara dari dunia ilusi itu berbicara di benaknya.

—Yang ketiga, hanya kau yang bisa melakukan ini, protagonis.

—Ingatkan dia kembali tujuannya menjadi Nightmares dengan cerita ini.

Sekumpulan mozaik kenangan menyusun bentuk di kepalanya kemudian menutupi lubang-lubang kekosongan.

Yoo Jonghyuk akhirnya mendapatkan kesimpulan yang selalu dia pertanyakan.

[■■ milikmu adalah 'Kim Dokja']

***