webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 30 : Sesuatu yang Terlarang (2)

"Bos terakhir?!" Han Sooyoung menunjuk dengan gemetar ke sosok yang terbaring dan diselimuti aura hitam di tengah ruangan.

"Kau tahu maksudku." God Of Stories mengangguk lalu meneliti wajah-wajah terkejut, muram, sedih, dan pucat mereka.

"Hyung….."

Lee Gilyoung menatap lurus ke depan dengan mata bergetar, sementara Shin Yoosung terdiam dengan wajah kaku. Apapun itu, mereka tak perlu memikirkan segalanya dengan akal sehat, yang terpenting adalah maju ke depan meski semua hal menjadi tidak masuk akal. Jung Heewon mendesis." Aku sudah tahu akan begini jadinya, jadi apa yang akan terjadi selanjutnya?!"

Dia yang menjadi pedang seseorang sekarang akan mengigit tuannya. Dengan tatapan tajam dari mata yang memiliki cincin kekacauan tersembunyi, Jung Heewon melangkah menuju God Of Stories. Rambutnya yang bersemu keperakan menambah kesan tegas dan kejamnya.

"Bagaimana ilusimu?" tanya yang terakhir dengan rasa penasaran alami. Apa yang dialami Jung Heewon sehingga dia semarah ini? Itu pasti sangat buruk atau mungkin meninggalkan kebencian dalam hatinya. Namun, jawaban Jung Heewon berbeda dari perkiraan.

"Dia mengunjungi bar tempatku bekerja sebelum skenario dimulai dan menghiburku dengan berbagai cerita aneh, saat aku merasa sedikit nyaman, dia tiba-tiba berkata bahwa ilusi ini harus berakhir. Sialan! Setidaknya aku ingin berbicara lebih banyak dengannya!!"

Itu tak terduga, God Of Stories membuka dan menutup mulutnya tanpa mengeluarkan suara apapun untuk merespon. Yang lain memiliki ekspresi yang sama dan masing-masing dari mereka mulai mengingat kembali ilusi yang dimainkan.

"Jadi." Jung Heewon menarik pedangnya kemudian melanjutkan. "Jika kita membunuh bos terakhir, 'dia' akan kembali pada kami, kan?"

Yoo Jonghyuk tersentak pada penafsiran itu, pikirannya yang kacau perlahan pulih dan akhirnya dia bisa memahami apa maksudnya.

"Itu tergantung," balas God Of Stories dengan tenang.

"Itu artinya mungkin," timpal Han Sooyoung yang berdiri di belakang Jung Heewon.

"Apakah Hyung bisa kembali?" tanya Lee Gilyoung ragu-ragu. Shin Yoosung meliriknya dengan ekspresi yang sama.

"Itu mungkin karena aku tahu 'dia' siapa, dan bos terakhir yang harus kita bunuh adalah sesuatu yang mengambil alih 'dia' sekarang."

God Of Stories memainkan manik-manik yang melayang di sekitarnya untuk memeriksa potongan cerita yang tersisa. Semua cuplikan film yang diputar adalah cerita yang tak mereka ketahui dan berada di ranah lain bagi kepala mereka untuk memahami.

"Dia dikendalikan? Tapi oleh siapa?!" desak Jung Heewon yang mulai cemas.

God Of Stories berbalik dan menunjuk ke layar merah, tidak, tepatnya ke atas dari ruang putih ini.

"Tower Of Nightmares."

Ekspresi anggota partai Yoo Jonghyuk berubah dengan cepat, terutama Yoo Sangah yang seperti tercerahkan oleh sesuatu. Mungkinkah? Mereka saling berpandangan sekilas, Han Sooyoung mewakili keputusan partainya.

"Bagaimana cara membunuhnya jika 'dia' tidak bisa mati?"

Itu pertanyaan terpenting, semua fokus pada wajah tenang God Of Stories, dia sesuai dengan julukannya adalah yang paling memahami apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Seringai kecil muncul di wajah yang terakhir dengan jawaban.

"Hanya protagonis yang bisa mengakhirinya," ucapnya ketika tatapannya bertemu mata bingung pria bermantel hitam yang melegenda.

"Apa?!"

Han Sooyoung ikut menatap Yoo Jonghyuk dengan ekspresi tercengang.

"Dia?! Tidak, tunggu—" lanjutnya. "Apa hubungan sebenarnya antara dia dan 'dia', lalu kau yang mirip denganku?!"

Han Sooyoung memiliki ekspresi seolah baru saja memakan permen asam.

"Sebenarnya tidak ada yang bisa berhubungan dengannya," jawab God Of Stories. "Tetapi, 'kami' entah bagaimana berhasil menembus tembok tebalnya."

"Apa—"

Ketika Jung Heewon akan memprotes—

Ngiiiiiiiiing!!!!!!

Dengingan yang sangat keras menembus gendang telinga mereka, itu sangat tiba-tiba. Beberapa dari mereka melompat kaget lalu menutupi telinga dengan rapat.

[Berisik sekali]

Suara malas seperti seseorang yang baru terbangun dari tidur nyenyaknya mencekam hati pendengar. Jantung mereka berdebar-debar.

Sesuai perkiraan God Of Stories, itu hanya bisa menahannya sebentar, selebihnya dia harus mencari cara untuk membuat 'dia' diam sampai persentase penyegelan 100%.

—[A pa kau ta hu? A ku sela lu meng hargai usa ha mu mem bawa ku kembali]

Deg!

Hatinya terasa sakit akibat kata-kata yang ingin dia dengar dan sekarang terus terngiang di benaknya. Apakah yang mengatakannya adalah 'dia'? Atau yang satunya? Yang manapun itu, perasaan tenangnya menjadi rumit.

Jung Heewon melangkah ke depan melewatinya, yang pertama menuju ke pemilik suara malas itu.

—Heewon-ssi, aku pikir aku membuat kesalahan besar yang tak bisa dimaafkan.

—Jika kau menemui diriku di sana, tolong katakan padanya untuk melepaskan 'itu' dan berhenti untuk apa yang kusebut 'membayar hutang'.

Lee Hyunsung mengikuti di belakangnya, sama-sama menegaskan tekad setelah apa yang disiratkan oleh 'Kim Dokja' di dunia ilusi itu. Mereka yakin bahwa ada sesuatu yang 'Kim Dokja' di dunia itu hendak beritahukan kepada mereka, namun entah itu terlarang atau apa sehingga 'dia' hanya bisa menyampaikan dengan kata-kata samar.

'Dia' bangkit berdiri tegak seperti robot, aneh bahwa suara malas itu bisa keluar darinya.

Jung Heewon langsung melaksanakan tugasnya. "Kim Dokja, apapun dirimu itu, bagi kami kau tetap Kim Dokja. Jadi, berhentilah melakukan apa yang kau ingin lakukan dan kembali hidup damai bersama kami!!! Dan kau yang mengendalikannya, harap enyahlah!!!"

Tiap langkah yang diambilnya menuju target diiringi teriakan kerasnya.

[Begitu, ilusi itu cukup menyebalkan]

Balasan dari sosok tanpa ekspresi itu menyebabkan merinding naik ke seluruh tubuh Jung Heewon. Yang terakhir menarik napas kuat-kuat dan akan mengaktifkan kekuatannya yang tersisa, namun —

Shhhhhhh!

Kekuatannya merembes keluar seolah tersedot oleh sesuatu.

Puk!

Seseorang memegang bahunya, itu adalah God Of Stories yang berekspresi serius.

"Jangan terburu-buru, ini adalah ruang khusus Tower Of Nightmares."

Akhirnya Jung Heewon sadar bahwa cara menaklukkan 'dia' bukan dengan kekuatan, tetapi cerita. Cerita seperti yang diungkapkan "Cara untuk mengatasi mimpi buruk adalah mimpi yang bahagia."

***

<Dan terkutuklah kau yang menargetkan langit>

<Selamanya sumpah kematian yang kau langgar akan terus menggerogoti jiwamu>

<Tak ada akhir untukmu selain tidur abadi>

<Dan 'hanya mereka' yang memiliki hubungan denganmu tanpa kematian membayangi mereka, yang bisa mewujudkan kedamaian bagi jiwa terkutukmu>

Eksistensi terkutuk itu yang melampaui lebih dari 1000 kehidupan berulang demi menguasai langit, jatuh terduduk dengan wajah yang menunjukkan frustasi untuk pertama kalinya selama 1000 kehidupannya.

Langit hitam bergemuruh keras, petir meledak-ledak dan benda-benda langit di atas sedang bersiap bertabrakan.

"Hah."

<Jika kau menaruh sedikit saja kasih sayang berlebih pada seseorang, maka orang tersebut akan 'mati' tanpa bisa bereinkarnasi>

Eksistensi yang memakai topeng setengah wajah berwarna putih mulai terengah-engah, topengnya retak dan jatuh. Rambut hitam dan wajah yang menunjukkan kelelahan yang sangat jelas tidak seperti manusia, tidak, dia bukan manusia sejak awal.

"Ugh."

Jika bukan karena wajah lelah berkerut, dia akan seperti cassanova yang menaklukkan hati banyak orang. Namun, dia memilih menjadi malapetaka yang mengguncang langit.

—Semua yang kuat harus menginjak yang lemah.

Itu adalah dia yang berpikir seperti itu, namun saat ini segalanya perlahan terhapus. Satu demi satu, dia mungkin menyesalinya, tapi itu tidak mengubah kenyataan.

<Dan kau akan mengulangi 1000 kehidupanmu di dunia yang berbeda, wahai makhluk terkutuk>

Dia menutup matanya yang berwarna abu-abu kehitaman, apa yang mungkin disebut darah mengalir keluar dari mulut, hidung, mata, dan telinganya. Darah berwarna hitam dengan bau busuk.

"Distorsi waktu."

Namun, dia masih bisa bergumam di tengah keruntuhannya.

Sebelum dia menjadi abu dari efek semua kekuatannya, dia memecah jiwanya sendiri menjadi dua. Kemudian, secara bersamaan keduanya menghilang menuju kehidupan yang tanpa akhir di dunia yang berbeda.

***