webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 24 : Jawaban (3)

Perpustakaan yang pernah mereka masuki sebelumnya hancur, tidak, lebih tepatnya itu didaur ulang dan menjadi sesuatu yang baru, Perpustakaan Abadi, tanpa akses bagi siapapun untuk masuk.

Master Of Abyss berdiri di luar Perpustakaan Abadi sambil memegang erat botol kaca berisi cahaya biru yang berkedip-kedip. Pustakawan Nirvana Moebius, Master Teater Simulacrum, dan Eater Dream, menyaksikan munculnya kembali Perpustakaan Abadi yang pernah mereka baca di salah satu buku dalam perpustakaan 'Reader' sebelumnya.

Perpustakaan Abadi seperti kastil mini hitam menjulang hampir menyentuh langit-langit lantai tertinggi Pohon Ilusi, aura keunguan menyebar, menyerang, dan melingkupi keseluruhan kastil.

Perpustakaan sebelumnya hanyalah bangunan kecil dibandingkan Perpustakaan Abadi dengan simbol tertulis di pagarnya.

<<Perpustakaan Abadi>>

<<Nightmares's Library>>

<<Mimpi Dalam Mimpi Buruk>>

<<Proses Kemunculan 5%>>

Para pustakawan ternganga pada pesan sistem dengan layar merah transparan yang mengambang di depan pagar kastil.

"5%? Bangunan mengerikan itu hanya 5% dari keseluruhan?!"

Nirvana berteriak ngeri dan tubuhnya gemetaran, dia menelan kepahitan dari kebenaran.

Master Of Abyss memeluk erat botol yang dibawanya, kemudian menyeret pustakawan pergi menuju lantai lain untuk mengamankan diri.

Pohon Ilusi seperti namanya, itu Ilusi yang tidak tetap, keberadaan Perpustakaan Abadi dalam Pohon Ilusi bisa jadi takkan ditemukan setelah mereka pergi, itu akan tersembunyi selamanya sampai proses kemunculan 100%.

—Hei, Dinding Keempat, apa ada orang yang membacaku dari suatu tempat?

—Aku pikir, aku tidak benar-benar menjadi generasi pertama...

—Itu aneh, seolah aku memegang semua cerita, tapi bagaimana mungkin? Kenapa dari awal aku mendapatkan nama dan tempat ini?

Master Of Abyss berhenti ketika dia mendengar suara pelan dari botol yang dibawanya, suara itu hanya tersampaikan padanya. Kemungkinan itu adalah respon terhadap kemunculan Perpustakaan Abadi. Informasi tentang itu diketahui dari buku usang yang tak sengaja dia temukan, keanehan lain karena semua buku dalam perpustakaan 'Reader' takkan menjadi usang atau lapuk. Itu artinya, buku usang yang berisi informasi tentang Perpustakaan Abadi adalah sesuatu yang tak bisa ditangani Reader.

"Hei, ayo!" teriak Nirvana.

Master Of Abyss memulihkan pikirannya lalu menoleh sekali ke kastil itu sebelum pergi.

***

Monarch Jaehwan dan Yang Hebat mengerang saat menerima hujan serangan dengan kekuatan pertahanan mereka. Bagaimanapun, mereka berdua adalah Juri dan ruangan Ujian diperuntukkan untuk saling membinasakan sehingga semua kekuatan yang dimiliki pihak terkait menjadi maksimal. Itu mengerikan jika harus membayangkan sosok itu mendapatkan kekuatan yang jauh lebih besar.

Namun, mereka berdua tak punya waktu untuk berpikir tentang itu. Sekarang adalah saat untuk menghindar sebaik mungkin sambil menunggu sesuatu... atau itulah yang diyakini Monarch Jaehwan, dia percaya bahwa tidak mungkin akan berakhir seperti ini untuk <Big Brother> nya, meski dia tahu sosok itu bukan lagi <Big Brother> nya.

Tidak, lebih tepatnya, ada sesuatu yang terasa salah sekarang.... Monarch Jaehwan memandang tepat ke wajah tak jelas sosok itu lalu terperanjat. Aura di sekeliling wajah yang terakhir menghilang perlahan, keseluruhan penampilannya terlihat. Itu penampilan asalnya yang biasa, energi kekacauan terserap ke dalam tubuhnya sampai tak ada yang tersisa.

Ada cincin kekacauan berputar di mata hitam yang tak menunjukkan emosi itu, Monarch Jaehwan menelan ludah. Itu jelas wajah <Big Brother> nya dan mungkin akan dikenali sebagai 'Reader' oleh Yang Hebat, tapi... itu bukan dia.

Yang Hebat tiba-tiba melepaskan perlindungannya dan berlari menuju sosok itu sambil berteriak, "Reader! Hentikan ini!"

"Bodoh! Sialan!"

Monarch Jaehwan bergidik karena terlambat menjangkau Yang Hebat yang sudah berlari cukup jauh menuju sosok di tengah ruangan putih.

[Kau, jangan ke sini]

Itu kata-kata dengan suara tanpa emosi seperti mesin, Yang Hebat melambatkan larinya tapi tidak berhenti. Saat dia sedikit lagi sampai—

[Sudah kubilang jangan ke sini]

Sosok itu mengarahkan telapak tangannya lalu menghempaskan Yang Hebat dengan energi kekacauan.

"Uhuk!"

Darah merah segar mengalir dari mulut Yang Hebat, dia merasa isi perutnya hancur, tapi itu tidak penting. Dia sudah merasakan keanehan dari sosok itu sejak pertama diserang. Sosok itu belum sempurna sehingga sebagian dari jiwa 'Reader' masih ada meskipun sangat redup, dan bisa padam kapan saja. 'Reader' sedang mencoba melindunginya dan Monarch Jaehwan dengan tetap berdiri di tengah ruangan tanpa bergerak.

"Kita harus menyerang!" ucap Monarch Jaehwan yang gugup.

Yang Hebat menggeleng sambil berseru, "Tidak, Reader menyuruh kita untuk tidak mendekatinya."

Kening Monarch Jaehwan berkerut.

"Lalu, bagaimana sekarang? Kita harus menunggu sampai dia sepenuhnya termakan? Ini adalah kesempatan! Ini Ujian, ingatlah. Tak ada gunanya menggunakan emosi di tengah situasi ini!"

Sejujurnya, Monarch Jaehwan tidak mau melawan <Big Brother> nya, tapi Tower Of Nightmares sialan menyiapkan skema mengerikan ini untuk mereka, tidak, tepatnya untuk <Big Brother> nya. Apa yang sebenarnya ingin dicapai <Big Brother> nya dengan melakukan ini? Tidur abadi?

Sekilas dia merasa bisa mengerti sesuatu tentang <Big Brother> nya. Di waktu yang sangat jauh di masa lalu, atau apakah itu bisa disebut masa lalu? Dia pertama kali bertemu <Big Brother> nya saat melaksanakan misi dari God Of Stories untuk mengawasi suatu Time Fall. Di sana, mereka pertama kali bertemu. Namun, Monarch Jaehwan merasa akrab dan langsung menunjukkan emosi positif pada <Big Brother> nya tanpa alasan.

—[[Hei, Jaehwan. Jika kekacauan lahir untuk menyebabkan kekacauan, bisakah itu dihentikan?]]

Mereka saat itu tidak terlalu akrab, tapi <Big Brother> nya sesekali mengucapkan sesuatu dengan suara yang menunjukkan kelelahan. Kelelahan untuk melaksanakan peran yang diberikan padanya sampai beberapa kali menyebabkan kekacauan yang tidak dimaksudkan.

Lalu, setelah <Big Brother> keluar dari penjara Tower Of Nightmares, jejak kelelahan menghilang dari sosoknya seolah itu digantikan oleh sosok yang lain atau mungkin sengaja disembunyikan?

Pada saat ini, Monarch Jaehwan bertanya-tanya apakah yang diinginkan <Big Brother> nya adalah tidur abadi? Kenapa?!

Dia akhirnya sampai tepat di depannya saat memikirkan semua itu, tangannya yang gemetaran memegang pedang hitam, dalam sekejap dia menebas dari bahu sampai perut sosok di depannya yang tak berkutik. Untuk sesaat, Monarch Jaehwan bisa melihat sedikit senyuman dari wajah putih tanpa noda itu.

"<Big Brother>, kenapa?!"

Sosok di depannya tak menjawab dan hanya diam seperti patung.

"Kenapa?! Kenapa?! Kenapa?!"

Monarch Jaehwan menjadi gila dan menebas membabi-buta, darah memercik ke mana-mana, ini adalah pesta darah. Yang Hebat di kejauhan terlihat mengigil, dia tak bisa mendekat karena sosok itu memintanya dengan sungguh-sungguh untuk tidak mendekatinya.

Mantel putih yang sebelumnya bersih karena energi kekacauan kembali dipenuhi darah, itu darahnya, tapi dia tak peduli. Seperti apapun Monarch Jaehwan menyerang atau menusuk bahkan menebas lehernya, dia tak bisa mati. Lukanya tidak memerlukan waktu untuk sembuh, dia sedikit kecewa dan mengamati ekspresi Monarch Jaehwan yang putus asa.

Ruangan putih itu berdengung keras, portal tiba-tiba muncul dari ujung ruangan, di dekat Yang Hebat. Itu adalah portal dari altar tempat God Of Stories. Akan tetapi, altar sudah dihancurkan sebelumnya, lalu apa portal itu? Yang Hebat bertanya-tanya, dan dia melihat rombongan yang datang dari portal.

Rahangnya terjatuh dalam keterkejutan, mata hitamnya bergetar saat berseru, "Kenapa kalian bisa berada di sini?!"

Lalu, perhatiannya beralih ke salah satu dari rombongan yang menatapnya dengan kekhawatiran.

"H-Hyung?!"

Yang dipanggil menghampirinya, kemudian tanpa basa-basi langsung memeluk dan menggendong untuk menjaganya.

"Apakah sudah berlangsung lama?" tanya Plotter dengan suara pelan sambil menepuk kepalanya.

Yang Hebat menjawab, "Konsep waktu tak berguna di sini, Hyung. Seharusnya kau tidak datang ke sini. Dan—"

Yang Hebat memperhatikan anggota lain yang datang. Mereka teman-teman 'Reader' yang entah bagaimana bisa datang ke tempat mustahil bagi mereka ini. Pemilik wajah yang sama dengan Hyung-nya sedang menatap lurus ke pertarungan berdarah di tengah ruangan. Mungkin tidak cocok disebut pertarungan karena pihak yang diserang seperti patung.

"Hah... dia…"

Han Sooyoung terengah-engah ketika melihat pemandangan mengerikan di tengah ruangan. Itu sama untuk lainnya, selain Yoo Jonghyuk yang terlihat siap untuk ikut bertarung.

Mungkin itu halusinasi, tapi sosok di tengah ruangan untuk sesaat mengamati mereka yang datang. Han Sooyoung bergidik dan tubuhnya gemetar, itu karena sesuatu yang lain.

Murid-murid matanya bergetar dan firasat aneh menghampiri, dia teringat alasannya terus bergumam "Tidak mungkin." beberapa kali sebelumnya.

—Aku akan mengambil kemampuan yang kuberikan padamu, tenang saja, aku akan mengembalikannya setelah menepati janjiku pada 'dia'.

Dan kemampuan [Predictive Plagiarism] dicuri. Portal di belakangnya menderu seolah ada satu yang tertinggal.

Semua anggota kelompok berbalik dengan mata lebar. Mulut mereka ternganga, bahkan Yoo Jonghyuk sampai menjatuhkan pedang yang dibawanya.

Han Sooyoung mungkin yang paling terkejut saat ini, sosok terakhir yang muncul di portal memakai gaun hitam dan pernak-pernik aneh mengambang di sekitar wajahnya. Meskipun begitu, tak mungkin dia tidak mengenali wajah sosok itu.

Sosok itu, wanita cantik berambut sebahu dengan senyuman lebar dan wajah nakalnya yang khas, memandang mereka semua dengan cermat lalu memperkenalkan diri, "Aku God Of Stories."

***