webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 24 : Jawaban (1)

Kesunyian menyesakkan berlangsung begitu lama setelah semua catatan terbaca. Masing-masing di antara mereka merenungi pertanyaan dan jawaban yang muncul di setiap halaman catatan itu.

Yoo Jonghyuk dan Han Sooyoung terus-menerus menatap kalimat terakhir yang tertulis di salah satu lembaran catatan seolah berharap kalimat itu berubah atau mungkin mereka salah membacanya. Namun, mereka harus mengakui bahwa apa yang mereka baca benar.

<Terakhir, aku selalu ingin menanyakan ini. Jadi, apakah kalian tidak pernah menyesal bertemu denganku?>

Han Sooyoung memutar bibirnya lalu menggigitnya, setelah lama seperti itu, dia bertanya-tanya.

"Apakah kita pernah menyesali waktu kita bersamanya? Seandainya kita tidak pernah bertemu dengannya, apa yang akan terjadi?" tanyanya dengan suara gemetar karena syok.

Tak ada jawaban tentu saja, Han Sooyoung juga tak mengharapkan jawaban, tidak, dia sudah mengetahui jawabannya tanpa siapapun menyebutkan.

Beberapa saat kemudian, 

"Aku... tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa peluru," ujar Lee Hyunsung yang menurunkan alisnya dan menunduk.

"Dia menanyakan sesuatu yang membuat kita lengah."

Yoo Jonghyuk berdiri sambil mengumpulkan semua catatan yang telah dibaca, keningnya berkerut karena tidak menyukai suasana menyedihkan ini. Dia menatap Biyoo dengan tatapan yang seolah mengatakan "Pasti ada hal lainnya selain catatan aneh ini?"

Biyoo dengan tubuh Dokkaebi-nya menjadi gugup, kemudian memandang semuanya satu per satu sebelum menarik napas kuat-kuat untuk menyemburkan informasi penting berikutnya, yang mungkin justru yang paling penting.

[Dia menyiapkan sebuah jalan untuk menuju ke tempatnya berada, dan yang bisa melewatinya adalah kalian yang menyelesaikan skenario itu]

Anggota kelompok selain Yoo Jonghyuk menganga, tak berharap hal semacam itu ada. Sebuah jalan untuk bertemu dengannya? Bukankah dia keberadaan yang tak bisa mereka jangkau?

Selain itu, tampaknya ada lebih banyak informasi yang harus disampaikan Biyoo, mereka menunggu sampai Biyoo selesai menyampaikan.

[Jalan itu melewati Dark Stratum, di sana kalian akan menemukan portal yang dia buat. Dan…]

Biyoo ragu-ragu untuk menyampaikan informasi selanjutnya, jadi Yoo Jonghyuk mendesaknya.

[Itu, dia meninggalkan pesan terpisah untuk kalian selain dari catatan itu]

Pada akhir kalimatnya, pesan suara diputar dari panel layar transparan, teknologi terbaru yang dikembangkan Han Donghoon dan Biyoo, yaitu penyimpanan pesan suara.

—Aku yakin pada saat kalian mendengar pesan ini, kalian sudah membaca catatan itu. Ada beberapa hal yang ingin kuberikan secara langsung pada saat aku bertemu kalian sebelumnya, tapi itu gagal. Jadi, aku menyiapkan jalan untuk kalian menuju tempatku, mungkin saja pada saat kalian tiba, aku sudah tidak ada lagi. Akan tetapi, hadiah yang kusiapkan akan secara otomatis ada di tangan kalian begitu sampai di sana. Sepertinya aku berbicara terlalu banyak, tapi aku masih ingin mengatakan banyak hal lainnya.

Itu pesan suara pertama yang diputar, dan air mata menggenang di kelopak mata para pendengarnya. Terlebih setelah kalimat "mungkin saja pada saat kalian tiba, aku sudah tidak ada lagi", Shin Yoosung, Lee Gilyoung, dan Lee Jihye berteriak-teriak sambil memukuli lantai berharap rasa sakit fisik bisa sedikit mengurangi rasa sesak di dada mereka.

Urat di leher Yoo Jonghyuk berkedut-kedut menunjukkan emosi kacau yang sedang dia tahan, sementara Han Sooyoung menutupi mulutnya sambil menahan diri untuk tidak menangis.

Jung Heewon dan Lee Hyunsung kaku seolah kehilangan jiwanya, mulut mereka menganga dan cahaya mata mereka memudar, mereka saling bersandar untuk menemukan pegangan agar tidak menjadi orang gila.

Jang Hayoung memukul dinding dengan tinjunya sambil meringis kesakitan, tapi dia terus melanjutkan sampai lubang besar muncul.

Breaking The Sky Sword Saint dan Kyrgios yang berada di sudut dekat dengan Jang Hayoung yang memukul dinding, bergeming. Mereka berdua sangat memahami emosi kelompok itu saat ini.

Biyoo menurunkan pandangan matanya dan menatap kosong ke layar biru transparan. Masih ada beberapa pesan suara, entah apakah kelompok itu sanggup untuk mendengar sisanya atau tidak, Biyoo akan menuruti keinginan mereka.

Mungkin satu-satunya yang lebih baik dari mereka adalah Yoo Sangah, meskipun dia juga ikut banjir air mata sampai matanya memerah, ada kilauan harapan yang terpancar dari wajahnya. Dia menatap dengan sungguh-sungguh pada layar transparan itu seolah ingin pesan dilanjutkan.

"Lanjutkan, Shin Yoosung," perintah Yoo Jonghyuk setelah mereka semua mengangguk siap.

Dan pesan itu berlanjut.

***

Setengah hari berlalu.

"Apakah kalian yakin? Kalian bisa saja mati dan tidak akan kembali?"

"Terakhir kali, kau mengatakan hal yang sama, Shin Yoosung."

Biyoo memperingatkan mereka semua yang berkumpul di kantor Yoo Jonghyuk. Dalam dokumen rahasia, tercatat suatu jalan yang menuju pusat dari semua cerita. Dan yang lebih penting adalah-

—Setidaknya, aku ingin mengucapkan selamat tinggal dengan benar kepada kalian, teman-teman yang mengajariku arti kehidupan.

Itu adalah catatan yang sengaja diselipkan seseorang, Biyoo tahu siapa yang menulisnya.

Sebanyak 11 orang berkumpul di sini dengan pakaian dan peralatan yang pernah mereka pakai selama skenario. Rasanya sama seperti ketika mereka berniat melakukan regresi grub, ya ini situasi yang sama. Akan tetapi, tujuan kali ini berbeda dari regresi grub. Mereka ingin mengetahui jawaban dari pertanyaan 'kenapa kau melakukannya?' dari orang itu.

Yoo Jonghyuk memakai mantel hitamnya dan menggantungkan <Black Demon Sword> yang juga disebut <Dark Heavenly Demon Sword> di pinggangnya. Han Sooyoung memakai mantel putih yang dia ambil dari Yoo Jonghyuk, itu untuk menyimpan barang-barang penting yang dibutuhkan.

Shin Yoosung dan Lee Gilyoung yang mengetahui dengan pasti bahwa kemampuan penjinak mereka takkan berguna sekarang, sebagai gantinya mereka belajar kemampuan baru dengan tingkat yang lumayan. Lee Gilyoung yang sebelumnya menyukai senjata tumpul, mempelajari pedang karena dia ingin memakai senjata yang sama dengan 'orang itu'. Sementara Shin Yoosung mempelajari tombak karena itu akan menjangkau sesuatu dari jarak yang jauh seperti bagaimana tongkat memanjang Sun Wukong.

Yoo Sangah dan Jung Heewon memakai pakaian tempur berwarna hitam yang disiapkan Biyoo dari tas Dokkaebi, terimakasih pada Biyoo yang masih terus mengelola sistem <star stream>, tentu saja itu tidak gratis, ada cerita yang harus mereka korbankan untuk mengambil sesuatu dari tas Dokkaebi jika tak punya koin untuk membayar.

Namun, mereka tak peduli, karena cerita yang mereka korbankan tidak akan seberharga momen saat ini, masa lalu adalah masa lalu, dan masa depan adalah masa depan, ada waktunya untuk melepaskan masa lalu demi melanjutkan masa depan.

Mereka siap dengan tatapan tajam dan badan tegap serta pancaran tekad dari wajah mereka yang sudah tenang dari tangisan. Biyoo membeberkan penjelasan terakhir.

[Itu adalah tempat dimana kalian seharusnya tidak pernah datang, tapi 'dia' memungkinkannya, konsep waktu takkan berguna di sana, jadi hati-hati lah. Lalu, jika... yang terburuk terjadi, aku harap kalian dapat berpikir rasional. Kita harus melepaskan pergelangan kaki 'orang itu' dengan hati tulus]

Yoo Jonghyuk mengepalkan tinjunya lalu memerintah dengan suara serak.

"Cepatlah!"

[Kapten, kau harus bertanggung jawab atas nyawa mereka. Kapten, menyerahlah jika 'Dia' tidak mau kembali—]

"Shin Yoosung!!"

Yoo Jonghyuk tidak tahan untuk tidak berteriak, wajahnya berkerut karena jengkel dan rasa takut yang tersamar.

Biyoo menghela napas sedih, dia hanya ingin memperingatkan mereka untuk tidak  bertindak tanpa berpikir dan menghasilkan sesuatu yang akan mereka sesali.

Beberapa saat kemudian, sebuah portal menuju Dark Stratum, area yang ditunjukkan orang itu, muncul. Dark Stratum tidak hanya satu, itu ada banyak, dan Biyoo memakai salah satunya sebagai kantornya, sementara sisanya masih misteri karena dia tidak bisa memasukinya. Dark Stratum hanya dapat dimasuki saat entitas yang memegang probabilitas terbesar melebihi Raja Dokkaebi mengizinkan, dan orang itu adalah pemiliknya.

Portal mengeluarkan aura ungu, bulu kuduk mereka berdiri, dan jantung mereka berdegup kencang. Itu adalah tempat yang berbahaya, sangat berbahaya sampai hanya dengan portal, mereka dapat merasakan seberapa mengerikan itu. Dark Stratum yang menjadi basis dimana portal menuju ke tempat orang itu memancarkan energi masif yang besar.

Untungnya, Biyoo sebagai Raja Dokkaebi yang masih harus belajar banyak, mengurangi efeknya, tapi hanya bertahan sementara sehingga dia segera mendesak mereka untuk cepat masuk ke portal dan segera menuju portal lain di Dark Stratum tanpa membuang waktu.

Sekali lagi, mereka menegaskan tekad untuk ayo lari atau mati, yang pertama masuk adalah Yoo Jonghyuk diikuti yang lainnya sampai tersisa Han Sooyoung.

[Ada apa?]

Biyoo heran karena yang terakhir masih diam sambil memandang portal itu dengan mata kosong.

Setelah teguran Biyoo, Han Sooyoung menggelengkan kepalanya dengan bergumam "Tidak mungkin, kan. " lalu masuk ke portal.

Biyoo berdoa sekali lagi, entah ke siapa, yang pasti dia berdoa agar mereka tidak akan menyesali perjalanan kali ini seperti sebelumnya.

***