webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 22 : Penipu dan Bukan Aktor (1)

Semua mozaik yang terpecah-pecah menempel kembali, menghidupkan ingatan lama yang secara paksa direnggut. Kenangan itu mengalir seperti sungai, masing-masing menyakitkan untuk diingat dan ada sedikit hal yang membahagiakan. Itu terfokus pada satu orang.

Han Sooyoung dan Yoo Jonghyuk memulihkan diri dari kejutan mental yang sangat kuat sampai pingsan, mereka membutuhkan waktu beberapa saat untuk mengatur emosi dan pikiran sehingga mereka tidak menjadi gila.

"Dia sejak awal bertujuan untuk mati?" tanya Han Sooyoung dengan tak percaya.

Yoo Jonghyuk tak menjawab, dia menekan pelipisnya yang berdenyut-denyut menyakitkan. Lalu, dia mengingat apa yang dikatakan orang itu ketika dia memintanya untuk mengembalikan ingatan semua orang.

—"Jika aku melakukannya, maka aku akan musnah."

—Ekspresinya saat mengatakan itu sangat aneh, seolah dia menantikannya. Dia memanfaatkan kami untuk tujuan egoisnya.

—Tapi, kenapa? Kenapa dia begitu terobsesi untuk mati?

—Dia memutar balikkan semua kebenaran.

Mereka berdua masih terbaring di lantai marmer kantor Han Sooyoung, tak ada percakapan lagi sampai salah satu bangkit dan berjalan menuju pintu keluar. Itu Yoo Jonghyuk, dia selalu bergerak cepat.

"Hei, apa menurutmu itu tidak aneh?"

Han Sooyoung bertanya saat Yoo Jonghyuk membuka pintu. Yoo Jonghyuk merespon, "Apa?"

Han Sooyoung berdiri dengan terhuyung-huyung, lalu menghampirinya.

"Dia bukan aktor, dia penipu."

Yoo Jonghyuk mengerutkan keningnya pada pernyataan Han Sooyoung yang terdengar yakin. Sebenarnya, Yoo Jonghyuk diam-diam setuju pada ungkapan itu.

Han Sooyoung membersihkan bekas air mata dari wajahnya dengan sapu tangan, lalu menyeringai licik.

"Kau harus benar-benar mendalami peran seseorang jika ingin menjadi aktor, tapi penipu berbeda. Penipu menggunakan sifat alami dan kelemahan orang-orang. Kau tahu maksudku?"

Han Sooyoung menepuk bahunya lalu berjalan keluar duluan, Yoo Jonghyuk merenung sejenak lalu mengikutinya.

Mereka menuju kantor Yoo Jonghyuk yang letaknya di sisi lain gedung kantor Han Sooyoung. Itu memerlukan waktu tidak terlalu lama, karena mereka bisa saja menggunakan keterampilan pemercepat untuk segera sampai. Namun, mereka tidak menggunakannya. Mereka ingin secara perlahan menerima semuanya sebelum bertindak.

***

Di ruang khusus dalam perpustakaan, dua orang saling memandang dengan rasa was-was, Master Of Abyss memberitahu mereka bahwa perpustakaan saat ini bukan milik tuannya lagi, jadi perpustakaan akan segera hancur. Mereka berdua secara otomatis akan dikirim ke dunia mereka sebelum perpustakaan hancur sepenuhnya. Namun, salah satunya menolak dengan keras.

Itu Lee Sookyung.

"Katakan padaku, kenapa dia merencanakan semua ini? Dia, anakku—"

Master Of Abyss menatap dengan prihatin, lalu menyerahkan sebuah buku yang tersisa.

<Kim Dokja Umur 28 Tahun(end)>

[Manusia 'Kim Dokja' sudah mati]

Lee Sookyung menjatuhkan buku itu setelah membaca judulnya dan mendengar jawaban Master Of Abyss. Dia jatuh terduduk dan dengan tangan gemetar, meraih buku itu untuk membacanya. Membaca siapa itu manusia 'Kim Dokja'.

Sun Wukong di sisi lain sedang mencari-cari buku yang masih belum hancur dari ruang khusus, ruangan yang rusak karena Juri Plotter. Lalu dia menemukan —

<Aku ingin mati>

<Aku ingin hidup>

<Protagonis itu sepertiku>

<Penjara mengerikan itu memisahkan kami>

<Aku tidak bisa mati>

<Tower Of Nightmares tidak mau memasukkanku dalam daftar vacum>

<Jadi, aku memulai jalan berduri kebohongan>

<Dan sekarang keinginanku akan terpenuhi>

.....

....

...

..

.

.

.

Kertas-kertas berisi catatan itu terselip di beberapa buku, Sun Wukong mengusap rambut emasnya lalu menggeleng dengan sedih.

Perpustakaan berguncang keras, mengabaikan penolakan apapun, Master Of Abyss mengucapkan selamat tinggal pada mereka dan tuannya. Dia akan memulai perjalanan tanpa tuannya.

Lee Sookyung memeluk buku itu, sementara Sun Wukong menyimpan kertas-kertas catatan, masing-masing berpikir bahwa ini pasti bukan akhir. Jadi, mereka akan menyimpan sebanyak apapun yang tersisa di sini untuk mengingat dan mengumpulkan harapan.

Pada saat berikutnya, mereka dipindahkan dengan portal gelap dari Master Of Abyss.

***

Para Juri yang terbangun menunjukkan permusuhan sengit kepada kami, tepatnya pada 'dia' yang sekarang berada dalam pelukanku. 'Dia' sudah terlalu banyak menggunakan kekuatannya untuk memusnahkan mereka sebelumnya, jadi sekarang 'dia' dalam kondisi lemah. Aku melepaskan pelukan lalu melihat Monarch Jaehwan yang memohon padaku untuk tidak melakukan apa yang akan kulakukan. Namun, aku tetap akan melakukannya, tanpa siapapun menghalangi.

Oleh sebab itu, aku yang harus mengurus mereka. Persyaratan Ujian, seharusnya hanya tiga yang dipanggil. Namun, itu berubah menjadi ratusan termasuk kami, semua ketentuan Ujian dilanggar. Aku yakin akan ada ketentuan baru seperti—

[{Kau mengacaukan semuanya, Penjelajah yang Tertinggal. Aku mengerti keinginanmu, lawanlah mereka, Anakku}]

Kubah putih di atas kami melantunkan suara lembut yang jernih, itu sangat menenangkan pikiran. Suara itu tidak marah atau senang, lebih tepatnya itu terdengar mengantisipasi apa yang akan kulakukan.

Pilar cahaya emas memisahkan kami bertiga, lalu melingkar dan mengurungku bersama para Juri. Ini yang kuharapkan. Untuk sampai di sini, aku harus melalui waktu yang tak terhitung jumlahnya, pada akhirnya kelelahan menumpuk. Aku ingin melepaskan itu.

Monarch Jaehwan menggedor penghalang melingkar yang mencapai kubah itu dari luar, dia meneriakkan sesuatu, tentu saja itu takkan terdengar dari dalam. 'Dia' tampaknya sudah menyerah karena hanya menatap kosong ke arahku.

<Salah satu dari kami harus musnah>

<Yang menanggung emosi adalah yang asli>

<Yang menanggung rasa sakit adalah wadah>

Kalimat yang kami tulis memiliki makna berbeda, bagiku itu adalah pilihan, tapi bagi 'dia' itu adalah hal yang harus dihindari dengan segala cara. Pada awalnya 'dia' menolak mengambil emosiku, tapi 'dia' harus melakukannya setelah mengetahui bahwa daftar vacum akan diumumkan. Seorang Penjelajah atau Juri tidak boleh memiliki emosi campuran yang berisi kekacauan, jadi 'dia' berniat menanggungnya.

'Dia' bertindak sesuai apa yang kuinginkan, aku menipunya dengan memanfaatkannya.

Aku mengeluarkan pedang putih dari saku mantel putihku, itu adalah pedang yang selalu kugunakan sebagai 'Kim Dokja'. Pada saat ini sesuatu sedikit menggangguku.

—Bukankah kau masih memiliki beberapa harapan?

—Tolong kembalilah.

—Kenapa kau melakukan semua pengorbanan ini?

Aku menghela napas lalu mengenyahkan rentetan ingatan pengganggu itu. Saatnya memulai pertarungan berdarah sampai hampir musnah.

—[{Aku tidak membangunkanmu lagi}]

Itu adalah permohonan yang dikabulkan Tower Of Nightmares, hanya ada satu yang tersisa.

—{{Aku yang akan mengakhiri ini untukmu, Reader. Aku memiliki dua janji yang bertentangan, tapi saat ini — aku akan menetapi janjiku padamu}}

Aku menantikannya, God Of Stories.

Sebelum dia datang, aku akan menikmati suguhan awal dan menekan 'itu'.

—Akhir dari segalanya, bukan hanya <star stream>

—Kenapa ramalan itu ada di dunia baru?

—Itu adalah ide yang kuberikan kepada Yang Hebat.

—Jalan berduri kebohongan itu dimulai dari saat keinginan menjadi karakter muncul.

Tower Of Nightmares mengetahuinya, satu keabnormalan yang terbangun dari dalam perutnya, yaitu tempat ini.

***