webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 21 : Lelah (2)

—Cahaya putih yang sangat terang itu membutakan kami, itu adalah....

—Terbangun dalam ruangan putih luas tanpa apapun, dan sedikit anomali mulai terlahir.

—"Apa ini benar-benar yang kau inginkan?"

—"Kenapa kau berjuang sejauh ini hanya untuk… mati?!

—"Nomor 3, aku akan menepati janjiku."

Ruangan putih yang terbayang di pikiranku sekarang terwujud. Ini adalah Tower Of Nightmares, pabrik dari semua cerita dunia.

Aku melihat orang-orang yang kuseret ke sini. Monarch Jaehwan dengan mulutnya yang menganga dan 'dia' yang sedang menangis tersedu-sedu. Aku berjalan ke arah yang terakhir lalu merendahkan tubuh di depannya agar sejajar.

[Untuk memenuhi tujuanku, aku harus menipu diriku sendiri]

'Dia' berkedut kemudian menatapku dengan mata terbelalak. Akhirnya 'dia' menyadari niatku. Hal yang paling sulit dipahami adalah diri sendiri sehingga ada bagian yang bertentangan dan bagian yang mendukung, lalu itu tergantung yang mana yang akan kupilih.

[Meskipun kau memusnahkan mereka, mereka akan terbangun kembali di sini… dan sekarang!]

Pada akhir kata-kataku, ruangan putih berdengung. Cahaya abu-abu redup muncul satu demi satu, perlahan tapi pasti, itu membentuk tubuh fisik. 'Dia' gemetaran sambil melihat bolak-balik antara aku dan mereka.

[Generasi Pertama yang dipanggil akan didaur ulang… kau tahu maksudku, kan? Tak ada yang bisa disebut kematian bagi kita]

Aku mengalihkan perhatian ke Monarch Jaehwan, yang terakhir menutupi telinganya, tak mau mendengar kebenaran yang kusampaikan.

"Tapi, tapi… kenapa?! Kau bersenang-senang selama ini bersama teman-temanmu. Kupikir kau akan merubah pikiran itu, dan aku terlahir untuk membantumu. Kenapa kau juga menipuku?!"

'Dia' menggosok pipiku dengan keras sambil meneriakkan protes. Aku mengerti bahwa 'dia' akan mengira seperti itu. Namun, 'dia' tidak akan tahu apa yang kumaksud.

Juri yang kembali terbangun berjejer di seberang kami, mereka berjumlah ratusan. Tampaknya, 'dia' benar-benar mengurus semua Juri yang saat ini berada di Pohon Ilusi, 'dia' seperti julukannya 'Yang Hebat' membantai mereka semua sebelumnya.

Jika semua Juri dimusnahkan, maka daftar vacum tidak akan direalisasikan. Itu adalah tujuannya, mencegahku masuk dalam daftar vacum. Akan tetapi, 'dia' tak tahu esensi sebenarnya dari daftar vacum itu. Aku ingin mengakhiri ini...…

Mungkin butuh beberapa saat bagi para Juri itu untuk mendapatkan kembali jiwa mereka dari Tower Of Nightmares. Aku memandang ke atas, ke kubah putih yang sangat jauh…

'Dia' melanjutkan tangisannya karena rasa kekecewaan yang ditampilkan di wajahnya, aku memeluknya, memeluk diriku sendiri.

Aku harap mereka datang tepat waktu, atau aku akan…

***

—Yoo Sangah-ssi, bisakah aku meminta bantuanmu?

Yoo Sangah berlari dengan terengah-engah sambil mengabaikan kelelahannya untuk menuju kantor Yoo Jonghyuk di Pusat Kompleks Industri. Dia harus menemui Biyoo.

Di tengah jalan, dia bertemu Jang Hayoung yang terlihat frustasi, tapi lebih baik dari pemabuk malang sebelumnya. Jang Hayoung mengikutinya karena penasaran apa yang sedang terjadi.

Yoo Sangah tidak bisa mengatakan itu sekarang, tepatnya dia harus membicarakannya dengan Biyoo bukan orang lain.

—Tolong beritahu Biyoo, brankas dokumen rahasia ada di...

—Lalu, satu hal lagi. Aku yakin Biyoo akan tahu setelah dia menemukan dokumen rahasia itu, aku ingin kau dan teman-teman lain mempersiapkan diri.

—Maaf atas semua permintaan egoisku, Yoo Sangah-ssi.

—Ngomong-ngomong, jika ada dunia seperti yang kau katakan. Mungkin aku bersedia melepaskan diriku yang sekarang.

Yoo Sangah akhirnya sampai di kantor Yoo Jonghyuk sambil memikirkan semua hal itu. Dia langsung masuk tanpa persetujuan untuk menemui Biyoo.

***

Yoo Jonghyuk membuka matanya dan langsung terduduk dengan kaget. Dia teringat sebelumnya, sesuatu yang dijejalkan masuk ke lubang ingatannya yang kosong itu. Sesuatu yang mengerikan, rencana pemusnahan. Dia menenangkan diri lalu melihat sekeliling dan akhirnya menemukan seseorang. Orang yang dia temukan di ruangan yang sama adalah seorang wanita yang terlihat depresi.

"Hei," panggil Yoo Jonghyuk.

Wanita itu, Han Sooyoung ada di lantai bersandar di meja dengan ekspresi kosong. Yoo Jonghyuk memanggil sekali lagi dengan keras, Han Sooyoung meliriknya sekilas.

"Apa yang terjadi?!"

Yoo Jonghyuk berdiri lalu menghampirinya, yang terakhir memiliki wajah pucat. Mereka melakukan kontak mata sesaat. Han Sooyoung menutupi wajahnya lalu tertawa kosong untuk menyembunyikan perasaannya yang hancur.

—Tujuanku melamar pekerjaan? Itu untuk merasakan seperti apa manusia 'Kim Dokja'. Jadi, maafkan aku, meski aku tahu kau takkan memaafkanku.

Dengungan mengerikan terngiang di benaknya, dia terengah-engah mencoba menahan diri untuk tidak menangis.

Ketika Yoo Jonghyuk akan mengatakan sesuatu—

[Kompensasi untuk tiket Permintaan khusus telah secara paksa ditentukan]

Han Sooyoung mendongak dan melepaskan tangannya dari wajahnya, dia dan Yoo Jonghyuk saling berpandangan.

Mereka saat ini tahu apa isi kompensasi itu.

[Ingatan yang diambil akan dikembalikan]

Kemudian, percikan listrik menghantam mereka sampai pingsan.

***

Shin Yoosung yang sedang merawat pasien membeku saat pesan sistem kompensasi yang diberikan datang. Tubuhnya terbungkuk cahaya keemasan yang menyakitkan seperti tersetrum. Pada saat berikutnya, dia mengeluarkan banjir air mata yang tak bisa dihentikan, sambil mengabaikan seru keheranan pasiennya.

Lee Seolhwa yang berada di kantor Aileen juga sama, Aileen berusaha menenangkannya.

Lee Jihye yang sedang bersama Jung Heewon di bar milik Mark tergeletak pingsan. Mark yang panik segera mengusir pengunjung lainnya untuk merawat mereka.

Lee Hyunsung mendapatkan libur dari tugas melatihnya, dia saat ini berada di perjalanan menuju bar Mark, tempat pertemuan yang dia janjikan bersama Jung Heewon. Namun, pada saat ini, dia menjatuhkan tas besarnya dengan wajah pucat.

Lee Gilyoung bermain-main dengan serangga di tempat pemotretan, dia memiliki jadwal pemotretan yang padat hari ini. Akan tetapi, sebelum pemotretan dimulai, wajahnya menjadi kaku setelah sengatan listrik dari pesan sistem. Dia tak peduli lagi pada pemotretan atau apapun itu dan langsung berlari ke kantor Pusat Kompleks Industri.

Yang memiliki pemahaman dan ingatan terbanyak takkan sanggup menanggungnya sehingga kesadaran mereka padam. Sementara, untuk sisanya akan mendapat kejutan mental yang sangat merusak.

[Kompensasi telah diberikan]

Biyoo menatap pesan itu sekilas lalu menoleh ke Yoo Sangah yang sedang memasang senyum pahit. Air mata mengalir, tapi senyum itu tidak hilang.

Biyoo dalam wujud Dokkaebi menutup matanya sejenak lalu berseru, "Kita berpegang padanya sampai akhir."

Jang Hayoung mengepalkan tinjunya dengan kuat sambil mengingat pemukulannya pada orang itu. Jika dia bisa, dia akan mematahkan semua tangan dan kakinya sehingga orang itu takkan kemana-mana lagi. Jang Hayoung sebenarnya menghargainya dan tak terima keputusan egois orang itu.

Masing-masing dari mereka terdiam untuk waktu yang lama, itu sampai kawan-kawan yang telah mereka tunggu datang.

Pintu didobrak dengan keras, yang pertama datang adalah Lee Gilyoung dan Shin Yoosung.

"Di mana Hyung?!"

"Ahjussi?!"

Dan mereka menyadari tujuan sebenarnya orang itu.

***