webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 21 : Lelah (1)

"Kau kerasukan apa?! Berhenti, Sialan!"

Teriakan Han Sooyoung bergema di ruangan ini, dia menarik Yoo Jonghyuk menjauh dariku dan berdiri di depanku. Murid-murid mata Yoo Jonghyuk bergetar seolah dia sedang mencoba menahan diri.

Sudut mulutku masih terangkat dan aku memanggilnya sekali lagi.

"Secretive Plotter."

Han Sooyoung membeku sesaat lalu berbalik dan mengguncang tubuhku.

"Siapa?!"

"Hei, Secretive Plotter. Kau pasti sudah membaca pesan itu, kan?"

Aku mengabaikan Han Sooyoung dan fokus pada pria di belakangnya yang menatapku dengan sengit.

Dia menggeram sambil menggeretakkan giginya, sepertinya pesan itu terlalu memprovokasi. Dia dan Yoo Jonghyuk berbeda, tapi respon mereka akan sama.

"Jika kau memberitahuku dari awal, 'dia' tidak akan melakukan itu! Kenapa?!"

Aku melewati Han Sooyoung dan berhadapan dengannya dengan ketenangan yang sempurna.

"Katakanlah jika aku memberitahumu dari awal, lalu apa yang bisa kau lakukan?"

Pertanyaanku berhasil membuatnya bungkam, dia memegangi kepalanya. Egonya dan Yoo Jonghyuk sedang dalam pertarungan saat ini, dia tak bisa tetap berada di tubuh Yoo Jonghyuk, sementara dirinya dikurung dalam Laboratorium itu.

"Han Sooyoung," panggilku dengan suara lemah.

Han Sooyoung tahu apa yang harus dilakukan, dia memukul Yoo Jonghyuk sampai pingsan lalu menyeretnya ke sofa. Aku menghela napas dan merapikan kembali kemeja hitamku, ngomong-ngomong mantel coklatku sepertinya disembunyikan seseorang. Untungnya tak ada barang apapun dalam saku mantel itu.

"Jadi, dia Secretive Plotter?"

Han Sooyoung bertanya tanpa berbalik padaku. Mungkin kebingungan dan amarahnya mencapai puncak karena suaranya penuh tekanan.

"Ya, itu dia," jawabku setelah beberapa saat.

"Hei, Kim Dokja. Kau bukan Kim Dokja, kan?"

Aku menaikkan sudut mulutku tanpa menjawab, dia pasti bisa menebaknya, jadi aku tidak perlu memberitahunya. Tinggal satu hal lagi yang kurang.

Aku mendekatinya lalu berbisik di telinganya dengan sangat pelan.

***

Monarch Jaehwan yang kembali ke Pohon Ilusi setelah menyelesaikan tugasnya segera menuju perpustakaan itu. Namun, dia tak bisa menemukan <Big Brother> nya, jadi dia bertanya pada penjaga perpustakaan.

Sayangnya, dia dinilai oleh <Big Brother> nya dengan buruk sehingga penjaga perpustakaan tak mau memberitahunya. Lagi dan lagi, ketika dia pergi, <Big Brother> nya juga pergi. Monarch Jaehwan frustasi, dia menuju ke tempat God Of Stories untuk melapor.

Begitu dia sampai, pemandangan tak terduga terpantul di matanya, ruang altar itu hancur dan buku besar menghilang. Monarch Jaehwan buru-buru memberitahu Juri lainnya yang masih ada di Pohon Ilusi. Namun, itu aneh, tak ada satu pun Juri yang tersisa selain dirinya sendiri dan—

"Aku lupa satu."

Suara anak lelaki menembus gendang telinganya sampai berdarah. Monarch Jaehwan menoleh ke asal suara itu dan tertegun.

Dia menjadi gagap.

"<B-Big Brother>?"

Penampilan anak itu compang-camping, tangan kanannya menghilang dengan bekas luka, Monarch Jaehwan menyadari kesalahannya, anak itu bukan <Big Brother> nya. Dia adalah Juri kecil yang selalu mengganggu <Big Brother> nya.

Monarch Jaehwan memasang sikap waspada.

"Di mana Juri lainnya?" tanyanya.

Juri kecil itu terkekeh lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam mantel hitamnya. Sebuah botol kecil yang diisi cairan transparan. Monarch Jaehwan mengetahui apa itu karena dia juga bagian dari peneliti.

"K-kau gila?!"

Monarch Jaehwan mengeluarkan pedang hitamnya saat berseru, dia entah kenapa merasa takut. Itu adalah ketakutan yang sama saat mengetahui daftar vacum diumumkan secara pribadi.

Pada saat ini, dia akhirnya memahami sesuatu yang dia tidak pernah memikirkannya lebih jauh. Kenapa <Big Brother> nya suatu ketika setelah keluar dari penjara berubah? Semua sifat <Big Brother> nya yang suka mengacau menghilang seperti asap, tapi itu tidak mungkin benar-benar menghilang. Seorang Penjelajah dilahirkan dengan sifat alami mereka sendiri, dan itu takkan berubah kecuali ada sesuatu yang mengubahnya.

Patut dipertanyakan bahwa penjara itu mengubah <Big Brother> nya menjadi baik, tidak, itu tidak mungkin. Ada hal mengerikan yang disembunyikan <Big Brother> nya. Dia harus menuju Tower Of Nightmares segera.

Mungkin dia tidak beruntung karena Juri kecil tiba-tiba melemparkan botol itu arahnya, dia berkelit untuk menghindar.

Clang!

Pecahan botol terbang dan cairannya merembes ke lantai marmer. Monarch Jaehwan menelan ludahnya lalu berseru, "Kenapa kau melakukan ini?"

Jawaban yang datang bukan sesuatu yang dia harapkan.

"Salah satu dari kami harus musnah. Kenapa harus begitu? Kenapa aku tidak bisa membuatnya agar kami tetap bertahan?"

Juri kecil itu memancarkan energi aneh dari tubuhnya, Monarch Jaehwan merasa tercekik. Dia menyiapkan diri untuk kabur, firasatnya mengatakan bahwa dia tak bisa melawannya.

Dia mencoba menciptakan celah agar bisa melarikan diri dan menuju Tower Of Nightmares. Ada beberapa metode untuk sampai ke sana, salah satunya adalah undangan dan lainnya adalah melewati altar. Namun, altar telah rusak, maka Monarch Jaehwan harus mendapatkan undangan.

Undangan yang sangat jarang diberikan, karena Tower Of Nightmares tidak akan mengundang pengacau. Cara mendapatkan undangannya adalah....

[Oh, Tower Of Nightmares. Pondasi dari semua dunia impian, izinkan saya untuk datang]

Monarch Jaehwan melafalkan nyanyian dengan suara aslinya. Namun, itu belum selesai, Juri kecil langsung muncul di depannya dengan kecepatan yang tak terduga, tangan kirinya mencekik Monarch Jaehwan.

"<Big Brother>..."

Monarch Jaehwan mengerang sambil memanggil dengan sedikit harapan. Saat dia merasa akan hancur—

Tak! Tak! Tak!

Suara langkah kaki yang berat mendekati mereka.

[Aku lelah]

Apa?!

Keduanya syok mendengar suara itu, Juri kecil melepaskan tangannya dari leher Monarch Jaehwan dan berbalik ke belakang, asal suara itu.

"Reader?"

"Uhuk…uhuk.… <Big Brother>...."

Pemilik suara yang terdengar lelah itu muncul dari kegelapan dan menampakkan dirinya dengan cahaya redup di sekitar koridor yang menuju altar.

[Aku pikir, waktu berjalan lebih cepat di sana. Mungkin tidak begitu]

Pria yang memakai mantel putih dengan penampilan yang rapi dan wajah tenangnya mengejutkan mereka.

Juri kecil berteriak saat menuju ke arahnya, "Apa ini, Reader? Biarkan aku mengurus semua hal!"

Pria itu menggeleng lalu memaksa senyumnya muncul.

[Tidak, Kim Dokja]

Sambil mengatakan itu, dia mengeluarkan sesuatu dari saku mantel putihnya. Botol berisi cairan yang sama dengan milik Juri kecil. Botol seukuran jari kelingking, isinya cukup untuk sekali tegukan.

Juri kecil ketakutan, dia meraih ke botol itu. Namun, pria itu tidak membiarkannya menyentuhnya.

[Mari kita bertarung dengan adil, Kim Dokja]

Juri kecil menangis.

"Tidak, aku tidak mau. Kita berdua akan tetap ada jika semua Juri musnah! Jadi, berikan botol itu. Itu berbahaya, Reader!"

Pria itu, Reader, memiringkan kepalanya sekilas lalu melafalkan nyanyian yang sama dengan Monarch Jaehwan secara lengkap.

[Aku tidak pernah memintamu melakukan ini]

"Bohong, aku ada karena kau menginginkan itu. Jangan menipu dirimu sendiri!"

[Begitukah?]

Reader menggerakkan-gerakkan lehernya sampai timbul suara. Mata hitamnya berputar dengan kegelapan pekat.

[Oh, Tower Of Nightmares … persyaratan ujian terpenuhi, izinkan kami datang]

Juri kecil membelalak matanya dan meraung, "Reader?! Kau pasti menyesalinya. Aku melakukan ini untukmu! Kau—"

Sebelum Juri kecil selesai, cahaya putih muncul di bawah kaki mereka semua, Monarch Jaehwan tampak ngeri. Mereka ditelan oleh portal putih itu dengan cepat.

***