webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 20 : Pilihan (2)

Laboratorium Pohon Ilusi adalah tempat khusus yang disediakan Pohon Ilusi dan God Of Stories untuk Juri yang diakui Tower Of Nightmares. Hanya ada beberapa yang mendapatkan ruang khusus seperti Laboratorium Pohon Ilusi, yang mencakup keseluruhan penelitian untuk mengembangkan berbagai hal, yang pada akhirnya digunakan sebagai pasokan sistem di berbagai Time Fall dan juga sesuatu yang harus dikerjakan pemiliknya.

Sebagian besar Juri yang memilikinya adalah Juri yang benar-benar berada di bawah pengawasan Tower Of Nightmares dan beresiko dipanggil untuk daftar vacum, jika menyalahi aturan atau ketentuan dari Tower Of Nightmares. Namun, mereka juga mendapatkan hak istimewa, mereka bisa terlepas dari tugas sebagai Juri untuk sementara.

Satu hal yang tidak termasuk dalam semua ketentuan itu adalah Penjelajah yang Tertinggal, karena dia bukan Juri dan juga dia melakukan apapun semaunya, bahkan mengacaukan beberapa pandangan dunia.

Alasan dia diseret dan dipenjara adalah perilakunya, selain Tower Of Nightmares tak ada yang tahu bahwa mulai pada saat itulah sesuatu yang mengacaukan segala hal terlahir.

Penjelajah yang Tertinggal berubah dan menjadi penurut setelah dipenjara, itu adalah perubahan yang sangat besar. Apakah dia benar-benar menghapus semua sifat pengacaunya? Beberapa Juri meragukan itu, termasuk Monarch Jaehwan yang selalu mengikutinya. Mungkin yang paling mengenal Penjelajah yang Tertinggal sebelum dia diseret ke penjara adalah Monarch Jaehwan.

Sayangnya, Monarch Jaehwan terlalu terobsesi pada Penjelajah yang Tertinggal sehingga dia sama sekali tidak menyadari perbedaan besar pada <Big Brother> nya itu, dia hanya beranggapan bahwa <Big Brother> nya takut diseret lagi ke penjara. Namun, tentu saja itu bukan salahnya, Penjelajah yang Tertinggal sendiri juga tidak menyadarinya. Itu sampai dia bertemu Juri baru yang seolah sangat mengenalnya melebihi Monarch Jaehwan.

Dan Juri baru itu memiliki nama dengan arti yang sama dengannya, serta mendapatkan Laboratorium Pohon Ilusi yang sebelumnya dikelola para boneka Tower Of Nightmares. Para boneka adalah boneka, tidak memiliki sifat, kepribadian, atau bahkan kehidupan, mereka hanya dikendalikan.

Apa alasan Tower Of Nightmares memberikannya Laboratorium itu lewat Pohon Ilusi dan God Of Stories?

Pada saat ini, dia akhirnya mengetahui jawaban untuk pertanyaan itu.

Laboratorium yang sangat besar, tapi ada ruang khusus penelitiannya sendiri yang menjadi ruang kerja. Juri kecil, Kim Dokja melanjutkan penelitiannya sambil menjaga botol yang menyala biru terang itu tetap dalam pandangannya.

"Hyung, menurutmu bagaimana jika kami kembali menyatu?"

Botol itu memancarkan cahaya yang lebih terang seolah-olah merespon dengan kemarahan. Kim Dokja terkekeh, dia hanya menggunakan tangan kirinya karena tangan kanannya, mulai pergelangan tangan sampai jari-jarinya telah menghilang dengan bekas hitam di ujung.

Tampaknya botol yang seukuran genggaman tangan kecil itu semakin meningkatkan cahayanya, jiwa yang terkurung di dalamnya bergemuruh dan berkubang dalam kemarahan tak terkendali.

"Ah, aku lupa. Reader tidak mau mengakuiku... Hyung, sambutlah teman-temanmu, mereka juga ada bersamamu, kan? Apakah itu malaikat, iblis, atau apapun yang termasuk bagian kekacauan."

Kim Dokja menyeringai ketika mengeluarkan botol lain yang sama, sekarang ada lima botol yang diletakkan berjejeran.

"Mereka yang berhubungan denganmu akan ikut tertangkap, Hyung. Jadi, kau atau siapapun tidak bisa menyakiti Reader-ku."

Botol-botol itu bergetar sesaat pada pernyataan Kim Dokja yang berwajah poker. Mungkin dia sedang mengelola emosi tercampurnya sambil mempertahankan rasionalitasnya.

"Aku akan mewujudkan keinginannya..."

Kim Dokja meramu sesuatu di tabung reaksi, dia tidak menghancurkannya seperti sebelumnya, tapi dia meminumnya.

"Bagian dari kekacauan ... Tower Of Nightmares tidak akan bisa menghentikanku..."

Setelah meminum cairan dalam tabung reaksi, tidak ada perubahan apapun dalam tubuh fisiknya. Namun, dia tahu bahwa efeknya akan datang sebentar lagi. Jadi, dia menciptakan penghalang transparan di sekitar botol-botol cahaya untuk mencegah mereka kabur. Kim Dokja meninggalkan Laboratorium itu dengan perasaan ringan. Akan tetapi, ada satu hal yang dia lupakan.

***

Pilihan yang kubuat menciptakan malapetaka, kekacauan besar. Sambil mengamati wajah pucat mereka satu per satu, aku mendadak merasa lelah, itu adalah emosi dasar yang masih tersisa. Apa tujuanku selama ini? Menghancurkan aturan Tower Of Nightmares? Apa sebenarnya yang dilihat God Of Stories di lantai akhir Tower Of Nightmares? Kenapa God Of Stories tidak bisa mengungkapkan wujudnya dan hanya simbol?

Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar dalam kepalaku yang terasa berat. Kenapa Tower Of Nightmares terlalu lunak padaku? Dia tidak menyeretku ke daftar vacum, bahkan setelah aku sewenang-wenang mengubah karakter melewati panggung dan menjadi individu. Hanya God Of Stories yang melakukan hukuman yang menurutku tidak sesuai, itu terlalu ringan. Mungkin memang salah menganggapnya ringan, tapi tetap saja hukuman itu tidak terlalu mengerikan dibandingkan penjara itu.

<Pilihanku>

<Salah satu dari kami harus musnah>

<Yang menanggung emosi akan menjadi asli>

<Yang menanggung rasa sakit fisik akan menjadi wadah>

Itu adalah kalimat yang kami tulis bersama sebelum aku datang ke sini, menemui teman-teman yang sudah melupakanku.

Kim Dokja yang merancang semuanya, dia menentangku dari ikut campur, dia adalah sisi kekacauan yang tidak stabil. Musuh dan Sahabat yang paling sulit dilawan dan juga yang paling sulit dipahami. Aku tidak bisa melawannya, begitu pula sebaliknya. Jadi, kami tidak mungkin memusnahkan satu sama lain, tapi bukan berarti tak ada cara. Karena itulah aku meminta sesuatu ke God Of Stories untuk mengantisipasi.

Aku ingin mencoba mengembalikan ingatan mereka jika aku bisa, mungkin Tower Of Nightmares akan melunak untuk yang satu ini. Akan tetapi, aku tidak yakin, usaha keras kami akan hancur jika aku melakukan itu dan Tower Of Nightmares menyeretku.

Berapa lama waktu berlalu dalam keheningan? Mereka masih diam mematung dengan wajah pucat.

Aku memaksa sudut mulutku terangkat lalu berkata, "Katakanlah jika aku bisa mengembalikan ingatan kalian, lalu apa yang akan kalian lakukan?"

Murid-murid mata coklat Yoo Jonghyuk bergetar, dia membuka mulutnya.

"Membuatmu tinggal bersama kami."

Itu akan bagus jika aku bisa tertawa.

"Begitu, tentu saja aku akan tinggal bersama kalian terlepas dari apakah kalian ingat padaku atau tidak."

Yoo Sangah melangkah maju menuju sisi berlawanan dari Yoo Jonghyuk, dia menatapku dengan tatapan rumit. Mungkin dinding itu memberitahunya?

[Dinding Lingkaran Reinkarnasi tidak suka kebohonganmu yang berlebihan]

Dinding itu tahu yang sebenarnya. Aku bukan aktor, tapi lebih tepatnya adalah penipu. Aku menipu diri sendiri dan semuanya untuk mendapatkan hasil terbaik yang kuinginkan demi keegoisan.

Cara Untuk Bertahan Hidup di Dunia yang Hancur.

Kisah yang disetujui Tower Of Nightmares sebagai panggung dunia baru. Dan semua karakter panggung itu sekarang menjadi individu yang dapat menuju panggung lain.

"Dokja-ssi, apa kau merasa lelah?"

Mataku melebar pada pertanyaan Yoo Sangah.

"Aku, yang tertulis dalam novel itu… Dokja-ssi selalu mengorbankan diri demi kami, aku tahu Dokja-ssi pada saat itu memiliki banyak nyawa, tapi tetap saja aku tiba-tiba berpikir bahwa Dokja-ssi sengaja melakukan itu untuk menghentikan kehidupanmu sendiri, " lanjutnya dengan ekspresi muram.

"Tidak, itu tidak benar," kataku sambil menunduk. Apakah benar?

"…"

Yoo Sangah terdiam, selanjutnya adalah Yoo Jonghyuk yang melanjutkan.

"Tidak bisakah kau hidup untuk kami? Kami bukan karakter lagi, Kim Dokja."

Pada saat ini, aku tidak bisa menjawabnya.

***