webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 17 : Penukaran Peran (2)

Berdiri di tempat yang kurindukan, lalu bertemu seseorang yang berharga, perasaanku sedikit melankolis. Apakah aku bisa hidup bersama mereka mulai sekarang? Terlepas dari kasus penukaran peran dengan 'Kim Dokja'?

Aku bertemu dengannya yang sedang jogging, wajahnya terlihat sedikit lesu, tapi tetap menyenangkan untuk dilihat. Sial, dia masih tampan. Aku memperhatikannya dari jauh, kemudian menghampirinya. Namun, aku berubah pikiran untuk menyapanya saat ini. Masih ada sesuatu yang harus kulakukan sebelum bertemu mereka. Jadi, aku melewatinya seolah tak mengenalnya. Sekilas, dia terlihat terkejut.

Berikutnya, aku mengamati Shin Yoosung yang sekarang menjadi perawat yang baik di rumah sakit Kompleks Industri Yoo Jonghyuk. Namanya cukup keren sekarang. Shin Yoosung menjadi wanita yang cantik, para pria pasti mengantri padanya. Kemudian, Lee Seolhwa dan Aileen yang tampaknya semakin sibuk, aku melihat mereka lalu lalang tanpa henti, itu mengkhawatirkan. Apakah mereka harus bekerja sekeras itu?

Di sepanjang jalan, orang-orang menatapku, tepatnya wajahku. Mungkin bisa dibandingkan dengan Yoo Jonghyuk, aku sedikit termotivasi.

Saat melihat bayangan di kaca toko, mata hitam pekat, rambut lurus, rahang tegas, dan hidung mancung serta kulit putih terekspos. Sebenarnya penampilan ini tidak begitu berbeda dengan versi 'Kim Dokja' dulu, tapi orang-orang takkan mengenaliku karena ingatan mereka dikaburkan.

Satu hal yang berbeda, aku memakai mantel coklat agar tidak mencolok di tengah kerumunan, itu akan merepotkan. Rekontruksi ada di mana-mana, manusia yang menjadi bagian dari skenario sebelumnya sibuk memperbaiki apa yang telah rusak. Kemudian, sebuah bangunan besar terlihat dari sudut mataku.

Seoul, Kompleks Industri Yoo Jonghyuk.

Aku memiliki ide konyol dan tentu saja akan mencobanya saat langkahku menuju ke dalam.

Memanipulasi sistem cukup mudah, dengan lambaian tangan, aku bisa menggunakan tas Dokkaebi kapan pun dan mengambil apapun tanpa membayar dan takkan terdeteksi, bukankah ini luar biasa?

Jadi, aku mengeluarkan sesuatu dan langsung menuju resepsionis.

***

Puk!

"Oh, maaf."

Tanpa sadar aku menabrak seseorang ketika menyusuri sebuah gang untuk berjalan-jalan. Dan aku sangat terkejut setelah mengetahui siapa yang kutabrak.

"Tidak apa-apa, ehem."

Wajahnya sedikit memerah, meskipun dia terlihat lebih lembut sekarang, tapi itu masih sama. Aku tersenyum dan itu justru membuatnya mengerutkan kening.

Dia memakai pakaian yang sedikit terbuka dengan topi dan mengunyah permen, persis seperti gadis-gadis modern di jalan-jalan. Namun, dia bukan gadis biasa, tidak, dia bukan gadis lagi.

Dia memperhatikan wajahku dengan cermat lalu tiba-tiba berseru, "Aku seperti pernah melihatmu, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

Haruskah aku memberitahunya sekarang? Oh, benar. Kuberitahu pun, dia takkan ingat. Jadi, aku menjawab, "Tidak." sambil menepuk pundaknya lalu berjalan melewatinya.

Udara dingin, perlahan-lahan dunia ini menjadi seperti semula, sebentar mungkin salju akan turun.

***

Lee Jihye menjadi linglung setelah pertemuannya dengan pria tampan itu, seolah sesuatu dalam sudut terdalam hatinya berteriak bahwa dia mengenal pria itu. Lee Jihye masih berdiri di tempatnya untuk waktu yang lama setelah pria itu pergi. Kemudian, dia bergegas ke Kompleks Industri.

Di tengah perjalanan, dia bertemu Mark, pemilik bar Kompleks Industri. Lee Jihye terkejut karena Namgung Minyoung dan Kyrgios bersama Mark.

Mereka menemukan Lee Jihye yang terlihat sedikit panik, lalu menanyainya.

Lee Jihye tergagap saat menjawab.

"I-itu, a-aku bertemu seorang pria tampan dan dia membuatku gugup."

Mereka ternganga pada penjelasannya, lalu Namgung Minyoung menepuk kepalanya.

"Itu wajar, siapa dia? Apa kau jatuh cinta padanya?!"

Dia bisa melihat pipi Lee Jihye yang memerah dan usahanya untuk menentang.

"Tidak, bukan itu. Hanya, aku seperti pernah bertemu dengannya, tapi... Tapi tidak ingat, dan pria itu bilang kami belum pernah bertemu."

Namgung Minyoung menjadi ragu lalu menarik tangannya dengan ekspresi serius.

"Tepatnya, di mana kau melihatnya?"

Lee Jihye menunjuk ke sebuah gang di belakangnya, Namgung Minyoung bertatapan dengan Kyrgios sesaat lalu mereka berlari ke arah yang ditunjuk.  Lee Jihye akan ikut mereka, tapi dia teringat tugasnya.

Mark yang tak tahu apa-apa memiringkan kepalanya lalu mengajak Lee Jihye mampir.

"Apakah Jang Hayoung ada di sana?"

Lee Jihye khawatir pada Jang Hayoung yang semakin lama, depresinya semakin berat dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk minum.

Mark mengangguk dengan sedih, lalu menyarankan, "Dia mungkin butuh seseorang untuk mendengar ceritanya."

Lee Jihye mengerti dan segera pergi sambil berjanji akan menemui Jang Hayoung setelah bertemu Yoo Sangah di kantor Han Sooyoung.

***

Lululala~

Aku melanjutkan perjalanan keliling Gwanghwamun sambil bersenandung. Ini bukan waktu untuk bertemu mereka, mereka terlalu sibuk. Jadi, untuk sementara, aku akan menjadi turis. Untungnya, di sepanjang jalan, aku melihat spesies Iblis dan manusia tidak rusuh dan berteman dengan baik, meski ada beberapa yang masih fanatik. Orang-orang fanatik itu perlu ditendang.

Ngomong-ngomong, aku tiba-tiba teringat sebelum datang ke sini, aku berbicara dengan Ibu dan Sun Wukong.

—Kau akan terus bersama mereka, kan?

—Maknae-ya, apakah aku masih bisa memanggilmu begitu?

Mereka berdua tampaknya khawatir dengan statusku, aku menenangkan mereka dengan mengatakan, "Aku tidak mempedulikan hal-hal semacam itu, tentu saja aku akan terus bersama mereka mulai sekarang, kalian akan kukirim kembali ketika aku sudah bertemu mereka."

Namun, aku menelan kata-kata,"Tolong perlakukan aku seperti yang kalian lakukan dulu. " karena mereka pasti merasa sedikit tidak nyaman. Haruskah aku menghapus memori mereka tentang identitasku sebagai Penjelajah?

Bayangan di bawah kakiku terlihat jelas, jalan aspal dan sinar matahari yang tak begitu panas membuatku tersadar. Itu adalah perasaan kesepian.

Mungkin lebih baik aku tak pernah kembali ataukah begitu?

Puok!

Sesuatu yang berat memukul kepalaku, itu sakit. Aku segera berbalik dan ternganga.

Yang memukul adalah Paradox Baechung, Kyrgios Rodgraim. Di belakangnya, Breaking The Sky Sword Saint, Namgung Minyoung menyilangkan kedua tangannya seolah menyiratkan, "Apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

"Kalian langsung mengenaliku?"

Tentu saja itu pertanyaan konyol, keberadaanku tak bisa terhapus dari mereka, itu aturan dari Tower Of Nightmares, makhluk yang berbeda dimensi dan memiliki paling sedikit ingatan tentangku tidak boleh diganggu.

"Kau berkeliaran tanpa menemui teman-temanmu, kau sangat jahat."

Namgung Minyoung mengatakan sesuatu yang menusuk hati.

Aku tertawa palsu sambil menggaruk rambut.

"Aku akan menemui mereka nanti," jawabku.

Kyrgios yang terbang dengan Elektrifikasi memukulku sekali lagi.

Puok!

Itu menyakitkan. Aku punya firasat bahwa yang lain juga akan melakukan pemukulan dengan berapi-api.

Tiba-tiba, aku merasakan rasa dingin di punggung, keringat dingin menetes.

"Kim Dokja?!"

Pemilik suara yang sangat kukenal menarik kerahku.

***