webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 16 : God Of Stories dan Penjelajah yang Tertinggal(1)

{{Akhirnya kau kembali, Penjelajah yang Tertinggal}}

Dalam ruangan gelap dengan altar yang menjadi tempat persembahan, sebuah buku besar berwarna ungu terbuka dan huruf-huruf tercetak di atasnya.

Aku berlutut di depan buku itu dengan sikap sopan yang tentu saja sangat jarang kulakukan sebelumnya, hanya saja kali ini berbeda. Buku itu adalah simbol dari sesuatu yang kulayani, cukup dibanggakan bahwa aku memiliki hubungan yang baik dengannya.

[Yang Mulia, sudah lama. Saya ingin memprotes campur tangan Anda pada pandangan dunia yang saya awasi]

Wajahku saat ini dikaburkan oleh mozaik cerita penjelajahan, seorang Penjelajah tidak memiliki bentuk fisik yang tetap, itu akan berubah-ubah sesuai cerita penjelajahan yang dilakukan. Dan cerita penjelajahanku hancur.

Seperti hadiah yang sebelumnya kuterima, pengorbanan cerita itu dikembalikan. Namun, tidak semua, God Of Stories memberikan sanksi karena segala kekacauan yang kulakukan. Yaitu dengan sewenang-wenang mengubah beberapa karakter menjadi individu. Karakter yang menjadi individu memiliki kesempatan menjadi Penjelajah.

Pusat Pohon Ilusi, ruangan pertemuan dengan God Of Stories bergemuruh dan bergoncang keras. Huruf-huruf kasar menari-nari melingkupi ruangan dan sampai padaku untuk mengikat.

[Jadi, Anda akan mengurung saya? begitukah]

Ugh, itu menyakitkan, cerita penjelajahanku terkelupas dan wajahku semakin hancur. Namun, aku tidak khawatir, itu karena aku yakin pada satu hal, keyakinan yang selalu kumiliki sebagai Penjelajah.

Alasan ada 'yang Tertinggal' di belakang sebutan Penjelajahku adalah ini....

{{Kenapa kau menghapus keberadaanmu dari mereka? Bukankah kau bersenang-senang? Mereka fana sementara kau abadi, lalu ada beberapa yang mendapat atribut aneh yang dikembangkan Tower Of Nighmares}}

Simbol itu mengeluarkan kata-kata yang lebih banyak dari biasanya.

[Mereka tidak perlu mengetahui siapa diriku sebenarnya, cukup untuk mereka tahu bahwa aku adalah teman]

{{Sungguh egois}}

[Benar]

Keheningan datang, huruf-huruf yang mengikatku semakin ketat lalu memeras semua cerita. Aku harus tenang meski dicabik-cabik secara brutal, yah ini adalah hukuman yang sering dialami oleh Penjelajah ketika melawan ketentuan dari God Of Stories.

{{Apa yang kau inginkan kali ini}}

Itu bukan pertanyaan tapi kepastian, God Of Stories tahu niatku. Jadi, saatnya untuk memiliki wajah berbeda.

***

"<Big Brother>…"

Ah, sial. Dia datang lagi, tapi keadaannya aneh. Dia seperti merasa sangat bersalah dari caranya memanggil.

"Aku… aku, saat itu, kau tahu <Big Brother>, aku kehilangan sisi positif setelah dihukum seperti itu berkali-kali, itu sangat menyakitkan. Dan kau mendapatkan hukuman yang lebih buruk dariku, kau tidak diizinkan membentuk tubuh fisik?"

Ini adalah ruang perpustakaan, dia benar, aku tidak dalam bentuk fisik saat ini. Mungkin harus kukatakan bahwa ini seperti asap? Tampaknya Monarch Jaehwan, Penjelajah gila yang anehnya memiliki obsesi aneh padaku menyesali perilakunya sebelumnya.

Itu adalah saat dia berniat menghancurkan rencana dan mencekikku, aku perlu membalasnya.

Aku mengelilingi tubuh fisiknya lalu mengangkatnya kemudian membanting dengan keras.

"Aku…aku minta maaf, <Big Brother>…"

Ah, dia seperti bayi. Baik, aku harus melakukannya lebih keras karena dia menyakiti teman-temanku. Tunggu —

Bisakah aku menyebut mereka teman? Keraguan itu menghentikan apa yang kulakukan.

(Hei)

Suara dari orang cantik yang menjadi bagian dari ruangan ini menyapa.

Aku berputar-putar ke wajahnya lalu tubuhnya, ini menyenangkan. Dia tampak cemberut dan tentu saja dia tak bisa membentakku di sini. Dia menjadi bagian dari bawahan Master Of Abyss, salah satu Empat Raja Surgawi.

Wajah cantik Nirvana berkedut dengan emosi saat diriku yang mungkin terlihat seperti asap memutarinya bermain-main.

(Kau sangat suka bermain, tapi hentikan ini. Aku harus memberitahumu sesuatu)

Baik, akhirnya aku berhenti dan mendengarkan. Dia menghela napas lega, perpustakaan berguncang sejenak, Monarch Jaehwan mendekatiku dan berbisik.

"Dia datang, Juri menakutkan itu. Aku sudah dipukuli seratus kali."

Sungguh aneh baginya untuk menghitung sesuatu.

Nirvana mengabaikan goncangan itu dan meneruskan.

(Dia pulih, sementara untuk yang satunya baik-baik saja, aku tidak mengerti kenapa kau memasukkan yang satunya, si kera itu)

Aku tidak bisa menjawab meskipun aku mau. Nirvana masih belum selesai.

(Apa kau juga akan menghapus keberadaanmu darinya?)

Tidak, aku tidak mau untuk yang satu ini. Dia bukan karakter sejak awal dan dia juga bukan Penjelajah, dia masih individu.

Lalu untuk yang satunya adalah karakter konstelasi yang baik, dia sudah menjadi individu saat ini. Sepertinya aku mendengar suara langkah kaki dari belakang, dia datang. Juri baru bersama Yang Hebat dalam gendongannya.

Tentu saja wajahnya masih sama, ini favoritku. Untuk Yang Hebat dengan wajah 'Kim Dokja' kecil juga manis, selera kami sama.

"Aku harus memanggilmu apa? Kau bukan Kim Dokja," tanyanya, lalu dia melanjutkan," tunggu, panggilan Asap cocok untukmu saat ini."

Dia menyeringai nakal, sialan. Tidak peduli betapa berbedanya mereka, sifat asli mereka sama. Aku menerbangkannya dan cukup aneh bahwa dia diam. Jadi, aku berhenti tanpa melupakan niat membanting.

"Kau tidak menemui mereka?"

Betapa bagusnya jika aku bisa menjawab, untungnya buku-buku di perpustakaan membantu, itu terbang ke arahnya dan membuka sebuah halaman dengan kata-kata yang sesuai.

—Aku akan kembali ke sana setelah menyelesaikan masa hukuman.

Dia mengangguk.

"Kau terlalu tenang, padahal seharusnya statusku lebih tinggi. Kali ini jawab sejujurnya, siapa kau? Kau bukan Penjelajah biasa."

—Bahkan God Of Stories takkan mengizinkanku memberitahumu.

Dia mengerutkan keningnya.

"Hyung, " Yang Hebat memanggil, itu adalah pemandangan yang enak dilihat, tampaknya mereka berhubungan sebagai kakak-adik yang baik. Itu mengingatkanku, seandainya aku dan dia juga.... Tidak, itu tidak cocok.

"Kalau begitu, selamat bersenang-senang selama masa hukuman, Asap," dia terkekeh lalu pergi. Ternyata dia datang hanya untuk ini? Aku kesal.

Puok!

Buku-buku membanting ke arahnya. Statusnya takkan mempan di sini, ini adalah wilayah seperti Benteng Bersenjata Gong Pildu, inikah rasanya menjadi pemilik Benteng?

Sayang sekali, Yang Hebat melindunginya karena dia adalah salah satu yang kuakui di wilayah ini maka dia tak mungkin kulukai. Bagus, perlakukan adikmu dengan baik ke depannya, Secretive Plotter.

Setelah bayangan mereka menghilang, aku menemui seseorang yang kuselamatkan dengan segala cara. Ibu....

Ada ruang tidur khusus yang kusiapkan di perpustakaan ini untuknya dan ruang istirahat untuk Sun Wukong, saudara yang mengakuiku. Mereka masih tertidur, yang terpenting adalah mereka baik-baik saja.

Monarch Jaehwan terus mengikuti ke manapun aku pergi bahkan berkeliling seluruh wilayah perpustakaan yang sangat besar.

—Pergi. Aku tidak mau melihatmu lagi!

Jaehwan terlihat seperti akan menangis, dia memohon untuk dimaafkan. Sedikit rasa simpati untuknya hilang semenjak dia menyuruh Entitas Yang Terkuat itu masuk ke pandangan dunia yang kuawasi. Tentu saja, Entitas Yang Terkuat tak sepenuhnya lenyap, dia kembali ke Tower Of Nightmares. Aku akan mendapat lebih banyak hukuman jika melenyapkannya tanpa sisa.

Sekarang waktu untuk merealisasikan rencana awal.

***