webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 15 : Perjanjian(2)

"Apa yang kita lakukan di sini?"

Jung Heewon memegangi kepalanya yang sakit seolah sesuatu secara paksa diambil darinya, begitu juga dengan Lee Gilyoung dan Shin Yoosung. Mereka tidak tahu kenapa air mata terus keluar dan perasaan menyakitkan itu terus muncul.

Han Sooyoung dan Yoo Jonghyuk memandang kosong ke mantel putih yang tergeletak di depan. Mereka mengepalkan tinjunya dan menggigit bibir.

"Ini aneh. Sooyoung-unni, apa yang terjadi? Kenapa kita ada di sini?"

Shin Yoosung memiringkan kepalanya yang sakit sambil bertanya.

"Mantel siapa itu? Hei, apakah kita sedang piknik, kenapa aku tiba-tiba merasa amnesia?"

Lee Jihye menggeleng lalu maju untuk mengambil mantel putih, tapi Yoo Jonghyuk mengambilnya lebih dulu.

"Huek!"

Lee Jihye tiba-tiba muntah dan merasa kepalanya berdenyut-denyut.

"Sepertinya ada sesuatu yang besar yang kita lupakan, tapi apa itu? Sooyoung-ssi."

Jung Heewon memegangi bahunya dan membuatnya berbalik, dia tercengang karena Han Sooyoung memiliki ekspresi kosong. Jung Heewon mengalihkan perhatiannya ke Yoo Jonghyuk, sayangnya pria itu juga sama.

Lee Jihye, Lee Hyunsung, dan Kim Namwoon dari putaran ke-999 menjatuhkan rahang mereka saat melihat kelompok itu menjadi aneh.

"Ada apa dengan mereka?"

"Sepertinya Impian Paling Kuno menghapus keberadaannya dari mereka."

"Konyol, kenapa kita tidak? Aku jadi merasa aneh sekarang dan anak itu juga ikut hilang. Hei, Uriel, di mana Plotter?"

Uriel dengan sayapnya yang patah melirik tajam sambil menjawab.

"Kenapa aku harus tahu?"

"Ha?"

Kim Namwoon ternganga pada responnya yang aneh.

Lalu, Uriel menatap satu per satu dari kelompok itu dengan tatapan sedih. Itu karena pesan yang beberapa saat yang lalu bergema di kepalanya.

—Uriel, aku tahu kau tidak akan melupakanku dan itu sama untuk Kim Namwoon dan Lee Jihye dari putaran ke-999.

—Jadi, tolong rahasiakan tentang diriku dari mereka.

—Aku berjanji untuk kembali setelah mengurus beberapa hal di Pohon Ilusi.

—Akan berantakan jika mereka mengingat tentangku dan melakukan sesuatu yang lebih buruk dari regresi grub. Uriel, percayalah padaku.

Uriel menahan tangisannya.

"Jangan beritahu mereka tentangnya."

Lee Hyunsung putaran ke-999 mengangguk memahami.

"Baik, lalu apa selanjutnya?"

Cahaya matahari mulai muncul di ujung cakrawala, badai dan kekacauan semalam seolah hanya mimpi, karena tak ada bekas pertarungan. Uriel melihat cakrawala lalu ke langit yang cerah, Aula Besar menghilang bersamaan dengan lenyapnya Kim Dokja.

"Tunggu."

"Hnm?"

"Kita harus menunggu Plotter."

Mereka bertiga lalu diam sambil menyaksikan terbitnya matahari.

Namgung Minyoung dan Kyrgios juga mendapatkan pesan yang sama dengan Uriel, hanya orang-orang yang memiliki kenangan paling banyak tentangnya yang melupakannya.

Mereka berdua tampak terpukul.

"Muridku sangat kejam."

Namgung Minyoung setuju dengan anggukan.

"Huah, kenapa rasanya sangat sedih? Master, ini aneh. Kenapa kita di sini?"

Lee Jihye memukul-mukul dadanya.

"Aku seperti kehilangan peluru yang besar."

Lee Hyunsung mengacak-acak rambutnya.

"Apa yang kita lupakan? Apa ini karena skenario?"

Shin Yoosung tampak seperti habis dipukul kepalanya.

"Jangan konyol, skenario sudah selesai. Mungkin."

Lee Gilyoung menjawab dengan ragu.

Yoo Sangah yang sudah sadar memandang mereka, dia juga sama dengan mereka yang kebingungan.

"Apa ini grub amnesia?"

Jung Heewon bertanya hal konyol.

Yoo Jonghyuk memegang mantel putih itu sambil menunduk. Han Sooyoung yang berdiri di sampingnya menatap ke langit.

"Ketidaktahuan adalah kebahagiaan..." gumam Han Sooyoung.

***

Di garis dunia ke-1864, semua sejarah tentang seseorang bernama Kim Dokja terhapus. Skenario yang sudah selesai tetap teringat sebagai kenangan mengerikan semua manusia, dan yang lebih buruk adalah mereka tak mengingat siapa yang menyelesaikan skenario itu untuk mereka.

Pemerintahan baru terbentuk dan beberapa sistem dari <star stream> masih berfungsi sehingga keberadaan Biyoo menjadi horor bagi manusia selain anggota Perusahaan Yoo Jonghyuk. Nama terkait terakhir telah terhapus dengan sendirinya dan diganti dengan nama seseorang yang paling menonjol.

Itu adalah tiga bulan sejak mereka pergi menyeberang dimensi.

Biyoo menyambut mereka dengan antusias dan bahagia lalu mengabarkan beberapa hal baik dalam perbaikan sistem <star stream>. Yaitu, mereka bisa menggunakan portal untuk menuju dunia yang lain, hanya anggota Perusahaan Yoo Jonghyuk yang bisa menggunakan portal itu, tiket khusus dari Biyoo.

Meskipun beberapa hal baik mulai terjadi, mental anggota Perusahaan Yoo Jonghyuk memburuk sedikit demi sedikit. Terutama itu terjadi setelah hadiah skenario khusus yang tak mereka ingat.

[Skenario Khusus telah dihapus]

[Tidak ada pembaruan skenario berikutnya karena syarat tidak terpenuhi]

[Tiket permintaan khusus telah diberikan sebagai kompensasi]

Mereka yang menyeberang dimensi tercengang.

"Sejak kapan kita ikut skenario ini?!"

Lee Jihye melongo pada pesan mengambang itu.

"Biyoo."

Jung Heewon memanggil.

Biyoo sekarang dalam bentuk manusianya, memiliki sosok yang sama dengan Shin Yoosung. Orang-orang akan mengira mereka sebagai kembaran..

[Kalian bisa meminta apapun yang disetujui <star stream>]

Han Sooyoung yang berdiri di sudut mengangkat wajahnya.

"Apapun?"

[Ya]

Biyoo mengangguk. Semua anggota saat ini berada di ruangan kantor Yoo Jonghyuk. Pemilik ruangan sedang mencoret-coret sesuatu di mejanya.

"Kalau begitu aku ingin Kim Dokja kembali."

Biyoo membuka mulutnya, terperanjat pada permintaan Han Sooyoung.

[Eh, apa.... S-siapa dia?]

"Kau tidak perlu berpura-pura, kau tahu itu."

Han Sooyoung menyipitkan matanya lalu menoleh ke pria itu. Pria itu mengangkat kepalanya lalu menggeleng.

[Aku tidak tahu apa maksudmu]

Biyoo berkeringat dingin di punggungnya, dia adalah salah satu dari orang-orang yang mendapatkan pesan seperti Uriel.

Dia melirik Shin Yoosung, Lee Gilyoung, Jung Heewon, dan Lee Hyunsung yang memasang wajah bingung. Lalu menggunakan komunikasi tanpa suara ke Han Sooyoung.

—Kau juga mendapatkan pesan itu.

—"Pesan apa?"

Jawaban Han Sooyoung membuat Biyoo panik.

—Kau tahu, dia akan dalam masalah lebih besar jika kau dan lainnya yang memiliki kenangan terbanyak tentangnya terus mengingatnya.

—"Jadi, apakah itu yang dikatakan Kim Dokja?"

—Ya

—"KENAPA?"

—Perjanjian, tapi dia tak bisa menghapus kenangan dari makhluk yang menjadi bagian dimensi berbeda. Sepertiku, jadi dia memberikan pesan tertentu. Kau tidak mendapatkannya?

Han Sooyoung terperangah pada penjelasan itu. Dia menarik napas dalam-dalam lalu keluar ruangan.

Di luar, dia mengeluarkan smartphone-nya dan membaca suatu catatan.

—Apa yang lebih buruk dari kematian?

—"Itu adalah saat dia dilupakan oleh orang-orang yang dia sayangi."

"Sialan!"

Han Sooyoung mengutuk setelah membaca itu, dia sama dengan lainnya yang tidak mengingat Kim Dokja, tapi dia menemukan catatan di smartphone-nya tentang orang itu.

"Baik, kau menginginkan ini. Aku akan melupakanmu selamanya!"

Dia memutuskan untuk menghapus semua catatannya.

***

Beberapa bulan kemudian.

Yoo Jonghyuk yang memakai pakaian resmi perusahaan sedang duduk di kantornya. Dia terlihat lelah saat memeriksa kertas-kertas yang berisi perincian pengelolaan Kompleks Industri termasuk area Rumah Sakit yang diwakili oleh Aileen dan Lee Seolhwa.

Dia dan Han Sooyoung sepakat untuk mengelola Kompleks Industri dan area spesies berbeda serta membantu pemerintahan baru. Sementara, anggota lainnya melakukan kegiatan sendiri sambil tetap berhubungan dan terkadang membantu.

Tangan Yoo Jonghyuk terulur ke laci meja lalu menarik mantel putih yang selalu disimpan di sana. Dia selalu melihat mantel itu ketika suasana hatinya sedang buruk dan sekarang adalah waktunya.

"Dia terlalu lama," gumamnya.

***