webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 14 : Bagaimana Jika Ways Of Survival Tidak Pernah Ada? (3)

Beberapa saat sebelumnya, di tempat yang berbeda, seorang pria dengan bekas luka di wajahnya sedang memandang Aula Besar dengan antisipasi.

Langit hitam tepat di atas kepalanya, tapi pria itu tetap tenang. Dia berdiri di Puncak bukit yang dia rekomendasikan kepada orang-orangnya untuk piknik Kim Dokja, tentu saja dengan motif tersembunyi.

Dia tidak sendirian, seorang pria cantik dan wanita dengan aura malaikat ada di sampingnya. Mereka berdua mengikuti pria itu atas saran dari partai untuk mempercayainya.

—Jika kita tidak bisa mempercayai pria itu. Maka, kita pasti musnah.

Itulah kata-kata pedas yang dilontarkan wanita dengan rambut bobnya yang khas. Wanita itu Han Sooyoung yang memiliki andil dalam pengambilan keputusan karena dia yang paling rasional, bahkan mengalahkan Yoo Jonghyuk yang pada saat itu mentalnya hancur. Yang terakhir syok berat dan mengalami depresi.

Kondisi Jang Hayoung tidak berbeda dari Yoo Jonghyuk, bahkan dia lebih terluka. Keterampilannya menghilang dan dia menjadi yang terlemah dari kelompok, sama sekali tidak membantu.

Sementara Uriel terlihat linglung untuk sesaat lalu berubah menjadi cemas. Dia melihat Secretive Plotter masih tidak bergerak, bukankah langit hitam yang menelan itu semakin dekat? Uriel akan menggunakan kekuatan malaikatnya untuk menghentikan itu, tapi kekuatannya tidak keluar.

Dia lupa, ini adalah dunia tanpa skenario, cerita yang dia bangun sebagai malaikat dan memberinya kekuatan tak ada di sini. Dia adalah karakter yang terikat pada aturan cerita dan probabilitas.

Untuk kasus anggota kelompok lainnya yang bisa menggunakan kekuatan itu istimewa, entah karena probabilitas yang sengaja diberikan Impian Paling Kuno atau mereka melanggar ikatan cerita. Uriel semakin frustasi. Namun, dia tidak berani mengganggu renungan Secretive Plotter.

Yang terakhir sedang menunggu sesuatu, lalu dia melihatnya. Rantai emas menjulang ke Aula Besar, itu dari suatu tempat yang jauh. Secretive Plotter menyipitkan mata coklatnya lalu berbalik menghadapi dua orang yang mengikutinya. Dia menatap sekilas ke Jang Hayoung yang menunduk kemudian beralih ke Uriel. Yang terakhir adalah faktor kunci dari rencananya.

"Uriel."

Uriel mendongak, mata emeraldnya membesar. Di belakang Secretive Plotter, muncul bayangan yang mirip dirinya, rambut emas dengan mata hijau emerald. Namun, ekspresinya tidak memiliki belas kasihan. Dia adalah Malaikat Agung Uriel dari putaran ke-999 dan telah terlepas dari ikatan cerita serta menjadi individu.

Uriel putaran ke-999 sudah bertemu Secretive Plotter sebelum kelompok itu bertemu dengannya. Dia melebur bersama bayangan Secretive Plotter sama seperti ketika dia muncul dari bayangan saat pertama datang ke dunia tanpa skenario di Stasiun Daehwa.

Dia memahami apa yang ingin dilakukan Secretive Plotter, meskipun dia sangat membenci yang terakhir. Namun, dia tetap menuruti rencananya.

—Apa jadinya jika karakter dan individu yang sama digabungkan?

—Maka sifat karakter akan terhapus dan digantikan individu.

—Aku adalah contohnya. Jadi, Uriel, tolong lakukan.

Uriel putaran ke-999 mengingat pernyataan Secretive Plotter, lalu dia bergerak maju dan berhenti tepat di depan sosok yang sama dengan dirinya. Mereka saling berpandangan.

Mungkin jika keduanya adalah karakter, maka teori film terputus akan terjadi. Namun, keduanya berbeda, yang satu adalah individu yang melampaui batasan, sementara yang lain adalah karakter yang hampir melampaui batas karakter.

Uriel gemetar di depannya. Yang terakhir tersenyum, tapi matanya tidak tersenyum. Yang pasti, hal berikutnya yang terjadi akan sangat luar biasa.

{Secretive Plotter, setelah semua ini selesai, aku akan mencincangmu!!!}

Uriel putaran ke-999 menyampaikan keinginannya lalu meraih sosok di depannya. Cahaya keemasan menelan mereka.

***

Breaking The Sky Sword Saint dengan tubuh besarnya yang melebihi manusia rata-rata berdiri di tengah kerumunan zombie, tidak, bukan zombie, tapi manusia yang kehilangan egonya dan dikendalikan selayaknya boneka.

Kyrgios Rodgraim duduk di bahunya dengan wajah kusut. Mereka adalah anggota kelompok yang dibagi untuk menahan para manusia itu untuk sebisa mungkin tidak mendekati area di mana rantai emas sebelumnya berada. Manusia yang seperti zombie itu seolah diberi perintah untuk berbondong-bondong ke sana.

"Ini mengerikan," komentar Namgung Minyoung.

"Kenapa hanya kita berdua?"

Kyrgios memprotes.

"Kita harus menjaga area ini, si pedang baja dan gadis maritim itu menjaga area lain."

Namgung Minyoung mempersiapkan serangannya, meskipun kekuatannya telah jauh berkurang karena dunia tanpa skenario. Namun, dia tetap transenden.

"Ayo mulai."

Mereka berdua menahan ribuan zombie itu dengan mengerahkan setiap kekuatan yang dimiliki.

***

Pedang baja Lee Hyunsung dan Laksamana Maritim Lee Jihye dalam situasi yang sama dengan kedua transenden, bahkan lebih buruk.

"Sial. Aku semakin takut. Para zombie ini mengerikan."

Lee Jihye merengek sambil menendang dan melukai beberapa zombie. Mereka telah diberitahu oleh Secretive Plotter bahwa zombie tidak boleh dibunuh atau akan ada mutasi yang lebih mengerikan. Jadi, mereka tidak punya pilihan selain menahan atau membuat zombie-zombie itu tidak bisa bergerak. Sangat sulit karena mereka harus menahan diri dari membunuh makhluk mengerikan.

Lee Hyunsung menggunakan keterampilan tembok baja yang melemah. Kelompok itu tahu bahwa hanya beberapa keterampilan dan kekuatan yang bisa digunakan di dunia ini, bahkan ada seseorang yang sama sekali tidak bisa menggunakannya, penjelasan brutal Secretive Plotter membuat pikiran mereka kacau.

—Dunia ini bukan bagian dari <star stream>, jika kalian bisa menggunakan kekuatan dari dunia itu,  maka beberapa di antara kalian mendapatkan probabilitas dari Impian Paling Kuno.

—Hentikan rengekan tidak berguna itu atau kalian semua akan musnah.

—Jika kalian bisa melalui ini, mungkin kalian akan terbebas dari status karakter.

Lee Hyunsung meraung dan memukuli zombie yang datang padanya dengan keras tanpa ampun. Dia tidak ingin kehilangan pelurunya lagi.

Sekilas, mereka melihat bahwa ada kilatan cahaya keemasan dari tempat rantai emas berada. Mereka berdua saling berpandangan sejenak lalu mengangguk.

***

Aura keemasan mengalir keluar dari seluruh tubuh malaikat itu. Sword Of Judgment Malaikat Agung yang membantai Iblis itu menyala dengan balutan api. Dia menghancurkan penghalang transparan itu dengan sekali sekali serangan.

Sayapnya menukik dan dia terjun dengan sangat cepat ke tanah sehingga menimbulkan goncangan besar. Pasir meledak ke udara seperti badai, sosok malaikat itu berhadapan dengan salah satu dari Juri yang melayani God Of Stories.

Monarch Jaehwan terpukau dan lengah sesaat sehingga dia gagal mempertahankan cengkeramannya pada Yang Putih. Yang Putih jatuh tergeletak dan terengah-engah. Tatapan yang terakhir tertuju ke langit yang tampak kabur karena badai pasir.

Yang hitam terlepas dari rantainya dan segera mendekati Yang Putih, kedua kembaran berpegangan satu sama lain. Mereka berdua tidak menyangka akan menjadi seburuk ini, tapi itu ada dalam prediksi.

Malaikat Agung Uriel dengan mata penuh kemarahan melayangkan bilahnya ke leher Monarch Jaehwan lalu menebas dengan membabi-buta.

Monarch Jaehwan tercengang, dia mendapatkan luka dari serangan itu, dia adalah Juri, selain status yang sama, tak ada yang bisa melukainya. Kewaspadaan muncul, dia mundur sambil tetap mempertahankan sanderanya. Penghalang transparan mengurung kedua kembaran.

***