webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 12 : Menurutmu Kenapa Dunia Ini Fiksi? (1)

Kenangan itu melintas seperti cuplikan film. Di Dunia Iblis ke-73 setelah Pemilihan Raja Iblis.

—"Dokja-ssi, kenapa menurutmu dunia ini fiksi?"

—Saat itu seperti apa ekspresi Dokja-ssi?

—"Ah, aku lancang."

—Itu adalah ekspresi yang belum pernah kulihat sebelumnya, Dokja-ssi tampak menikmatinya seperti dia sudah tahu semua ini.

—"Yoo Sangah-ssi, bisakah aku memintamu melakukan sesuatu?" Itu adalah permintaannya yang tak bisa kutolak.

—Aku menahan diri dari perasaan tercekik dan menyetujui hal itu.

—Dokja-ssi menghadapi makhluk itu dan memindahkan kami semua.

Yoo Sangah membuka mulutnya dengan tatapan kosong. Dia tidak tahu kenapa kenangan itu muncul, tapi yang pasti dia tak bisa menjelaskan apa yang dia lihat saat ini.

—Dokja-ssi? Kau bukan....

Seperti mozaik yang tersusun, kenangan setiap kata yang dia pertukarkan dengan Kim Dokja menempati tempat yang tepat, lalu menyusun sebuah skema.

—Dokja-ssi tersenyum, tapi aku tidak menanggapi senyumannya dan mengatakan apa yang selama ini kupikirkan."Setelah kehancuran dunia, aku pikir Dokja-ssi lebih bahagia. Kau tertawa lebih sering dari sebelumnya dan tampak lebih bertenaga ... jadi, kau terlihat lebih baik, ngomong-ngomong."

—"Dokja-ssi, kenapa menurutmu dunia ini fiksi?"

—Kenapa? Aku sering bertanya-tanya hal itu. Namun, tentu saja Dokja-ssi tidak akan menjawabnya, aku terlalu lancang untuk menanyakan hal itu.

—"Maaf..... aku lancang."

Yoo Sangah menatap pemandangan di depannya dengan kengerian.

—"Itu bagus."

—"Aku akhirnya bisa mencoba sesuatu."

—Apa itu? Apa yang ingin Dokja-ssi coba? Dia tersenyum seolah itu bukan masalah penting, lalu kenapa?

—Kenapa aku tidak pernah memikirkan kembali apa yang pernah dia katakan?

Rantai emas semakin ketat, mungkin itu akan mencekiknya sampai mati, tapi dia tidak mengkhawatirkan hal itu saat ini.

Yoo Sangah menoleh ke pria yang mungkin paling dekat dengan Kim Dokja. Yoo Jonghyuk juga menatapnya dengan ekspresi yang sama.

Mereka lalu melihat pria yang sebelumnya adalah Kim Dokja, ataukah sejak awal dia bukan Kim Dokja, lalu siapa dia?

Entitas Yang Terkuat berlutut di depannya dan sabit yang sebelumnya menyerang tergeletak di sampingnya.

Dark Stratum adalah area gelap, tapi pada saat bersamaan itu tidak gelap, itu cukup untuk melihat penampilan seseorang karena makhluk yang berada di Dark Stratum memiliki cahayanya sendiri.

[Kau harus membiarkanku membaca sampai akhir sebelum datang ke sini]

Suara itu bukan suara Kim Dokja, suara yang tak akan bisa mereka tanggung jika rantai emas tidak menutupi telinga mereka. Rantai itu mungkin adalah pelindung.

Dia membuat entitas itu mengecilkan tubuhnya lalu dengan tangan putihnya, dia mencekik entitas itu.

[Kuaaaaaaaaaakkkk!!!!]

Yang tertinggal hanyalah sabit dan asap putih. Dia mengalihkan perhatiannya ke tempat orang yang dikenal Kim Dokja atau orang-orang yang dia kenal.

Yoo Jonghyuk tampak seperti tersengat listrik saat mereka berkontak mata. Yoo Jonghyuk menyadarinya, mata hitam itu bukan milik makhluk hidup di dunia ini. Dia bukan reinkarnator, bukan regresor, dan bukan transmigator. Namun, dia adalah seorang reinkarnator tanpa reinkarnasi, seorang regresor tanpa regresi, dan Yang Kembali tanpa transmigasi.

Dia adalah Impian Paling Kuno yang masuk ke dalam dunia yang dia buat.

[Oh, Boneka Impian Paling Kuno]

Rantai emas retak dan langsung pecah, mereka terlepas dari kekangan tapi masuk ke lubang rasa sakit yang lebih besar.

Yoo Sangah dan Yoo Jonghyuk menjadi compang-camping hanya dengan mendengar suaranya.

Namun, itu hanya sesaat. Rasa sakit mereka mereda, keretakan di Dark Stratum berhenti dan merekontruksi kembali. Probabilitas disesuaikan dan mereka berdua dapat menggunakan keterampilan.

[Menurutmu kenapa dunia ini fiksi?]

Ekspresi Yoo Jonghyuk mengeras, dia menggeram.

"Jangan mengatakan omong kosong semacam itu! Siapa kau?! Di mana Kim Dokja?!"

Dia tersenyum sesaat.

[Aku Kim Dokja]

Yoo Sangah semakin pucat, dia gemetaran. Mereka baru menyadari sekarang bahwa Sun Wukong dan Lee Sookyung tak ada.

"D-Dokja-ssi, apa yang kau lakukan pada mereka?"

Sosok itu berbalik mengabaikan mereka berdua untuk mengambil sabit hitam.

[Mereka baik-baik saja. Jadi, ayo pukul aku]

Dia menantang mereka dengan ekspresi yang mereka kenal ketika Kim Dokja merencanakan pengorbanan di Kastil Kegelapan.

"Yoo Jonghyuk-ssi."

Yoo Jonghyuk berdiri dengan Black Demon Swordnya. Yoo Sangah berniat menghentikannya, tapi itu sudah terlambat.

"Pada akhirnya kau seperti ini, Kim Dokja!"

Yoo Jonghyuk meraung saat menggunakan Red Phoenix Shunpo untuk sampai ke depannya. Pedangnya bertabrakan dengan sabit hitam.

Sosok itu tak melawan dan hanya bertahan pada serangkaian pemukulan oleh Yoo Jonghyuk. Namun, Yoo Jonghyuk tak bisa melukainya meski sosok itu sengaja melepaskan pertahanannya.

[Kenapa kau tidak melukaiku? Kau selalu memukulku sebelumnya]

"Katakan apa tujuanmu? Kenapa kau kembali jika akhirnya seperti ini?!"

[Aku memenangkan kompetisi]

Apa?!

Yoo Jonghyuk tidak mengerti, keraguan sesaat itu menghentikan pertarungan.

[Itu adalah kompetisi yang tidak dikenal]

Pernyataannya semakin membingungkan. Namun, Yoo Jonghyuk tetap mendengarkan, mungkin dia sudah berubah menjadi orang yang mau mendengar cerita daripada bertarung.

[Dan itu saja]

Sayangnya, sosok itu tak mau melanjutkan.

Untuk sesaat, Yoo Jonghyuk bisa melihat mata hitam itu mencerminkan kesepian sebelum cahaya putih menghalangi pandangannya.

***