webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 10 : Perpustakaan (3)

Aku menyadarinya berulang kali sebelumnya selama menjalankan skenario dan akhirnya mencapai kesimpulan.

Lalu, ketika memecah setiap bagian dari jiwaku ke alam semesta, perasaan itu semakin akrab dan dekat. Siapa aku?

Apakah aku benar-benar Kim Dokja? Seorang pembaca Ways Of Survival? Ataukah eksistensi yang berbeda?

Saat ini bagian-bagian dari jiwaku yang terpisah berkumpul kembali kemudian membentuk sebuah petunjuk. Kisah-kisah yang kulupakan ketika terbangun dalam tubuh kecil mulai bangkit dan menyeruak.

Ways Of Survival, kenapa novel semacam itu ada?

Saat ini, dalam kegelapan di ruangan yang penuh buku-buku tentang diriku sebagai Kim Dokja dan juga tentang Ways Of Survival serta tentang pria itu mengelilingiku.

Apa jadinya seandainya aku tidak pernah membaca Ways Of Survival? Akankah aku mati pada saat itu dan kehancuran dunia takkan terjadi?

Pertanyaan-pertanyaan bertumpuk dan menimbulkan rasa bersalah. Dinding Keempat, pria tua pesulap masih menatapku setelah akhirnya mengembalikan keseluruhan jiwaku.

Eater Of Dream, Nirvana Moebius, dan Master Teater Simulacrum. Mereka memperhatikan apa yang akan kukatakan.

"Sudah lama."

Tidak, itu bukan suaraku. Itu...

Suara terdingin yang pernah ada melebihi pria yang hancur selama lebih dari 1000 kehidupan.

Kepingan-kepingan petunjuk merangkai menjadi satu lalu kebenaran terungkap...

Benar, tubuh ini sejak awal bukan milikku ataukah haruskah kukatakan bahwa aku pada awalnya bukan Kim Dokja.

Lalu siapa aku?

Pertanyaan itu tak memerlukan jawaban.

Mereka terlihat sedikit merinding pada suaraku kecuali Dinding Keempat yang masih berwajah ramah sambil tersenyum senang. Ah, ternyata dia pria tua yang aneh, awalnya kupikir dia adalah anak kecil.

Kembali ketika pemilihan Raja iblis di dunia iblis ke-73, saat itu aku meminta Dinding Keempat untuk mengizinkanku memeriksa jendela statusku. Jendela status diriku sebagai karakter, itu sangat mengejutkan pada awalnya.

Aku menjadi karakter? Jika memang begitu, kenapa Dinding Keempat masih bersamaku? Itulah pemikiranku saat itu.

Namun, saat mencapai akhir kesimpulan, aku mendapatkan jawabannya. Itu tidak sepenuhnya benar-benar menjawab pertanyaanku, tapi itu sudah cukup.

Aku menutup mata merasakan ketegangan singkat yang terkonsentrasi di sini. Buku-buku itu berjatuhan satu per satu.

<Kim Dokja Umur 15 tahun>

<Regresi ke-999 Yoo Jonghyuk>

<Kim Dokja Umur 20 tahun>

<Regresi ke-666 Yoo Jonghyuk>

...

...

...

<Kim Dokja Umur 28 tahun(end)>

...

Benar, itu adalah catatan terakhir tentang seseorang bernama Kim Dokja pada umur 28 tahun.

"Sudah dimulai ya."

Kata-kata itu keluar dari mulutku, mungkin sudah saatnya untuk....

Alasan kenapa diriku yang dulu memiliki obsesi tinggi terhadap akhir yang kuinginkan adalah saat ini.

***

Han Sooyoung menemukan pintu keluar itu, aneh kalau dia tak bisa menemukan dengan petunjuk yang sangat jelas.

Mereka berkumpul dengan gugup di depan pintu hitam itu. Tangan mereka anehnya berkeringat di hawa dinding salju.

"Kita benar-benar harus pergi?"

Lee Jihye masih ragu-ragu, dia tak menyuarakan pendapatnya sebelumnya karena percaya bahwa mereka akan baik-baik saja. Namun, saat ini seluruh kelompok mungkin berpikiran sama dengannya.

Breaking The Sky Sword Saint yang tidak sabar melangkah maju tepat di depan pintu untuk membukanya.

"Muridku mungkin dalam bahaya jika kita hanya diam di sini."

Kyrgios Rodgraim di bahunya ikut berbicara.

"Ayo, jika kita tetap di sini, kita mungkin akan musnah."

Pernyataannya menakutkan kelompok, tapi mereka menghilangkan keraguan dan mengangguk setuju.

Pintu didorong terbuka.

"Ah."

Jung Heewon terengah-engah.

Itu gelap, sangat berbeda dengan lingkungan putih yang jelas dan bahkan lebih gelap dari pintunya.

Han Sooyoung menahan napasnya.

"Ayo..."

Suara lemahnya mempengaruhi kelompok.

Satu langkah, dua langkah, dan....

Tepat diambang batas memasuki kegelapan itu.

"Kenapa Kim Dokja memberi kita skenario ini?"

Setelah pertanyaan itu terucap dari mulut Han Sooyoung yang berdarah, yang lain membeku di tempatnya.

Han Sooyoung menggigit bibirnya karena perasaan ketidakpastian bahwa dia dan kelompok sedang dibuang.

Dia mengira dia paling memahami Kim Dokja, tapi saat ini itu patut diragukan. Sejak awal tak ada yang benar-benar memahami Kim Dokja.

Lalu, Yoo Jonghyuk yang menipu mereka, mungkin saja sedikit tahu tentang Kim Dokja. Itu mungkin sehingga pria menyedihkan itu sampai menipu mereka.

Konsep waktu yang relatif terus berjalan, pintu masih terbuka. Akan tetapi, tak ada yang bergerak.

Bahkan Breaking The Sky Sword Saint dan Kyrgios juga memikirkan tentang apa maksud skenario ini.

Han Sooyoung berbalik.

"Kondisi sukses adalah menyeberang dimensi, lalu kita masing-masing akan menerima permintaan khusus yang akan dikabulkan. Jadi, bagaimana menurut kalian?!"

Jung Heewon mencengkeram erat pedangnya.

"K-kita dibuang?!"

Dia mengatakan itu dengan suara gemetar karena amarah memuncak.

Lee Hyunsung memucat tanpa kata.

Shin Yoosung dan Lee Gilyoung tampak hancur.

"Ahjussi menipu kita sampai akhir?! Kenapa?"

Lee Jihye menangis.

Jang Hayoung meringis sedih.

[Dinding Tak Dikenal menunjukkan wujudnya]

Mereka tersentak lalu memandang Jang Hayoung yang juga sama terkejutnya.

Dinding putih yang mungkin takkan terlihat jika tak ada huruf-huruf yang tercetak, dinding itu muncul dari belakang Jang Hayoung.

[Dinding Tak Dikenal mengucapkan selamat tinggal]

"Tunggu, apa??!"

Dinding itu mendorong mereka masuk ke pintu hitam, mereka berteriak dan mendorong balik. Namun, itu sia-sia.

"Hei, kenapa kau seperti ini?! Katakan padaku sesuatu!"

Jang Hayoung memohon dan merasa seperti dikhianati.

"Kuak!!!!"

Mereka terdorong masuk tanpa mendapatkan jawaban.

Dinding Tak Dikenal terlepas dari Jang Hayoung.

Pintu itu tertutup.

***