webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 10 : Perpustakaan (2)

Master Simulacrum dan Eater Of Dream untuk pertama kalinya memiliki keinginan untuk memukul penguasa Dinding Keempat, Impian Paling Kuno, yang memasukkan mereka ke perpustakaan Abyss.

Pemilik itu dengan bodoh dan tololnya hampir merusak segala hal yang sudah ditetapkan dan memancing entitas Yang Terkuat untuk mengendalikan Probabilitas.

Pemilik itu saat ini ada di depan mereka dengan ekspresi bingung.

"Nah, dia sudah di sini. Apa kita akan mulai memukulinya sekarang?"

Nirvana menepuk tangannya sekali untuk menyadarkan mereka.

Dia lalu menepuk bahu Kim Dokja, lalu berseru,"Kau butuh disadarkan."

Kuk!

Nirvana memukul wajahnya, itu aneh karena ini adalah alam bawah sadarnya tapi rasanya seperti nyata, rasa sakit itu benar-benar terasa.

"Hentikan. Kita akan memukulinya nanti. Sekarang dia perlu tahu kebenarannya."

Eater Of Dream menahan Nirvana yang tampak gila.

"Master Of Abyss," Eater Of Dream memanggil.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan tongkat datang dari belakang Kim Dokja yang membungkuk kesakitan.

Seorang pria tua berkumis dengan topi hitam pesulap dan tongkat hitam penyangga muncul. Sosoknya seperti dalam teater pesulap dan film-film tentang pertunjukan sirkus.

Pria tua itu melepas topinya lalu menatap lekat-lekat pada Kim Dokja.

Eater Of Dream, Master Teater Simulacrum, dan Nirvana membungkuk ke arahnya seperti menyambut seorang Raja.

Kim Dokja masih membelakanginya karena dia tak ingin berbalik, dia merasa sangat buruk saat ini.

[Kim Dok ja yang bodoh mengabai kan ku]

Suara itu, Kim Dokja tertegun.

Dia terpaksa berbalik ke asal suara.

Mulutnya menganga seperti ikan koi.

"Dinding Keempat?"

Tidak, itu tidak mungkin.

Dinding Keempat adalah pria tua? Lalu kenapa dia berbicara seperti anak kecil yang baru belajar berbicara?

[Kim Dokja berpikir : ini tidak masuk akal. Lalu apakah semua hal perlu dipikirkan?]

Master Of Abyss menirukan aksen Dinding Keempat sambil tersenyum seolah itu menyenangkan.

***

Entitas dari Dark Hole dengan sabit yang dapat melenyapkan apa saja dalam sekali sapuan itu membeku sesaat.

Itu karena rantai emas yang dia keluarkan tidak bisa merantai anak itu, atau lebih tepatnya tak bisa mendekatinya.

[Me~na~rik!]

Suaranya menyebabkan telinga dan mulut Yoo Sangah dan Yoo Jonghyuk berdarah, sementara Sun Wukong mengerang kesakitan.

"Kim Dokja!"

Yoo Jonghyuk masih berusaha melepaskan rantai emas, dia sangat takut pada entitas itu yang perlahan tapi pasti mendekati Kim Dokja yang tertidur.

Lee Sookyung terlempar menjauh dari Kim Dokja karena dampak yang dilepaskan entitas itu. Dia batuk darah dalam jumlah besar dan tubuhnya semakin compang-camping.

"Hei, berhenti!"

Yoo Jonghyuk mencoba memprovokasi entitas itu untuk menghentikannya. Namun, itu adalah permainan anak-anak sehingga takkan berhasil.

Entitas itu memegang sabitnya lalu menjilat bilahnya seolah mengoleskan racun.

"Tidak! Kim Dokja!"

"Dokja-ssi!"

Yoo Sangah memperlambat waktu, itu berhasil. Namun, kecepatan jatuhnya sabit jauh lebih cepat melebihi kekuatan melambatkan waktu Penerus Sakyamuni.

Mereka meraung dan memberontak dengan segala yang mereka bisa. Namun, rantai emas sialan itu mengikat erat-erat tanpa celah.

Dark Stratum bergemuruh seolah menyiapkan kehancurannya.

Sabit itu jatuh perlahan....

Yoo Sangah menutup matanya dengan tangisan menyakitkan. Sementara, Yoo Jonghyuk tidak menyerah untuk melepaskan rantai emas sambil menatap lurus pada sosok tubuh kecil itu.

Yang lain tidak akan memperhatikan, hanya Yoo Jonghyuk yang menyadarinya. Itu adalah....

[Kuak!!!]

Energi kegelapan memantulkan sabit yang hanya berjarak tiga inchi dari tubuh kecil itu. Entitas Yang Terkuat merasakan krisis untuk pertama kalinya semenjak dia diciptakan.

Dia disebut Yang Terkuat karena tugasnya sebagai pengendali Probabilitas. Namun, bukan berarti tak ada yang bisa menandinginya.

"Itu...."

Yoo Sangah yang membuka matanya kembali tak percaya pada apa yang dilihatnya.

[Dinding Keempat menyapa Entitas Yang Terkuat]

Itu pesan suara dari sesuatu yang mereka ketahui.

Entitas Yang Terkuat berhenti di jalurnya.

[Mas~ter Of Aby~ss?!]

[Dinding Keempat tersenyum]

[A~pa itu di~a?]

Entitas itu terlihat menghormati Dinding Keempat dari suaranya yang tidak sekeras sebelumnya.

[Dinding Keempat mengangguk]

[Di~a harus mus~nah!]

Akhirnya entitas itu menunjukkan warna aslinya.

[Dinding Keempat berkata : bukan kau yang memutuskan]

"Kim Dokja?!"

Yoo Jonghyuk sekilas bisa melihat bahwa Kim Dokja sudah sadar meski masih tak bergerak.

Tubuh anak kecil itu berubah sambil diselimuti kegelapan.

Waktu berhenti mengalir.

Setelah sosok itu mendapatkan kembali tubuh dewasanya, perubahan terjadi.

Mata hitamnya memiliki kedalaman yang berbeda dari sebelumnya, itu tanpa akhir, berputar-putar dalam labirin.

Dia bangkit dengan pakaian dan jubah hitam yang sepertinya sudah disiapkan untuknya sejak awal. Dia membenci warna putih.

Melihat sekeliling pada pria yang dia kenali lalu lainnya, terakhir ke wanita yang dia panggil Ibu. Kemudian ke entitas itu.

Dia tersenyum lebar dengan ekspresi menyeramkan. Rambut hitamnya memanjang sampai ke bahu, dia bukan lagi Kim Dokja. Dia Impian Paling Kuno yang sebenarnya.

***