webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Cerita Sampingan Spesial : Ulang Tahun KDJ

Besok tanggal 15 Februari adalah hari ulang tahun Kim Dokja di dunia itu. Semua orang yang menyayanginya sibuk memikirkan rencana berhari-hari sebelumnya. Saat ini, Kim Dokja sedang menginap di rumah Yoo Jonghyuk dengan alasan licik karena dia suka masakannya.

Bagaimanapun, Kim Dokja tetaplah Kim Dokja. Meskipun tubuhnya sengaja dibuat lemah agar dia tidak dapat melarikan diri dan memerlukan mereka, dia masih tetap baj*ngan menyebalkan.

Yah, mereka tak punya pilihan, mereka sudah terjerat olehnya, jadi rencana tertentu tersusun sebagai hadiah ulang tahun untuk Kim Dokja.

***

Aku menatap dari balik jendela dari lantai ke langit-langit di kamar apartemen mewah milik Yoo Jonghyuk. Malam hari di luar begitu ramai, tetapi aku merasakan kesepian. Mungkin ketika teman-teman tidak bersamaku, perasaan ini akan menyusup dan mempengaruhiku tiap waktu.

Dengan ekspresi melankolis, aku menyentuh kaca jendela dan menulis sesuatu dengan tangan kananku.

[Kenyataan]

Hanya satu kata dan memiliki banyak makna yang berlainan. Ini benar-benar dunia nyata dan bukan ilusi atau sesuatu seperti di dalam video game. Semua skenario sebelumnya itu nyata dan sungguh terjadi. Hanya saja peranku, yang dulu sebagai pengamat, sekarang telah berubah.

Aku bukan pengamat lagi, dunia ini akan terus berjalan tanpa diriku menjadi pengamat. Sekarang, aku adalah bagian dari dunia ini sepenuhnya bersama dengan mereka.

Tubuhku menjadi sangat lemah. Yah, mereka bekerja keras agar membuatku seperti ini, aku ingin tertawa, tetapi tidak bisa karena aku tahu maksud mereka yang sebenarnya.

Mengenakan piyama abu-abu bergaris-garis vertikal, aku berdiri untuk waktu yang lama di sisi jendela, terus melamun menatap ke langit. Mungkin aku berharap aku dapat mengatasi rasa kesepian yang aneh ini.

Mungkin saja penyebabnya ialah rasa bersalah pada mereka. Terlalu banyak hal yang terjadi dan berputar-putar sebelum akhirnya mencapai ujung yang bukan sesuatu yang baik. Epilog yang kuinginkan bukanlah apa yang mereka harapkan.

Dengan demikian, aku tersadar bahwa diriku adalah orang yang sangat egois. Aku terus berlari ke depan tanpa melihat ke belakang, tidak peduli pada akibat yang kutimbulkan sehingga itu menumpuk dan meledak.

Chiiiiik!

Lamunanku buyar saat suara listrik mendesis terdengar. Ah, itu Bihyung. Dalam bentuk Dokkaebi. Bihyung bisa saja berubah menjadi manusia, tetapi dia lebih suka wujud aslinya.

Star Stream beroperasi dengan metode yang berbeda. Bukan lagi dunia kiamat, melainkan penciptaan dan pelestarian dunia. Akan ada salinan di dunia yang tak terhitung jumlahnya, Bihyung mengurusnya sebagai Raja Dokkaebi.

Kami pernah mengunjungi Murim untuk bertemu Namgung Minyoung dan memakan pangsit murim bersama. Kemudian, piknik di Eden dengan Uriel yang sangat antusias. Minggu lalu, kami mengunjungi Peace Land, tempat Guruku berada, Kyrgios Rodgraim dan membantu orang-orang kecil hidup dengan baik.

Aku lupa menyebutkan tentang Shin Yoosung dan Biyoo. Mereka adalah orang yang sama, maka mereka menjadi satu. Untuk kasus Yoo Jonghyuk dengan sekian banyak regresinya, aku tidak tahu bagaimana dia bisa tetap baik-baik saja. Aku cukup khawatir, tetapi perilakunya yang kasar membuatku berhenti khawatir. Dia pasti baik-baik saja.

(Hee ... Apa yang kau pikirkan? Ini aneh, ke mana lainnya pergi? Seharusnya ada salah satu yang menjagamu!)

Nadanya jengkel dan marah seolah-olah dia berniat mengikat tangan dan kakiku sehingga aku tidak dapat melakukan apa-apa sama sekali. Keringat dingin menetes. Apakah kesanku seburuk itu?

Oh, aku lupa menyebutkan bahwa tubuhku saat ini kembali muda seperti ketika aku berumur 15 tahun. Aku senang sebab bukan cuma diriku yang awet muda, lainnya juga sama, terutama Yoo Jonghyuk itu. Sunfish itu sering memamerkan ketampanannya yang membuatku jengkel.

Bihyung terbang berputar-putar, lalu menyeretku ke tempat tidur, bahkan memutar lagu tidur untukku. Sungguh lucu, sudut mulutku berkedut.

(Cepat tidur!)

Dia mulai seenaknya memerintahku! Urat kemarahan terbentuk, tetapi aku menahannya. Baiklah, lagipula aku juga mengantuk. Sebelum terlelap, pertanyaan yang sama dengan Bihyung terngiang di benakku. Ke mana mereka pergi?

***

"Kau yakin dengan ini?" tanya Han Sooyoung dengan wajah menyeramkan saat dia melirik isi kotak kardus di meja depannya.

"Tentu saja," balas Jung Heewon disambut oleh anggukan Lee Gilyoung dan Shin Yoosung. Sementara itu, Lee Hyunsung tampak cemas.

Yoo Jonghyuk, yang bersandar di sudut, memelototi mereka dengan tidak sabar, dia ingin segera pulang dan melihat apakah baj*ngan yang dia tinggalkan di rumahnya itu berulah atau tidak.

"Yah, ini bagus, tapi ...." Han Sooyoung melirik Yoo Jonghyuk dengan ekspresi aneh sebelum berdeham. "Oke, kita mulai rencananya!"

"Yosh!" Lee Gilyoung dan Shin Yoosung saling tos tangan.

Jung Heewon terkekeh sambil memukul punggung Lee Hyunsung dengan keras.

"Hyunsung-ssi, kau harus ikut mendandaninya bersama kami! Biarkan pesta dan tempat diurus oleh lainnya. Di mana lokasinya?" Jung Heewon memandang Han Sooyoung dengan penuh harap.

"Jangan di Eden. Uriel akan menggila. Murim bukan pilihan yang bagus. Ayo kita lakukan saja di dunia ini! Aku punya rencana untuk mengeluarkan racun yang masih dia sembunyikan dari kita!" Han Sooyoung menggigit lollipop lemonnya dengan keras.

"Itu saja? Untuk apa aku ada di sini?" Yoo Jonghyuk menginterupsi dengan kesal.

"Tentu saja, aku punya pengaturan berbeda untukmu. Jadi, seperti ini ...."

Ekspresi Yoo Jonghyuk berangsur-angsur berubah aneh dan ingin mencekik wanita itu. Namun, sebenarnya dia cukup menyukai rencananya.

***

"Kim Dokja, bangunlah!"

Aku terbangun oleh suara kasar pria itu. Ah, dia masih belum berubah sedikit pun. Tidak bisakah dia lebih lembut? Tidak, dia adalah tsundere terkutuk!

Aku pasti akan bangun, kenapa dia terus seperti itu seolah takut aku tidak akan bangun? Lagipula, mereka mengubah dunia ini, apalagi yang bisa kulakukan?

Dengan pikiran kalut, aku membuka mata dan bertatapan dengan mata gelap yang tampa menakutkan itu. Sontak aku merasa seperti mangsa yang ada di kandang pemburu. Aku segera terduduk dan menatapnya dengan waspada.

Yoo Jonghyuk tiba-tiba mengangkat tubuhku dan membawaku ke kamar mandi. Wajahku memerah dan memberontak, tetapi dia menahanku dengan kuat. Apa ini?

Dia menurunkanku di bak mandi dan membuka pakaianku tanpa ekspresi. Ini memalukan, meskipun aku memberontak, itu tidak akan berguna. Apa yang dia inginkan?

Sepertinya, aku terlalu banyak berpikir. Yoo Jonghyuk hanya memandikanku saja dan itu normal, tidak bisa lebih normal lagi. Yang tidak normal adalah pikiranku! Ini gawat!

Kembali ke kamar tidur, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia mendandaniku. Aku punya perasaan aneh bahwa dia tiba-tiba menjadi Hyungku yang perhatian. Jadi, aku menatapnya dengan bingung.

"Apakah taman hiburan bagus?" tanyanya tiba-tiba sambil mengeringkan rambutku dengan hati-hati.

Emosiku campur aduk. Rasanya hangat dan dekat, itu membuatku ingin menangis. Sesuatu seperti cangkang gelap di dalam diriku sedikit retak

"Aku tidak tahu, aku belum pernah ke sana," jawabku seraya mengingat informasi apapun tentang taman hiburan. Tampaknya, aku memang belum pernah pergi ke sana.

"Kalau begitu, kita akan pergi ke sana nanti." Yoo Jonghyuk memutuskan tanpa menunggu persetujuanku.

Dia selesai mendandaniku dengan pakaian kasual, seperti remaja modern biasa. Dengan kaos dan jaket tipis dan celana panjang putih. Tunggu, kenapa warna putih?

"Ada apa?" Dia bertanya karena menangkap keterkejutanku.

"Kenapa warna putih? Apakah tidak ada yang warna hitam?" tanyaku

"Putih lebih cocok untukmu."

Pernyataan itu lebih mengejutkan. Retakan di cangkang itu semakin lebar....

Aku melihatnya membereskan pakaian kotor dan merapikan kamar tidur ini. Dia benar-benar gila kebersihan. Juga, dia pandai memasak. Ini sungguh kehidupan baru yang diberkati.

Tiba-tiba aku ingin menggodanya. "Yoo Jonghyuk, bolehkah aku memanggilmu Hyung?"

Gerakannya berhenti seakan aku menyentuh saklar terlarang. Sudut mulutku yang terangkat menjadi kaku.

Keheningan mencekik menimbulkan perasaan tidak nyaman, jadi aku menundukkan kepala secara refleks. Namun, daguku mendadak dipegang oleh tangannya yang kasar.

Dia ada di depanku, menekuk kakinya agar tatapan kami sejajar. Entah mengapa, cahaya di matanya berbeda.

"Kim Dokja," panggilnya dengan lembut. Itu membuatku merinding.

Akan lebih baik jika dia memukulku daripada bersikap seperti ini.

"Kita adalah keluarga. Kau bisa memanggilku apapun yang kau inginkan," ucapnya dengan sungguh-sungguh.

Apakah dia benar-benar Yoo Jonghyuk? Apakah dia digantikan oleh orang lain? Aku curiga itu benar.

"Baiklah, Hyung." Karena dia berkata seperti itu, maka aku akan memanggilnya semauku.

Pada saat itu, aku melihatnya tersenyum sama seperti ketika dia menjatuhkanku ke mulut Icthyosaurus. Akan tetapi, kali ini memiliki makna yang berbeda. Apakah kami keluarga? Mungkin lebih dari itu.

***

"Wuah!" seruku seraya menyaksikan aktraksi wahana di taman hiburan.

Aku sebelumnya bertanya-tanya mengapa hanya Yoo Jonghyuk saja yang pergi bersamaku, dan jawabannya adalah lainnya memiliki kesibukan. Tentu saja, aku tahu mereka pasti sedang merencanakan sesuatu.

Aku baru ingat pagi tadi setelah Yoo Jonghyuk menyebutkan taman hiburan, ini adalah hari ulang tahunku di dunia ini. Aku penasaran apa yang mereka rencanakan.

Yoo Jonghyuk menggenggam tangan kananku dengan erat seolah dia takut aku akan menghilang di tengah kerumunan orang. Dia melihat wahana yang membuatku kagum. Itu adalah Ferris Wheel atau Kincir Ria.

Yoo Jonghyuk menjadi sangat peka dan toleran, ini terasa aneh. Dia juga lebih lembut hari ini dan membiarkanku menjahilinya, misalnya dengan mengacak-acak rambutnya, menyembunyikan sepatu bootnya sebelum kami pergi, lalu memberi garam ke mangkuk buburnya. Itu lucu untuk menantikan kemarahannya, sayangnya sungguh aneh dia sama sekali tidak marah.

Kami akhirnya menaiki Kincir Ria setelah lama mengantri. Melakukan hal-hal yang normal membuatku merasa nyaman. Di ketinggian yang nampak dari luar jendela gerbong Kincir Ria, pemandangan kota yang sibuk memasuki bidang pandangku.

Mungkin akan lebih indah bila di malam hari, tetapi ini juga bagus, aku tidak bisa mengeluh.

"Kita akan kembali ke sini malam nanti," ujar Yoo Jonghyuk seakan dapat membaca pikiranku. Ini semakin menakutkan.

...

Dia mengajakku bersenang-senang seharian di taman hiburan sampai lelah. Akhirnya, dia membawaku pulang dan aku langsung berbaring di tempat tidur dengan bahagia.

Pada saat itu, aku tidak menyadari bahwa ini bagian dari rencana mereka.

***

Bau manis melayang, tidur tanpa mimpi berakhir dengan diriku yang terbangun konyol di tempat yang aneh.

Bukankah ini hutan? Tunggu, kenapa aku ada di sini sendirian? Apakah aku diculik? Tidak mungkin Yoo Jonghyuk itu ....

Aku tidak melihat siapa-siapa di sekitarku, kepanikan menyebar di hatiku. Terlebih aku mengenakan pakaian aneh. Kostum kucing putih. Mulutku berkedut. Apakah ini rencana mereka? Ini keterlaluan.

Aku mengikuti asal bau manis itu dan tiba di ujung hutan yang ada tepi tebing. Di sana, mereka telah menungguku sambil menyeringai.

Matahari terbenam nampak sangat indah dari sini, aku terpesona oleh pemandangan ini.

Han Sooyoung memotret banyak fotoku yang memakai kostum kucing dan riasanku yang tampak mencurigakan (karena aku tidak tahu bentuknya). Jung Heewon sibuk menahan tawanya.

Lee Gilyoung dan Shin Yoosung berlari ke arahku dan menyeretku ke kerumunan. Sementara itu, Yoo Jonghyuk yang kucari sedang memanggang barbeque yang aromanya bercampur dengan aroma manis kue.

Apakah ini baik-baik saja? Retakan cangkang perlahan pecah dan sesuatu di dalamnya keluar.

"Ah! Hyung, kenapa kau menangis?!" Lee Gilyoung panik.

"Ahjussi?!" Shin Yoosung dan Lee Jihye berteriak khawatir.

"Hei, bodoh, apakah kau menangis saking terharunya?!" Han Sooyoung mencibir.

"Kyaaa~ Dokjaku yang manis sedang menangis!" Uriel berlari entah darimana dan memelukku, menyingkirkan lainnya dengan sembarangan.

Dengan Uriel yang memulai, sisanya mengikuti. Mereka berebutan dan saling mendorong satu sama lain hanya untuk memelukku.

Aku tidak kesepian. Itu benar. Rasa bersalah yang kumiliki larut dalam kesederhanaan mereka.

Ayah dan Ibu angkatku datang juga bersama Ibuku, mereka ada di pinggiran, menyaksikan kami yang antusias.

Itu sampai balon-balon terbang, Kim Namwoon yang membawanya. Bersama lentera. Apapun itu yang menarik, mereka membawanya. Kecuali kostum kucing yang kukenakan, aku menyukai semuanya.

"Selamat ulang tahun Hyung!"

"Ahjussi, selamat ulang tahun!"

"Dokja-ya, selamat ulang tahun!"

Ini adalah pesta ulang tahun yang telah mereka rencanakan. Sayangnya, masih belum selesai. Mereka sangat pendendam.

Sesuatu yang paling kutakuti, tomat datang menghantam wajahku!

Lee Jihye yang memulai. Kemudian, disusul oleh Jung Heewon, ini adalah acara pelemparan tomat. Kami saling menyerang. Yoo Jonghyuk tampaknya mendukungku karena dia bergantian melemparkan tomat ke wajah Lee Jihye dan Jung Heewon tanpa ampun.

Oh, Han Sooyoung ada di pihakku juga. Kami benar-benar lupa untuk makan dan memotong kue sampai rasa lapar menyerang.

Barbeque yang disajikan Yoo Jonghyuk disantap habis, aku tidak kebagian. Wajahku dan kostum kucing kotor karena tomat, tetapi itu bukan masalah. Lagipula, tomat yang dilemparkan sangat lembut dan sama sekali tidak menyakitkan seolah sengaja dibuat demikian. Apakah itu tomat palsu?

Yoo Jonghyuk menghampiriku sambil membawa piring berisi barbeque yang ternyata masih ada untukku. Kenapa dia sangat baik?

"Selamat ulang tahun, Kim Dokja."

Itu adalah ucapan selamatnya ketika dia menurunkan tubuhnya dan tiba-tiba mencium pipiku. Ini ....

Mataku terbelalak.

"Ahhhh!"

Aku dapat mendengar pekikan Uriel di belakangnya.

Seseorang yang paling kukagumi. Aku mengerti mengapa dia tidak marah hari ini. Bahkan, meskipun hanya untuk hari ini saja, aku bahagia.

"Terimakasih, Hyung!"

Hari pesta ulang tahun selesai.

***

Terimakasih sudah membaca~ ultah KDJ 🍅🍅🍅