webnovel

Chapter -018-

Cressh..

Tak… Tak.. Tak… Takk..

Tak.. Tak.. Tak.. Takk..

Suara pisau tajam yang tengah bergesakan dengan alas kayu dan satu buah wortel pun terdengar mengalun di dalam ruangan club memasak.

Dimana kini para murid perempuan yang menjadi anggota di dalam club memasak tengah fokus terkagum memperhatikan betapa telatennya seorang Tetsuya Yuki tengah memotong berbagai jenis sayuran yang akan di gunakan sebagai bahan memasak mereka hari ini.

Bahkan suara decakan kagum pun tidak terhenti keluar dari bibir para murid perempuan itu yang masih tetap fokus memperhatikan Yuki.

Hanami yang memperhatikan para anggota club memasaknya tengah terkagum memperhatikan Yuki sedang memotong sayuran dan bahan-bahan lain untuk latihan memasak hari ini pun mengulaskan senyum puas diwajahnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Hanami merasa bangga melihat ketelatenan Yuki dalam memotong bahan-bahan sayuran saat ini. Tidak sia-sia dirinya mengajari adik tercintnya itu memasak sejak kecil. Dirinya pun juga merasa sangat senang melihat sang adik kini sudah resmi menjadi anggota club memasaknya. Dengan begini maka para anggota club memasaknya akan semakin bersemangat untuk mengikuti kelas.

Srasshh..

Suara sayuran yang di masukan kedalam wajan berisikan minyak panas pun terdengar begitu menggoda di telinga para anggota club memasak. Mereka merasa baru kali ini mendengar suara sayuran yang di masukan kedalam minyak goreng se menggoda ini.

Yuki yang saat ini sedang fokus memasak pun sama sekali tidak menghiraukan tatapan para anggota club memasak yang tengah memperhatikan dirinya mengolah bahan makanan untuk membuat bento sederhana yang bisa di bawa untuk bekal kesekolah.

Dengan telaten Yuki memotong, memasak dan memasukan bumbu untuk menyajikan masakan yang biasa selalu dirinya buat untuk para anggota club Washida saat masih berada di sekolah menengah pertama.

Setelah selesai dengan masakannya, Yuki mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil daun petersali sebagai penghias menu bento buatannya saat ini.

"Baik, aku sudah selesai memasak." Ucap Yuki saat dirinya sudah selesai meletakan daun petersali dan kini tatapan matanya mengarah kepada seluruh anggota club memasak yang tengah menatapnya dengan tatapan kagum.

"Hwaaahh, bento ini terlihat begitu menggoda sekali!"

"Kau benar! Bahkan aromanya begitu sangat lezat!"

"Aku merasa gagal menjadi seorang perempuan setelah melihat Yuki-kun yang begitu sangat telaten dalam memasak."

Yuki yang mendengar perkataan sahut menyahut para anggota club memasak pun mengulaskan senyum kecil di wajahnya.

"Kalian semua pasti bisa membuat bento ini. Karena ini hanya bento sederhana yang biasa aku buat untuk anggota club ku dulu."

"Tapi ini terlihat bukan sekedar bento biasa Yuki-kun! Ini terlihat begitu mewah jika kau yang membuatnya!" Elak salah seorang murid perempuan dan disetujui oleh anggota club memasak yang lainnya.

"Benar! Ini terlihat begitu mewah! Apa kami boleh memfotonya Yuki-kun?" Tanya salah seorang murid perempuan lain yang di jawab anggukan kepala oleh Yuki.

"Tentu saja kalian boleh memfotonya jika kalian ingin."

Suara pekikan senang pun mengudara didalam ruang club memasak dan kini para anggota club memasak bergantian memotret bento buatan Yuki. Membuat Hanami yang sedari tadi memperhatikan dalam kini menggelengkan kepalanya melihat kelakuan para aggotanya.

Yuki pun sedikit memberikan ruang kepada para anggota club memasak untuk memfoto bento buatannya. Tatapan mata Yuki kini mencari dimana keberadaan Hanami berada dan Yuki langsung melangkahkan kakinya untuk menghampiri Hanami saat dirinya sudah melihat dimana keberadaan kakaknya itu.

"Yuki-kun, aku tidak menyangka jika kau begitu sepopuler ini di kalangan para anggota club memasak ku." Ucap Hanami saat melihat Yuki tengah berjalan kearahnya.

"Tidak, apa kau tidak melihat nya Senpai. Jika yang populer di kalangan para anggota club memasak adalah bento buatanku, buktinya mereka memilih untuk memfoto bento buatan ku saja." Sahut Yuki yang di balas dengan decakan oleh Hanami.

"Tsk, itu karena aku sudah memperingati mereka sebelumnya. Aku melarang mereka untuk memfoto dirimu yang tengah mengenakan apron memasak berwarna merah muda ini. Image dirimu akan langsung jatuh jika publik mengetahui kau berpenampilan seperti ini."

Yuki terkekeh mendengar perkataan Hanami. "Tanpa kau melakukan itu pun, bukan kah image ku juga memang sudah jatuh, setelah aku mengatakan akan pensiun dari dunia basket saat press conference tahun lalu?"

Hanami yang mendengar perkataan Yuki, menghela nafas panjang. "Tidak, image mu tidak jatuh sama sekali Yu-kun. Bahkan kau menjadi tranding nomor satu atas apa yang kau lakukan dalam press conference itu. Mereka semua merasa sangat terkejut dan penasaran dengan pilihan pensiun yang kau pilih."

Yuki mengulaskan senyum kecil diwajahnya. "Senpai, aku sama sekali tidak memikirkan opini publik mengenai diriku yang terpenting saat ini aku menjalani kehidupan ku dengan santai dan tenang."

Hanami kembali menghela nafas panjang. "Baiklah jika begitu. Kau jangan menyesal sama sekali saat aku mengatakan kepada mereka jika mereka boleh mengambil foto atau merekam dirimu yang sedang melalukan praktik memasak."

"Jika praktik memasak ku dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang mengapa aku harus menolak untuk direkam?" Ujar Yuki membuat Hanami mengulaskan seringai diwajahnya.

"Ku harap kau tidak akan menyesal dengan apa yang baru saja kau katakan Yu-kun."

Dengan yakin Yuki pun menganggukan kepalanya.

Melihat Yuki yang menganggukan kepala dengan Yakin. Hanami pun kini melangkahkan kakinya menghampiri para anggota club memasaknya yang masih asik memfoto bento masakan Yuki.

Clap! Clap! Clap!

"Baik semuanya. Aku akan menarik kembali perkataan ku yang melarang kalian untuk memfoto dan merekam aktivas Yuki-kun yang sedang memasang, karena aku sudah mendapat persetujuan dari Yuki-kun sendiri." Ucap Hanami sambil menepuk tangannya tiga kali untuk mengalihkan perhatian para anggota club memasak kepada dirinya.

"Mulai saat ini dan seterusnya, kalian bebas untuk merekam aktivitas Yuki-kun yang akan melakukan praktik memasak didalam club ini. Karena Yuki-kun sendiri mengatakan tidak keberatan dengan hal itu. Bagaimana? Kalian senang bukan mendengar perkataan ku saat ini?" Tanya Hanami yang tanpa perlu menunggu waktu lama, langsung di balas dengan pekikan senang oleh para anggota club memasak.

"Hwaaa! Benarkah itu kami boleh merekam practice memasak yang di lakukan oleh Yuki-kun?" Tanya salah seorang anggota club memasak langsung kepada Yuki.

Yuki pun menjawabnya sambil menganggukan kepalanya dengan ulasan senyum terulas diwajahnya. "Tentu saja, mengapa tidak? jika apa yang aku lakukan dapat mengispirasi banyak orang."

Lagi, suara pekikan senang pun mengudara di dalam ruangan club memasak sampai terdengar hingga keluar dari ruangan, membuat beberapa murid yang tengah berjalan di koridor depan ruangan club memasak tersentak terkejut mendengar pekikan heboh dari dalam.

Hanami yang melihat respon dari para anggota club nya pun mengulaskan senyum cerah diwajahnya.

"Baik, kalau begitu Yuki-kun. Sekarang kau kembali melakukan praktik memasak dan semua anggota club boleh merekamnya lalu menyebar luaskannya pada media sosial apapun yang kalian miliki!"

Dengan serempak para anggota club memasak pun menganggukan kepala mereka.

"Baik Hanami-senpai!"