webnovel

3 partner in sex

"Aaah Van…." Muka Titi pasrah sambil ngangkang di kursi.

"Ah Ti, meki kamu udah basah kuyup gini…" kata Evan sambil mengelus pussy Titi. "Ti kamu ada kondom ga?"

"Ah.. ada Van di laci tapi bukannya udah telat ya.. kamu keluarin di luar aja nanti tapi jangan bablas ya."

"Aku takut ga bisa nahan Ti…" lirih Evan udah sange berat sambil megangik kontolnya, digoyang goyang kontolnya sebelum akhirnya tenggelam lagi di meki Titi.

"Ugh!! Ah… Van… kamu nanyain kondom tapi kenapa udah nyodok lagi…" tanya Titi.

"Abis muka kamu gitu Ti, bikin aku ga tahan…" bisik Evan lalu menciumi wajah Titi. "ah Ti, enak banget apem kamu Ti, legit banget." Kata Evan sembari goyangin panggul naik turun menghujani meki basah Titi. "Aaahhh… Ti… ahhh… enak Ti… enak banget…"

Titi mencengkram punggung Evan, kuku kuku Titi yang nancep di kulit Evan ga dirasakan Evan lagi yang dirasakan cuma kenikmatan meki sahabat pacarnya.

"Aaahh.. Van… ahhh aku mau keluar lagi tau Van…"

"Ahhh ahhh… aku juga Ti, aku cepetin ya.." kata Evan langsung mempercepat goyangannya, masuk keluar kentinya ngentot meki basah Titi. "Uugh aaahh… ehhh… aaaggghh… ahhh… uugh… Tiii…"

Lengguh Evan diujung nafasnya yang tersengal. "Tii… aku keluar…"

Buru-buru Evan nyabut kerjanya dari meki Titi.

Titi ngebuka mulutnya Nyamber kontolnya Evan.

Hummm…

Dilumatnya kontol Evan yang seperti selang air itu sampai lemes.

Serrr ….

Seluruh badan Evan bergetar merinding. "Aaahh Ti… dahsyat!!" Lirih Evan terjatuh nindih badan Titi di sofa.

"Vaaan… ahh.. makasih sayang…" bisik Titi mengelap keringat di punggung Evan.

"Aaahhh… gila Ti… aku ga tau mau ngomong apa… malam ini gila…" balas Evan.

Titi cuma tersenyum.

Drrrrtttt …. Suara hp bergetar di ranjang.

"Van, telpon kamu bunyi."

Evan langsung menoleh, "Ti kayaknya Mela nelpon aku."

"Angkat Van." Kata Titi.

"Bentar ya." Kata Evan ngambil hp terus berdeset supaya Titi ga berisik. "Ssst… beneran Mela yang telpon."

Titi paham.

"Hallo Mel."

"Hallo Van. Kamu hari ini sibuk banget ya sampe chat aku kamu bales gitu doang?"

"Hosh… sorry Mel, tadi emng ada urusan jadi ga sempet lama pegang hp. Kamu nggak marah kan sayang." Kata Evan sambil ngatur nafas masih ngos-ngosan kecapean abis mompa Titi.

Sementara Evan telponan Ama Mela, Titi beres beres dan mandi ke kamar mandi.

"Kamu abis ngapain sih kayaknya cape banget." Kata Mela di telpon dengan nada tinggi.

"Ya aku tadi bantuin orang dia kecelakaan terus harus ke RS. Nah sekarang baru pulang, cape aku." Kata Evan boong.

"Yaudah deh kalo cape. Kamu istirahat deh." Kata Mela ngambek.

"Maaf ya sayang. Besok pagi aku jemput dan anter kamu ke kampus ya." Bujuk Evan.

"He.." kata Mela masih males.

"Kamu mau beli sesuatu ga. Besok aku lagi ada uang, ada yang kamu pengen ga?" Tanya Evan lagi.

"Ga ada sih. Eh tapi kalo kamu mau beliin aku ada yang aku incer sih, aku pengen banget beli sepatu buat nanti tanding basket kampus."

"Besok kita beli ya sayang." 

"Beneran?"

"Iya, masa aku bohong."

"Oke sayang, makasih ya. Padahal aku ga pengen banget sih tapi kalau kamu mau beliin makasih ya sayang. Jangan lupa makan ya.. istirahat yang cukup ya sayang. Besok ketemu ya, muaaah…" Mela luluh juga.

"Iya sayang, kamu juga ya. Muaaah… Miss you sayang." Balas Evan boleh ke arah kamar mandi Titi.

"Bye sayang… love you…" Mela mengakhiri.

"Love you too sayang aku…" balas Evan.

Sambungan telpon di tutup. Evan kembali lempar hp nya ke ranjang lalu nyusul Titi ke kamar mandi.

Serrr ….

Suara shower masih nyala.

Cklek!

Pas Evan buka ternyata pintu ga dikunci, pemandangan bokong sintal Titi bikin Evan kembali on.

Dari belakang Evan menyergap Titi, memeluk pinggang dan menciumi tengkuk Titi yang basah.

"Kamu Van. Tadi Mela yang telpn?"

"Iya, Mela yang telpkn." Kata Evan sambil menggamit dagu Titi, bibir mereka kembali bertemu dibawah guyuran shower.

"Eeemmhhh uuummmm ahhhh… eeemm…"

"Mmmuuuaawa. . Aaahhh aaah…"

Dengan lincah bibir Evan dan Titi saling melumat, menggigit bahkan menelan bersama air yang bercampur Saliva mereka.

Tangan Titi bertengger memeluk leher Evan sementara tangan Evan mencengkram gemas bokong bulat Titi.

Setelah berhenti ciumana keduanya saling tertawa kecil. "Emangnya masih kurang?" Tanya Titi.

Evan menarik bokong Titi sampai barang mereka saling tindih. "Liat kamu aku sange lagi ti."

"Mau ngewe lagi?" Tanya Titi.

Evan tersenyum lalu ngangguk.

"Kamu tuh, padahal barusan telpkan sama pacar kamu, emangnya kamu ga minta jatah sama Mela?" Tanya Titi cemburu.

Evan tersenyum. "Kenapa, kamu cemburu ya."

"Nggak kok, emangnya aku siapa kamu sampai boleh cemburu."

Sekali lagi Evan menggamit dagu mungil Titi, Evan kembali menyambar bibir Titi, bibir mereka kembali berpagutan.

Puas menikmati bibir Titi, Evan membuat beberapa cupangan di pangkal payudara Titi yang bulat indah itu dan berakhir di puncak tetek Titi, Evan kembali ngenyotin nipple tegang Titi yang warna pink muda itu.

"Aaah Vannn… euuuhhh…"

"Kenapa Ti?"

"Gelii…"

"Tapi enak ga?"

"Enaaak Van…" rintih Titi, tangannya menjambak rambut Evan, mendorong kepala Evan supaya lebih kuat lagi ngenyotnya. "Uuuhhh Vannn… emmmh…"

Tangan Evan menyambar bagian meki Titi, mengocok dengan jarinya, keluar masuk jari Evan di bawah sana bikin Titi kembali pengen.

"Aaah Vannn…. Uugh…. Vaaan… nggggg…"

"Kenapa Ti?"

"Ahhh Vaaan aku ga kuat lagi Van…"

"Ga kuat kenapa Ti…"

"Ga kuat pengen kontol kamu Van…" kata Titi lalu berbalik, Evan langsung ketawa ngeliat bokong bulat Titi.

Plak!

Ditamparnya Bojong itu bikin badan Titi bergetar. "Aaah Vaaan…" lirih Titi, tangan Titi pegangan ke dinding kamar mandi. "Van masukin Van.." rengek Titi udah sange banget, mukanya udah ga kekontrol lagi, udah ga tahan pengen ngerasain kontol Evan lagi.

"Aku masukin ya Ti."

"Iya Van.. masukin Vann…" pinta Titi.

Evan langsung nyodok meki basah Titi, sekali dorongan langsung blesh nancep sempurna.

"Ahhh…" keduanya melenguh nikmat bersamaan. Titi membuka kakinya supaya Evan leluasa menyodoknya dari belakang sana.

Tangan Evan pegangan ke bokong Titi, ditariknya bokong Titi tiap kali kentinya nyodok meki Titi.

"Hekk… hekkm… eeeh… ngggkk… aaakk…"

"Uuuh… ahhh… aiiihhh… ngggg…. Gaaahhh… Vannn… ahh… berada banget sodokan kamu Vannn… ahhh… aiiih… enaaak banget siiihhh Vaaan…" rintih Titi sebelah pegangan ke tangan Evan, badan Titi terguncang kuat tiap kali Evan menyodok mekinya.

Kalau ga menahan di tembok mungkin kepala Titi bisa kejedot tembok.

"Aaahhh.. aku juga enak bangett tii… ahhhh… ahhh… ahhh… kontol aku masuk di meki kamu ti… eeeuuuhh gila banget rasanya… anjing kenapa ngewe sama kamu enak banget tiii…"

"Eeeuhh ngg… emng sama Mela gimana?" Tanya Titi sambil merintih nikmat.

"Enakan sama kamu Ti… ahhhh… eeeaaaa… aaah… uuuhhh enak banget Ti…"

"Aaahhh boo…Oong ahhh.. ."

"Beneran Ti… gila meki kamu tebel banget Ti, enak banget di ewenya…"

Seeerrrr ….

Dibawah kucuran shower sekali lagi Evan dan Titi melepas kenikmatan.

"Ti aku keluarin ya."

"Iya Vaaan eeeh… euuhmm…"

Evan makin cepat memompa Titi sampai lahar hangat Evan tumpah di punggung Titi. "Aaahhhh puas banget aku ti… cuma aku Pengen banget rasanya keluar di dalem kamu cuma aku ga berani."

"Aaah evann… udah ah, mandi yuk, aku harus kerja Van, kamu juga ada kuliah kan?" Tanya Titi udah cape.

"Makasih ya Ti…" kata Evan lalu menyambar bibir Titi, "Ti kamu mau apa biar aku beliin."

"Kamu lagi nyogok aku?" Tanya Titi.

"Nggak, ini sebagai ucapan makasih. Ini jadi rahasia kita kan Ti?"

Titi keliatan sedih. "Iya, kamu tenang aja. Kamu sayang sama Mela kan?" 

"Iya Ti, aku masih baru sama Mela, tapi mamaku suka sama Mela jadi aku harus bertahan dulu sama Mela."

"Iya aku paham. Kamu tenang aja, ini cuma jadi cerita kita aja." Kata Titi.

"Makasih ti."

"Sama sama. Kan aku juga dibuat enak sama kamu."

"Iya, kamu luar biasa banget Ti, aku puas banget sama kamu." Kata Evan kembali nyium Titi.

"Vaaan… udah pagi loh."

"Tii… tapi aku beneran seneng banget bisa begini sama kamu. Aku ga tau kenapa rasanya puas banget…"

Titi tersenyum. "Van kamu harus sayang sama Mela. Aku janji ini jadi rahasia kita aja. Tapi kayaknya udah sampe sekarang aja Van." Kata Titi jelas Evan kecewa.

"Aku paham Ti… sorry aku malah berharap lebih." Ngeliat muka sedih Evan Titi jadi ga tega.

"Van, kamu bisa kok kesini kapanpun. Aku siap jadi temen dan partner sex kamu tapi main aman dan sehat ya. Soalnya aku ga main sama cowok lain selama 2 tahun ini, selama aku jomblo aku beneran ga pernah dan baru lagi sama kamu ini."

"Kamus erius Ti?" Muka Evan langsung sumringah. "Thankyou ti. Sebenarnya aku sama Mela belum ke tahap ini sih baru petting gitu aja, aku dulu pernah having sex pas SMA tapi belum lagi, udah lama banget dan akhirnya aku tertarik sama kamu pas hari kita ketemu."

"Hah? Kamu serius? Van, kamu jangan bikin aku gr deh." Kata Titi saling.

"Ga, aku beneran, kamu cakep meski pake kaos dan jeans, kamu keliatan cantik natural dan apa adanya tapi aku salah ternyata kamu pro banget di ranjang." Puji Evan bikin Titi malu.

"Pro apaan, aku cuma sering nonton aja di tempat kerja dan berharap bisa praktek sama cowok yang aku suka one day dan itu kamu Van…" kata Titi sambil mengalungkan tangan di leher Evan.

"Kamu suka sama aku?"

"Ya kamu ganteng, tajir, baik lagi, siapa sih yang ga suka. Dan lagi kamu jago mainnya, punya kamu kuat juga." Puji Titi sambil meremas kontol Evan.

"Kamu bisa aja ti. Ti mulai hari ini kita resmi jadi sex in partner ya?"

Titi mengangguk sambil membuka bibirnya.

Sekali lagi Evan menyambar bibir kenyal Titi, melumat penuh dahaga, kayaknya hari ini baik Titi atau Evan bakalan telat deh.