webnovel

BAB 2

Lelaki tampan dengan pakaian formal baru saja keluar dari bandara, ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari rekan yang akan menjemputnya.

"Brian!" Lelaki yang dipanggil Brian itu menoleh ke asal suara dan mendapati rekan yang dicarinya.

Brian Audison adalah pemilik dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan berbagai hal yang berhubungan dengan pariwisata, hotel dan resort. B.A Company. Brian juga merupakan pewaris tunggal dari kerajaan bisnis milik keluarganya, Audison Company.

Brian mendirikan B.A Company dengan modal yang ia kumpulkan sejak kecil. Tanpa campur tangan dari keluarganya, ia berhasil membangun kerajaan bisnisnya sendiri di usinya yang tergolong muda, 23 tahun.

"Kupikir kau tidak akan menjemputku, Luke." Brian berkata sinis, sedangkan yang di ajak bicara malah terkekeh.

"Ayolah, you know me," Ucap Luke sambil menggerlingkan matanya.

"Stop it. Kau membuatku jijik." Setelah mengatakan itu Brian berjalan menuju mobil yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri dengan Luke yang mengekor di belakangnya.

Mereka memasuki mobil dan segera mobil itu melesat meninggalkan bandara.

"Mengapa kau datang tiba-tiba? Apa sesuatu terjadi?" Luke memecah keheningan dengan pertanyaanya. Pasalnya, ia memang tidak mengerti mengapa rekan yang juga sahabatnya ini datang ke Indonesia secara tiba-tiba.

"Aku hanya ingin mengunjungi cabang perusahaan yang ada disini." Brian berkata datar tanpa mengalihkan pandangannya. Luke hanya mengangguk-angguk tanda mengerti meskipun terlihat tidak percaya.

Brian adalah orang yang hampir tidak pernah mengunjungi cabang-cabang perusahaannya, bahkan saat ada masalah pun ,  ia hanya akan memerintah kan David, apalagi cabang yang berada di luar negri. Tentu saja fakta itu membuatnya bingung saat tiba-tiba laki-laki itu berkata akan mengunjungi cabang perusahaannya.

°≈°

°  °

Adara berjalan melewati lobi sekolah dengan semua tatapan yang diberikan oleh siswa lainnya. Tatapan memuji, tatapan benci, tatapan heran, semua itu terlihat jelas dari raut wajah mereka. Adara tidak memusingkan orang-orang itu, ia tetap berjalan dengan tenang dengan gaya tomboynya.

Langkahnya terhenti saat hendak masuk ke dalam kelas, tatapan Adara menelusuri setiap sudut dikelasnya dan ia tak menemukan siapapun disana.

"Yang benar saja, kemana mereka semua. Apa mereka semua mati?" Adara memasuki ruang kelasnya dan duduk di bangku pojok belakang. Ia mengeluarkan ponsel dan memasang headset di telinganya kemudian meletakkan kepalanya di atas meja. Tak lama kemudian terdengar dengkuran halus Adara, ia telah tertidur.

2 jam sudah Adara tertidur dikelas. Adara mulai membuka mata dan menegakkan punggungnya.

Adara memicingkan matanya terheran mengapa tidak ada siswa disini. Adara mengambil tasnya dan mulai berjalan keluar dari kelas.

Kosong

Hanya kata itu yang ada dipikirannya. Adara sempat bertanya-tanya dalam hati -Ia hanya merasa heran- mengapa sekolah atau yang biasa ia sebut neraka ini kosong pada hari Selasa. Hellow, ini hari Selasa bukannya weekend.

"Lho. Kok non Adara disini?" Pak Iis bertanya saat melihat Adara berjalan melewati taman.

Adara membalikkan badannya menghadap pak Iis. "Semuanya pada kemana pak?"

"Lho. Emangnya non gak tau? Sekarangkan semua siswa sedang liburan ke Pulau Bali."

"Bali?"

"Iya Non."

"Sialan"

Adara langsung pergi dari tempat itu dan mencoba menghubungi seseorang. Adara mengumpat tak kala yang ditelponnya tidak menjawab.

"Halo?" Sapa orang diseberang.

"WOY SETAN. LO KOK GA BILANG KALAU MAU PADA LIBURAN KE BALI!?" Teriak Adara kencang.

"Aduduh Princess. Selow oi selow. Kuping gue bisa budeg kalo Lo teriakin." Protes orang ditelepon.