webnovel

Prolog : 2 perjuangan

Chapter 1 : Titik pertama dalam hidup

 

   Perlahan ku buka kelopak mataku , walau terlihat samar - samar tapi aku melihat atap tenda kain dan disekelilingku hanyalah alat - alat camp serta beberapa alat medis dan  sepiring apel yang terletak diatas meja sebelah kananku . Perlahan aku bangun walau terasa sakit , tapi aku memaksakan untuk memastikan aku dimana serta apa yang terjadi . Keheningan di dalam ruangan ini membuatku merinding seakan - akan apa yang telah kulalui tidak pernah terjadi . aku duduk diatas tempatku tertidur sambil membaca situai yang terjadi . beberapa saat kemudian pria besar masuk kedalam ruanganku sambil membawa sebaskom air hangat dan pakaian bersih untuk ku kenakan . " hai nak akhirnya kau sadar juga " ucapnya sambil menyimpan baskom itu keatas meja . aku mengacuhkan perkataannya dengan menatap kosong kearah depan . pria itupun lantas membuka pakaianku dan mengelapnya seluruh badanku  " nak akhirnya kau siuman juga , awalnya aku khawatir sebab hampir 2 minggu kau tak kunjung sadarkan diri . Aku tak tau apa yang kau alami hingga terjadi seperti ini . Aku ingin menyampaikan sesuatu yaitu syukurlah kau masih hidup didunia ini , dan teruslah hidup untuk hari esok " ucapnya sembari mengelap bagian belakang tubuhku . " Walaupun kau tersakiti dan terluka ingatlah sesuatu yang membuatmu harus bangkit , kau terlalu mudah untuk menyerah pada dunia ini "  lanjutnya . kata demi kata yang dia ucapkan dengan suara yang ngebas dan pelan itu entah mengapa tiba - tiba air mataku mengalir dengan derasnya . aku menangis seperti bayi yang baru lahir sembari mengingat kejadian kejadian yang telah kualami tempo hari itu . Dia tidak berusaha menenangkanku dan melanjutkan kegiatannya . " aahhh huhuhu kenapaaa… aku tak tau apa yang terjadi "  ucapku sambil berusaha mengelap air mata yang tak kunjung ku bendung ini . " Ayah.… ibu.… kenapaa ...?? kenapa hanya aku yang kau selamatkan , mengapa kau tidak ikut bersamaku ?? " entah kenapa air mataku kembali keluar dengan derasnya . " hai nak yang lalu biarlah berlalu , ada hikmah dan pelajaran yang dapat kau petik  , kau akan gila bila kau terlalu lama berlalut dalam rasa ketidak berdayaanmu " . ucapnya sambil mengusap kepalaku dengan lembutnya dari arahku membelakanginya . " KAU TAU APA !!?? MENGAPA KAU SEAKAN - AKAN BERADA DISANA DAN DENGAN GAMPANGNYA BERUCAP SEPERTI ITU ? JANGAN BERCANDA ATAS SEMUA UCAPAN BODOHMU ITU !!!   " teriakku hingga suaraku hampir hilang sembari ku memukul tangannya dan segera melepaskan tangan itu dari kepalaku . " justru karena aku tak mengetahuinya itu sebab nya aku menenangkanmu ,coba kau di posisiku yang tiba - tiba pria aneh datang ke tempatku berkemah dan menitipkan seorang anak kecil yang tak tau kapan dia sadar . aku sedikit mengetahui ilmu perobatan serta sihir penyembuhan jadi aku dapat sedikit demi sedikit menyembuhkanmu . Kau tau nak sihir penyembuhan tak mampu menyembuhkan sakit karena mental atau trauma yang ia lalui , dia hanya menyembuhkan luka bagian luarnya saja "  ucapnya dengan nada suara yang tinggi , akupun terdiam mendengarnya  . setelah perdebatan itu ia memakaikanku pakaian yang bersih dan mengupaskan apel yang ada di atas meja itu " makanlah" kemudian dia keluar dari ruangan tersebut .  keheningan yang panjangpun terjadi di siang hari itu .aku kembali berbaring dan mengingat tragedi malam itu walau samar tapi aku selalu membayangkan dan memikirkan pria berambut merah itu " kuharap apa yang dia ucapkan padaku dapat menepatinya "  . 

Sore hari itu , pria tersebut kembali masuk kedalam ruangan ini , dia mengambil beberapa alat masak dan 2 cangkir gelas untuk menyeduhkan sebuah teh hangat serta kursi untuk dua orang , dia membawa alat tersebut keluar dari ruangan . "Hai nak keluarlah dan hirup udara segar ini sembari aku membuatkan makan malam untuk kita " ucapnya dari luar tenda . Perlahan aku terbangun dari tempat tidur itu dengan badan yang terasa sakit disekujur tubuh dan menuju ke arah keluar yang hanya dibatasi oleh sebuah kain . Betapa terkejutnya aku saat berada diluar ternyata aku berada jauh di pegunungan dengan 2 kuda disekelilingku . hamparan tanah yang sangat luas dan angin yang begitu sejuknya menghantam seluruh tubuhku " dimana aku… ? " aku menutup mataku dan membuka mataku kembali seakan akan tak percaya akan keindahan ini . Langit yang memerah dengan sekeliling pegunungan menambah keelokan alamnya . suara kicauan burung dan aroma teh yang di rebus menambah sensasi ketenangannya . " akhirnya kau dapat keluar dari sangkarmu , duduklah aku akan membuatkanmu teh herbal " ucap pria tersebut sembari memberikanku kursi dari pohon yang telah dia tebang sebagai dudukan . Aku duduk dan melihat sekeliling penuh keheranan seberapa jauh aku dari tempatku , dan bagaimana caraku bisa sampai kesini . " kalau boleh tau siapa namanu dan darimana kau berasal nak ? "  tanya dia sambil menyeduhkan teh kecangkir yang ada di hadapanku . "Aku Razak , aku berasal dari sudiang dan entah mengapa aku bisa berada disini " jawabku dengan suara kecil seakan akan berbisik - bisik . " Sudiang yahhh , hhhmmm perjalanan dari sini kesana memakan waktu 9 bulan perjalanan berkuda , dan satu setengah tahun perjalanan untuk sampai disini , seakan - akan mustahil kau dapat sampai kesini . entah perjalanan apa yang telah kau lalui dengan mahluk itu , dia menggunakan pakaian serba hitam dan cuman sekilas dia berdiri di depan tendaku dan hilang seketika " . dia meminum teh tersebut lalu melanjutkan ceritanya " saat ku keluar dari tenda dia sudah tidak ada dan meninggalkanmu sendirian terbaring ditanah , aku menggendongmu masuk kedalam dan beberapa minggu kemudian akhirnya kau siuman . maaf paman belum memperkenalkan diri namaku adalah Rifqi yang berasal dari kerajaan Pepabri , sebuah wilayah dimana pasar perindustrian yang sangat besar disana , dan tempat kita sekarang adalah berada di gunung Bawakang atau disingkat BK dengan perjalan dari sini ketempatku adalah 2 bulan perjalanan berkuda " . aku menyimak perkataan dan informasi yang dia katakan walau aku tak tau maksud yang dia ucapkan tapi aku yakin aku sangat jauh dari tempatku tinggal . " hai nak kalau boleh tau mengapa kau bisa terluka dan sampai kesini apakah kau mengingatnya ? " tanya dia untuk mencairkan suasana yang canggung ini . Aku menjelaskan semua yang kulalui serta kehidupanku didesa hingga penyerangan yang terjadi . Sore itu terasa seperti sangat cepat berlalu dan hari pun menjadi gelap .  Aku berada di pegunungan ini selama 3 bulan lamanya , membantu paman mengambil beberapa tanaman herbal yang dapat laku dijual di wilayahnya dan melatih beberapa kemampuanku dan lukaku sembuh secara perlahan .Walau aku tak tau bagaimana aku mendapatkan luka ini , luka seperti sayatan terkena pedang yang membekas selamanya di belakang tubuhku, tapi rasa sakitnya perlahan hilang . Paman juga membantuku berlatih berpedang sebab sihir yang dia miliki berlawan dengan sihir yang kupunya , dia memiliki sihir elemen api serta sihir penyembuhan yang menggunakan api biru sebagai teknik penyembuhannya yang disebut api phoenix . persentase sihir api yang dia miliki adalah 95% jadi sangat berlawanan dengan diriku . Hingga akhirnya kurang lebih dari aku siuman adalah waktu selama 3 bulan aku dapat mempelajari ilmu berpedang Pepab yang terkenal akan kelincahannya membuatku merasa sedikit lebih kuat . kekuatan sihirku masih sama seperti dulu tak ada yang berubah , sebelum aku berangkat meninggalkan gunung BK aku meminta Paman untuk sparing denganku dengan serius . Paman itu menatapku dengan tatapan yang tajam saat aku mengajaknya dan dia mengiyakannya setelah membereskan perlengkapan kemah ini untuk perjalanan besok . Aku berpikir mungkin dia merasa di rendahkan karena anak umur 8 tahun tiba tiba mengajaknya sparing berpedang , tapi waktu tidak bisa menungguku untuk terus seperti ini aku harus mengetes sejauh mana kemampuanku . 

Malam itu suasana sedikit mencekam , entah mengapa angin yang kurasa sedikit lebih hangat dimalam itu . Dia memberikanku sebuah pedang kayu sebagai alat pelatihan ini dan saking berdapan 1 lawan 1 . "sial aku berkeringat banyak sekali " ucapku dalam hati . "ayo kita mulai " ucap paman Rifqi kepadaku seraya melancarkan serangan berpedangnya tepat kearah leherku , aku menepis pedang itu dengan sihir penguatan . Paman kaget karena kekuatan pertahananku hampir setara dengan pria dewasa sembari melancarkan serangan berikutnya dengan mengayunkan pedang mengarah ketubuhku secara bertubi - tubi , aku hanya menangkis beberapa serangannya dan merasa tanganku seperti dihantam sebuah batu yang besar secara terus - menerus . Jika kami beradu pedang secara terus menerus aku merasa tak ada peluang untuk diriku menang melawannya , tepat saat dia kembali mengincar bagian leherku aku menghindar dengan kali ini meluncur kearah tanah dan menggenggam pasir diarah bawah dan melemparkannya kearah matanya , aku berpikir mengincar titik butanya akan memudahkan ku melawannya . pasir itu terkena pas di matanya yang menghalau pandangannya dan ku memukul kakinya dengan pedang kayuku . tepat saat dia kena dia melompat menjauh dariku dan mengobati matanya dengan teknik penyembuhan . " ah sial teknik penyembuhan memang merepotkan " ucapku dalam hati dengan tetap memasang kuda - kuda mengantisipasi serangan mendadaknya . Tiba - tiba hawa sekitarku menjadi terasa hangat dan panas , akupun merasa aneh dengan keadaan ini . " haha bocah kau sedikit cerdik tapi tak cukup mengalahkanku" ucapnya sembari maju dan menghunuskan padangnya kepadaku secara bertubi tubi , aku sedikit heran mengapa gerakannya sedikit melamban ternyata dia mendorongku masuk ke jebakannya tiba - tiba bola api besar muncul dari atas langit dengan tatapannya yang ganas dia berteriak " MATILAH !!! " . aku kaget mendengar ucapan dan kekuatan ini yang pantas sedari awal merasakan hawa panas ini . bola api sebesar ini akan menghancurkan tempat ini dalam beberapa detik lagi " woi paman kau sudah gila yah " tak ada waktu banyak untuk berdebat dengannya akupun melancarkan sihir terkuatku " ˈSHīniNG " seketika kututup mataku dan yang nampak disekitarku hanyalah cahaya terang , lebih terang dari bola api itu sendiri dengan beberapa detik aku mengarahkan pedang dan berusaha secepat dan sekuat mungkin menerjang perut paman Riziq , dan beberapa detik sebelum api itu menghantam tanah bola api itu lenyap seketika bersamaan dengan pedangku yang terbang keatas akibat di tangkis oleh paman Riziq dengan kerasnya (pedangku dengan mudah terbang akibat aku sudah kehilangan 79% mana dalam diriku ) , ia melanjutkan dengan menendangku hingga aku terlempar dan terjatuh , ah rasanya aku hampir muntah merasakan tendangan itu . tak lama setelah aku terjatuh aku berusaha bangkit dan mengambil pedangku yang terjatuh tak jauh dariku tapi dihadapanku tiba - tiba ujung pedang kayu paman berada tepat depan mukaku yang menandakan latihan ini selesai . " hahaha latihan yang sangat seru nak kau sudah berjuang sejauh ini , aku sengaja menghilangkan api tersebut karena aku menarik mantraku sendiri dan mengarahkannya kembali keatas dan meledakkannya diudara . yah aku kaget kau mengeluarkan sihir cahaya itu dan tiba - tiba kekuatan fisikmu jauh berkurang dan kembali seperti anak seusiamu . tapi lebih dari itu kau sudah sangat kuat di umurmu " ucapnya sembari berjalan mengambil pedangku yang terlempar. aku tak berdaya akan kekuatan dari si paman dan ia menghampiriku dan mengobatiku " jangan terburu - buru untuk menjadi kuat dan percayalah prosesnya nanti sehabis tiba ke desaku aku akan menyekolahkanmu disana untuk memoles kehebatanmu itu , ayolah bersihkan badanmu dan beristirahatlah perjalanan kita panjang kedepannya dan istirahat itu penting untuk tubuh " . ucapnya dan memasuki tempat kami beristirahat. Ah malam ini adalah malam yang sangat berharga bagiku .

 Bersambung ...

Chapter selanjutnya : perjalanan