webnovel

Dunia Keabadian

Sebuah dunia yang dipenuhi dengan bahaya, ini adalah dunia yang ku tinggali. Dunia dimana manusia yang memiliki kekuatan magis disebut sebagai "Kultivator," Dunia yang sempurna namun berbahaya, dunia yang dipenuhi dengan keindahan dan kemalangan, kehancuran dan kehampaan. Beberapa indah, beberapa lainnya tidak... Xin Meng, seorang anak yang mempunyai paras yang tampan dengan kecerdasan yang tinggi. Dia sangat tertarik dengan keabadian, dan setelah membaca buku-buku cerita yang menceritakan para kultivator di luar sana, dirinya memutuskan untuk memulai perjalanannya mencapai keabadian. "Saya, Xin Meng. Di masa depan nanti, saya pastikan saya akan mencapai keabadian!"

Akumah_Pemula · Eastern
Not enough ratings
2 Chs

Apakah Ini Sebuah Takdir?

Saat ini, hari sudah pagi. Matahari mulai terbit dan perlahan-lahan awan berwarna biru mulai menghilang digantikan oleh awan berwarna putih. Angin sepoi-sepoi bertiup dengan tenang, dan jatuh ke seorang lelaki yang sedang berjalan di dalam Hutan.

Lelaki itu adalah Xin Meng, yang mana saat ini dirinya terlihat kelelahan. Xin Meng menghela nafas. "Ini benar-benar membuatku lelah, tapi aku harus bisa menahan rasa lelah ini agar bisa pergi ke sekte yang berada di dekat Kota Caiyu."

Saat ini, ia sedang berada di dalam hutan yang cukup luas. Hutan ini bernama Hutan Wushu, karena sedari dulu, hutan ini selalu menjadi tempat perburuan para kultivator yang masih dalam tahap pembelajaran. Hutan ini juga dijadikan tempat perburuan atau penangkapan hewan atau monster untuk dijadikan tunggangan ataupun peliharaan.

Hutan Wushu juga terletak di dekat Sungai Jiao Yi, hutan ini juga sering dijadikan tempat latihan bagi para murid dari sekte-sekte di luar sana. Itu karena hutan ini mempunyai banyak jalur pelarian dan juga jalur persembunyian. Maka dari itu, sekte-sekte di luar sana memanfaatkan jalur-jalur ini untuk melatih murid-murid yang ada di sektenya agar bisa mempelajari teknik footwork.

Hutan Wushu juga mempunyai tingkat resiko kematian yang lumayan tinggi, yaitu 70%. Karena di hutan ini, sering terjadi perkelahian atau pembunuhan yang terjadi diantara beberapa sekte, entah itu sekte yang ada di jalan kebaikan, ataupun jalan kejahatan.

Di pagi hari yang cerah dan menyegarkan ini, Xin Meng pergi berjalan menuju sungai kecil. Dia pergi ke sungai kecil itu karena ingin membersihkan badannya yang sudah kotor dan berkeringat, ia juga ingin berlatih sebentar di sungai kecil itu.

***

Xin Meng menghela nafas dalam-dalam. "Akhirnya, aku sampai ke sungai kecil ini. Ini benar-benar melelahkan, tapi ini sepadan! Mungkin saja aku dapat menemukan sebuah harta yang mengalir di sungai yang deras ini!"

Dia benar-benar berharap. Tapi tidak ada yang tahu, apakah itu mungkin atau tidak.

Segera, Xin Meng mencuci wajahnya. "Puah!!" serunya dengan senyuman senang. Ia juga melepaskan pakiannya dan menaruhnya di sebuah batu besar, dan ia kemudian berendam di sungai itu.

Tanpa disadari, dari kejauhan di atas langit yang biru dan cerah. Nampak seorang gadis yang terbang menggunakan pedangnya, dan juga dibelakang gadis itu ada beberapa gadis yang sepertinya mengawalnya.

Gadis itu berpakaian rapi, dengan rambut panjang berwarna hitam. Dan pupil mata berwarna kuning cerah, serta wajah yang cukup cantik dan berdada sedang.

"Cih," dia meludah. "Para bajingan brengsek itu, beraninya dia membuli seorang gadis kecil yang masih dalam ranah awal. Jika sekte tidak menerapkan aturan untuk "Tidak membunuh," maka aku pasti sudah menghabisi bajingan itu dan membuatnya tidak bisa berkultivasi lagi." gerutu si gadis dengan wajah penuh kekesalan.

Saat dia sedang asik mengoceh dengan kesal, ia tidak sengaja melirik ke bawah. Dan melihat Xin Meng yang sedang berendam di sungai dengan tenang, ia benar-benar tercengang.

'Seorang manusia' pikirnya sambil melirik kebawah dengan tatapan terkejut. Pipinya seketika langsung memerah, karena ia belum pernah melihat seseorang berendam di sungai di dalam hutan yang memiliki rasio kematian yang lumayan tinggi.

Saat ia sedang asik meliriknya, beberapa gadis dibelakang yang melihatnya seketika ikut melihat apa yang kakak senior mereka lihat. Itu membuat mereka terkejut dan membuat mereka berpikir. Apa yang sebenarnya kakak senior lihat? Sampai-sampai pipinya merah? Apakah jangan-jangan kakak senior telah mempunyai seseorang yang ia suka dalam hatinya?

Itulah yang ada di dalam pikiran mereka, dan sontak para gadis-gadis itu berteriak kencang. "Kyaaah!! Kakak senior akhirnya jatuh cinta!!"

Hal itu membuat gadis yang disebut kakak senior itu tambah kebingungan. Dan dengan cepat menambah kecepatan terbang pedangnya, ia lalu melaju seperti cahaya.

Xin Meng yang mendengar teriakan itu langsung membuka matanya lebar-lebar dan melihat ke atas langit, tapi saat ia melihat ke atas langit, tidak ada apa-apa disana. Hanya ada awan putih, langit yang biru, serta matahari yang menyinari bumi.

Xin Meng menghela nafas. "Apakah aku salah dengar...? Itu mungkin saja..." dia lalu lanjut berendam dan menutup matanya.

Setelah selesai berendam, Xin Meng kemudian memakai pakaiannya dan menghela nafas. "Sekarang, aku harus berlatih. Karena aku tidak mempunyai pedang yang tajam, aku akan mengandalkan ranting kayu ini untuk jadi alat latihanku."

Xin Meng lalu mengambil sebuah ranting kayu yang cukup panjang, lalu mengayunkannya. Ia merasakan sensasi yang menyenangkan, sama seperti saat ia berlatih di desa-nya.

Dan, pagi hari itu terlewati dengan sangat cepat. Sekarang, hari sudah mulai menjelang malam, dan terlihat Xin Meng yang masih berlatih.

"998..." dia mengayunkan sebuah ranting kayu. "999..." pergelangan tangannya gemetaran, begitu juga dengan kakinya yang sepertinya sudah tidak lagi sanggup berdiri tegak. "1.000..." dan, akhirnya, ia berhasil menyelesaikan latihannya.

"Huft... Huft... Huft..." dia menghembuskan nafas berkali-kali. Dia benar-benar kelelahan, tubuhnya berkeringat, matanya dipenuhi dengan tatapan kosong, lengan dan kakinya sama-sama gemetaran.

"Aku tidak tahu, apakah ayunanku itu memang benar-benar sama seperti yang digambarkan oleh buku "Teknik Pedang Iblis," yang mana teknik itu hanya berisikan 1 bab." ucapnya sambil mengerutkan keningnya.

Xin Meng, yang sudah kelelahan itu. Mencoba untuk berjalan-jalan demi menenangkan pikirannya, walaupun tubuhnya benar-benar kelelahan.

"Aku benar-benar lelah setelah latihan, tapi aku ingin berjalan-jalan. Sepertinya, aku akan berjalan-jalan malam ini!" ucapnya sambil tersenyum.

Dengan cepat, Xin Meng bangun dan berjalan pergi.

Di bawah Bulan yang terang benderang, terlihat seorang gadis berapakian rapi yang sebelumnya melirik Xin Meng, dan juga di dekatnya terlihat beberapa gadis yang sebelumnya berpikir kalau kakak seniornya sedang memikirkan orang yang ia suka.

Salah seorang gadis yang bernama Yiu Ming, bertanya kepada kakak seniornya. "Kakak senior, apakah kamu sedang memikirkan pria itu? Hihihi..."

Salah seorang gadis yang ada di samping Yiu Meng, yang bernama Xiu Lan, ikut bertanya. "Itu sudah pasti, kakak senior kita sedang memikirkan pria itu, benarkan' kakak senior?"

Yang lain hanya tertawa mendengar mereka berdua bertanya kepada kakak senior mereka, yang bernama Bai Yongning, yang saat ini pikirannya sedang kacau.

Bai Yongning yang mendengar mereka bertanya hal-hal yang tidak ia inginkan, tambah membuat pikirannya kacau, dan menjadi marah.

"Kalian berdua, jika kalian terus berkata seperti itu, aku akan menghukum kalian... Apa kalian mengerti?" ucapnya dengan niat membunuh.

Hal itu membuat para gadis yang sebelumnya tertawa dan mengejeknya menjadi diam. Mereka langsung menjawabnya dengan keras. "Ka-Kami mengerti, kakak senior!"

Dari balik pohon, terdengar bunyi suara langkah kaki, dan mereka semua langsung bersiap.

Tap.

Saat mereka melihatnya, mereka benar-benar terkejut dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat...

"Eh...?" Xin Meng terkejut.

Dan juga, ini adalah hal yang bahkan tak pernah diharapkan oleh Xin Meng...

Apakah ini sebuah takdir?

Tidak ada yang tahu, dan hanya bisa menunggu.