webnovel

DISCOVERY OF LOVE (SHORT STORY)

KUMPULAN CERITA-CERITA PENDEK RATE : 16+ Tersedia versi PDFnya. Berminat? Bisa wa ke no 087835282243

Hanyeoreum_30 · Urban
Not enough ratings
2 Chs

My Little Wife 01 (Ready PDF)

"Hiks..."

Terdengar suara isakan seorang wanita. Pria yang rambutnya sudah mulai berubah warna tampak terganggu dengan suara tangisan itu. Matanya mengerjap mencari keberadaan suara yang mengganggu tidur nyenyaknya.

Keduanya matanya membelalak, melihat seorang gadis terduduk di atas ranjangnya dengan tubuh polos yang sengaja di tutupinya dengan bed cover.

Gadis itu memeluk kakinya dan menatapnya dengan takut. "A... Aletta..." ucap Damar. Tangannya mencoba menyentuh gadis cilik yang baru empat bulan bekerja sebagai pembantu di rumahnya.

"Pergi!! Jangan sakiti Letta lagi!" teriak Aletta histeris. Gadis itu bahkan terjatuh dari ranjang saking ketakutan kembali di sentuh oleh Damar.

Pria itu mengumpat kasar. Ia tidak bermaksud menyakiti gadis sepolos itu tapi berkat obat terkutuk itu ia tega menyakiti Aletta.

Damar segera mengenakan celana panjangnya dan perlahan mendekati Aletta yang menangis di sudut kamar.

"Letta, jangan takut. Saya tidak akan menyakiti kamu lagi," ucap Damar hati-hati. Ia perlahan mendekati Aletta. Ia tak ingin gadis itu kembali berteriak histeris karena di dekati olehnya.

"Bohong!! Bapak jahat! Bapak sakiti Letta," ucapnya sambil menangis.

"Saya tahu dan saya minta maaf akan hal itu. Sungguh itu semua diluar kuasa saya, Letta. Mungkin kata maaf tidak pantas untuk saya ucapkan mengingat apa yang sudah saya lakukan kepada kamu, tapi saya benar-benar minta maaf, Letta."

Aletta melihat pria paruh baya yang berstatus majikannya itu membungkukkan badannya berkali-kali. Ucapan maaf pun terus di lontarkan untuknya.

"Kalau boleh saya akan bantu kamu pergi ke kamar mandi. Saya yakin kamu akan sangat kesakitan dan tidak nyaman jika memaksakan diri untuk berdiri dan berjalan. Bolehkah, Aletta?" ucap Damar sembari mengulurkan tangan ke arah Aletta.

Gadis itu semakin mengeratkan selimutnya. Ia terdiam mempertimbangkan ucapan Damar. Memang benar apa yang di katakan oleh majikannya itu. Jangankn untuk berdiri dan berjalan, menggerakkan kakinya sedikit saja ada rasa nyeri yang hebat dari bibir bawahnya yang semalam di obrak-abrik oleh sang majikan.

Rasa nyeri itu masih terasa hingga sekarang. Tapi ia ragu untuk menerima pertolongan Damar. Letta sangat takut jika Damar kembali mengulang kegiatan panas itu mengingat kini dirinya tak bisa berkutik.

Kepalanya menggeleng berkali-kali. Tubuhnya bergetar hebat. Meski rasa nyeri itu kembali menyerang, Aletta memilih bergerak menjauhi Damar.

Air matanya kembali membasahi wajah cantiknya. Bahkan ia sengaja menggigit bibir bawahnya untuk mencegah teriakannya keluar.

"Tolong, jangan buat saya menjadi pria brengsek yang sudah memperkosa seorang gadis kecil. Saya janji tidak akan menyakiti kamu, Letta. Setidaknya biarkan saya membawa kamu ke kamar mandi. Hanya itu," ucap Damar terlihat frustasi.

"Takut... Ibu," cicit Aletta. Ia menyembunyikan kepalanya di balik selimut. Damar harus sedikit bersabar menanggapi tingkah Aletta. Maklum lah wanita mana yang tidak kesakitan setelah kehilangan mahkota berharganya, termasuk Aletta.

Ia hanya seorang gadis yang terjebak dalam pusaran gairah sang majikan. Seorang gadis polos yang tidak tahu bagaimana cara bercinta. Jangankan bercinta mungkin berciuman dengan seorang pria pun tidak pernah.

"Saya bersumpah. Saya tidak akan menyakiti kamu, Letta. Kamu bisa pegang janji saya."

Aletta mengangkat wajahnya dan menatap Damar yang juga tengah menatapnya. Terlihat kesungguhan di dalam sorot mata Damar. Perlahan Aletta pun menganggukkan kepalanya.

Damar menghembuskan nafas leganya. Sebelum menggendong tubuh Aletta, Damar kembali meminta persetujuan gadis itu, barulah ia memindahkan Aletta ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

***

Malam itu...

Damar dan beberapa rekan kerjanya baru saja keluar dari sebuah restoran jepang setelah seharian rapat dengan para direksi perusahaan.

Ia mampir sebentar untuk makan malam dan langsung kembali ke rumah. Kepalanya berdenyut hebat. Ia sempat menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Damar teringat kalau Dion rekan kerjanya memberinya sebuah obat sakit kepala untuknya. Tadinya Damar tidak ingin meminumnya di jalan karena khawatir akan mengantuk saat mengemudi. Tapi ia terpaksa menelan pil putih itu karena nyeri kepalanya tak kunjung berkurang.

Damar pun segera melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Kurang lebih tiga puluh menit perjalanan, Damar merasakan tubuhnya terasa panas dan gairahnya terbakar.

Bulir bulir keringat keluar dari pori-pori tubuhnya. Damar mengumpat berkali-kali karena tertipu oleh ucapan Dion. Damar baru menyadari kalau obat yang masuk ke tubuhnya bukanlah obat pengurang sakit kepala, melainkan obat perangsang.

Sialnya lagi ia benar-benar sangat terangsang dan butuh sesegera mungkin melepaskan gairahnya. "Sialan kau, Dion!!" umpat Damar yang segera tancap gas menuju rumah.

Ia harus mandi air dingin untuk meredam gairahnya yang sudah berada di ubun-ubun. Damar pria dewasa yang sudah menjadi duda hampir tujuh tahun lamanya karena ditinggal mati sang istri tercinta.

Ketiga putra putrinya sudah menikah dan menjalani rumah tangganya masing-masing. Damar tinggal seorang diri di rumah mewah dan baru mendapat seorang pembantu yang usianya masih sangat muda, 20 tahun yang kini tinggal dan menemaninya dirumah.

Setibanya di rumah, Damar langsung berlari masuk tapi sayang pintu rumah di kunci. Ia pun menggedor pintu dengan kencang untuk membangunkan Aletta yang mungkin sudah tertidur dengan lelap.

"Aletta! Buka pintunya!!" Teriak Damar sambil terus menggedor pintu rumahnya.

Aletta terbangun dan menggosok matanya. Dengan sempoyongan dan setengah sadar, Aletta berjalan menuju pintu rumah dan membuka pintu. Aletta tidak menyadari kondisi pakaiannya malam itu.

Gadis kecil itu tidur mengenakan tanktop putih dan celana pendek sepaha. Setiap malam sebelum tidur Aletta selalu melepas bra untuk menjaga kesehatan payudaranya, dan itulah yang semakin memancing gairah liar Damar semakin tidak terkontrol.

Dua pucuk gunung kembarnya tercetak jelas dari tanktop yang melekat di tubuhnya. Tanpa basa basi lagi, Damar segera melumat bibir Aletta dan menggendong gadis itu ke kamarnya.

Damar mengabaikan rontaan dan teriakan Aletta yang memintanya untuk berhenti. Sulit baginya untuk mengentikan kegiatannya sebelum terpuaskan.

"Aaarrgghh... Letta..." teriak Damar menikmati puncak kepuasannya.

Damar menekan miliknya sangat dalam dan menyebarkan benih di rahim Aletta sangat banyak. Lelehan cairannya yang tidak tertampung meleber keluar di sela-sela penyatuan mereka.

Cairan putih bercampur cairan darah kental milik Aletta menjadi saksi betapa ganasnya Damar malam itu. Tak hanya sekali Damar menyentuh Aletta, malam itu ia beberapa kali menyentuh gadis itu hingga ia sendiri terlelap dan nyeri kepalanya hilang tak berbekas.

***

Saya akan pergi keluar kota selama beberapa hari. Kamu istirahat dulu, dan sekali lagi saya minta maaf atas apa yang sudah saya lakukan sama kamu.

Saya akan bertanggung jawab jika suatu hari nanti terjadi sesuatu kepada kamu, karena saya sangat yakin membuangnya di dalam rahim mi semalam.

Saya juga sudah menyiapkan sarapan untuk kamu. Tolong di habiskan.

- Damar Adiputra -

Aletta menatap memo yang menempel di pintu kulkas. Sehabis membersihkan tubuhnya dengan susah payah, Aletta pun keluar dari kamar sang majikan menuju dapur karena perutnya keroncongan.

Saat akan membuka pintu kulkas, Aletta menemukan sticky note dari Damar. Pria itu juga membuatkannya sarapan. Tanpa pikir panjang, Aletta pun segera menyantap nasi goreng buatan Damar karena perutnya benar-benar sudah kelaparan.

Efek diperkosa oleh Damar semalam, membuat tenaganya benar-benar hilang. Sepiring nasi goreng+telor dadar serta segelas susu sudah berpindah ke dalam perutnya.

Aletta merasa hidupnya kembali lagi setelah menyantap sarapannya. Aletta terdiam. Ia jadi teringat memo dari Damar yang mengatakan akan bertanggung jawab jika suatu hari terjadi sesuatu kepadanya.

"Ngga. Aku ngga mungkin hamil anaknya Bapak kan. Lagi pula mana bisa langsung hamil hanya sekali berhubungan intim. Semoga ngga jadi ya, Tuhan," ucap Aletta ketakutan.

Ia pun segera membereskan bekas sarapannya dan mulai membereskan rumah. Sudah terlalu siang untuknya membersihkan rumah milik Damar.

Jika anak-anaknya Damar tahu, bisa mati dia terkena omelan anaknya Damar, mungkin bisa jadi dirinya di pecat dari sini. Bagaimana pun juga dirinya harus tetap bekerja disini untuk menghidupi keluarganya di kampung.

"Jangan mengkhawatirkan apa yang belum terjadi, Letta. Ayo semangat cari duit biar Ibu, Bapak ngga kesusahan," seru Aletta untuk dirinya sendiri.

Dengan sesekali mengerenyit, Aletta pun perlahan mulai membersihkan rumah mewah itu sendirian.