webnovel

DISCOVERY OF LOVE (SHORT STORY)

KUMPULAN CERITA-CERITA PENDEK RATE : 16+ Tersedia versi PDFnya. Berminat? Bisa wa ke no 087835282243

Hanyeoreum_30 · Urban
Not enough ratings
2 Chs

My Little Wife 02

Sepuluh hari sudah Damar Adiputra tinggal di sebuah apartemen yang letaknya tidak jauh dari perusahaannya berada. Mengapa Damar malah menyewa apartemen padahal dirinya memiliki hunian sendiri?

Ya.

Damar melarikan diri.

Damar sengaja menjauhkan dirinya dari Aletta, terlebih lagi ia tak berani menampakkan wajahnya di hadapan gadis yang ia perkosa minggu lalu. Damar hanya memantau gadis itu melalui kamera cctv yang memang terpasang disetiap sudut rumah.

Seperti biasa, tidak ada hal istimewa yang dilakukan oleh gadis itu selain membersihkan seisi rumah. Seharusnya Aletta tidak perlu repot-repot membersihkan rumahnya. Lagi pula hanya dirinya saja yang tinggal dirumah itu seorang diri, dan juga dua orang satpam yang 24 jam menjaga kediamannya. Itupun tempat istirahat mereka terpisah.

Karena sibuk dengan pekerjaan rumahnya, Aletta pun terlihat jarang berinteraksi dengan satpam rumahnya dan itu membuat Damar tenang. Bagaimana pun juga satpam rumahnya adalah lelaki normal.

Melihat ada gadis bening dirumah sendirian bisa saja mereka melakukan hal aneh selama ia tidak di rumah, pikir Damar.

Namun justru ia lah yang saat ini sedang berkecamuk dengan kewarasannya. Mata Damar seakan terpaku dengan tubuh mungil yang terlihat mondar-mandir di rumahnya dari layar Ipad miliknya.

Siapa lagi kalau bukan Aletta.

Gadis itu rupanya masih berkeliaran malam-malam hanya dengan menggunakan tanktop dan celana tidur pendek, memperlihatkan betapa sempurnanya tubuhnya.

Damar mengeratkan kepalan tangannya. Bayangan malam panas yang ia habisakan bersama Aletta kembali memenuhi kepalanya. Damar merasakan celananya begitu sesak dan nyeri.

Adik kesayangannya yang selama ini tidur dengan tenang, mulai menggeliat. Siap menerkam kembali gua lembab nan sempit itu. "Sialan!!"

Damar segera menutup Ipadnya dan masuk ke kamar mandi. Ia segera menyalakan shower untuk meredam gairahnya sendiri. Hanya melihat tubuh Aletta dari layar Ipad saja sudah membuatnya tidak kuat menahan diri, bagaimana bisa ia bertemu Aletta setiap hari jika sebagian dirinya menginginkan Aletta mengerang meneriakkan namanya diatas ranjang.

Itulah sebabnya Damar memilih menyewa sebuah apartemen, menjauhkan dirinya dari keinginannya untuk terus menyentuh Aletta. "Aargh... Aletta," erang Damar setelah menuntaskan gejolak yang tidak bisa ia tahan lagi.

Damar menatap cairan putih yang baru saja dikeluarkan. Pria itu segera membersihkan tubuhnya dan tertidur dengan lelap setelah lelah bermain solo sambil membayangkan tubuh molek Aletta.

***

"Eh Mba Dara dan Mas Edwin," sapa Aletta saat membuka pintu rumah. Dara tersenyum melihatnya.

Dara Syabila putri sulung Damar dan suaminya Edwin Purwanto datang ke rumah. Aletta mempersilahkan Dara dan Edwin masuk ke dalam rumah dan kembali menutup pintu.

"Papa kemana? Sepi banget ini rumah," tanya Dara yang sudah duduk di sofa ruang keluarga. Tangannya langsung memencet remot tv. Edwin sang suami pun duduk di samping Dara.

"Bapak sedang dinas luar kota, Mba. Begitu yang saya dapat dari memo yang di tinggalkan Bapak," ucap Aletta.

"Hm... Tumben banget Papa dines luarnya lama. Btw sejak kapan Papa perginya?"

"Kurang lebih sudah sepuluh hari, Mba."

"Jadi, kamu sendirian dirumah selama ini?" tanya Dara. Aletta mengangguk. "Kenapa kamu ngga telepon aku sih? Aku kan bisa temenin kamu disini."

"Ah... gpp Mba. Lagian kan disini saya ngga bener-bener sendiri. Ada Mang Jupri dan Mang Syarif yang berjaga di luar, jadi saya tenang."

"Justru itu yang bikin ngga tenang, kamu gimana sih. Papa lagi ngga ada di rumah. Gimana kalo nanti kamu di perkosa sama dua orang satpam itu?!" ucap Dara tanpa sadar menyentil Aletta.

Justru Papanya Mbak yang sudah memperkosa saya, ucap Aletta dalam hati.

"Maaf Mba."

Aletta hanya terdiam dan menundukkan kepalanya. Edwin yang sedari tadi berdiam diri, mulai angkat bicara. "Sudah dong, yank. Kok kamu malah marahin Aletta. Kita kesini mau menjenguk Papa, bukan mau marahin Aletta," ucap Edwin kepada Dara.

"Letta tolong buatkan kami minuman ya. Haus nih," ucap Edwin sambil meraba tenggorokannya.

Aletta menepuk jidatnya. Ia sampai lupa menyiapkan minuman untuk anak dan menantu majikannya. "Ya Tuhan! Aduh maaf Pak Edwin. Aletta lupa menyiapkan minum. Tolong tunggu sebentar ya."

Gadis itu secepat kilat berlari ke dapur. Tangannya bergerak lincah membuatkan dua gelas sirup M****n dingin untuk anak dan menantu keluarga Adiputra. Tak lama Aletta pun kembali dengan dua gelas sirup rasa mangga dan beberapa cemilan.

"Maaf sudah menunggu lama, Pak Edwin dan Mba Dara, silakan dicicip. Letta pamit lagi ke belakang. Kalau butuh sesuatu, panggil Letta ya," ucap Aletta.

Edwin mengacungkan jempolnya dan Dara tersenyum. Aletta pun pergi meninggalkan ruang tv dan kembali berkutat dengan setrikaan yang menggunung.

***

"Pak... Damar," ucap Aletta terkejut melihat Damar berada dirumahnya.

Aletta terbangun di tengah malam karena haus. Ia pun keluar dari kamarnya dan pergi ke dapur. Tapi disana ia di kejutkan dengan sosok Damar yang sudah sepuluh hari lebih pergi meninggalkan rumah.

Tak hanya Aletta yang terkejut, Damar pun terkejut melihat Aletta yang masih berkeliaran tengah malam dengan baju tidurnya yang mengguncang kewarasannya saat ini.

"Kapan Bapak pulang?" ucap Aletta tanpa mengalihkan pandangan dari Damar. Damar menatapnya dengan tatapan penuh gairah.

Sengaja pulang ke rumah tepat tengah malam, bermaksud untuk menghindari pertemuannya dengan Aletta, ia justru malah bertemu dengan Aletta, si gadis yang membuatnya merana selama puluh hari ini.

"Kamu..." Damar menarik Aletta dan mengurungnya dengan kedua tangan. Aletta mencoba untuk kabur tapi Damar menguncinya dengan sangat intim.

Aletta bisa merasakan deru nafas Damar yang memburu menerpa kulit tubuhnya. "Pak Damar... lepaskan Aletta," cicit Aletta ketakutan. Air matanya nyaris tumpah membasahi wajah cantiknya.

Damar semakin mengeratkan pelukannya. Matanya terpejam menghirup aroma wangi tubuh Aletta, membuat kepalanya pusing dan adiknya dibawah sana memberontak ingin dilepaskan.

"Kamu sengaja, ya memakai pakaian tidur seperti ini?" bisik Damar tepat di telinga Aletta. Aletta menggelengkan kepalanya. "Kamu bohong. Kamu sengaja menggoda keimanan ku dengan tubuh indah mu ini, iya kan."

"Ngga Pak. Aletta ngga menggoda Bapak. Aletta... humphh.."

Damar sudah tak sanggup lagi. Ia segera melumat bibir manis itu dengan mesra. Aletta memberontak tapi percuma karena Damar tidak melepaskannya.

Perlahan Aletta pun menyerah dan mulai membalas ciuman Damar. Duda tiga orang anak itu menggeram kesal menikmati lumatan Aletta di bibirnya.

Damar membalikkan tubuh Aletta menghadapnya dan kembali melumat bibir manis itu. Ia juga mengalungkan kedua tangan Aletta di lehernya. Dalam sekejap Aletta sudah berada dalam gendongan Damar yang membawanya menuju lantai dua dimana kamarnya berada.

Di dalam kamar yang sama, Aletta dan Damar mengulang kisah cinta mereka yang panas dan bergelora. Tak ada lagi penolakan atau rintihan tangis dari Aletta, yang ada hanyalah teriakan Aletta yang menikmati setiap cumbuan dan hentakan Damar pada tubuhnya.

***

Keesokan harinya.

Setelah menikmati malam panjangnya yang panas dan bergelora, Damar yang kelelahan justru sama sekali tidak bisa tidur. Sedari tadi ia hanya tersenyum sembari menatap gadis muda yang terlelap dalam dekapannya.

Aletta Indriani.

Seorang gadis yang awalnya bekerja sebagai pembantu di rumahnya menggantikan Mbok Darmi yang pensiun setelah bekerja puluhan tahun di rumahnya, justru berubah menjadi wanita yang membuat gairahnya meronta-ronta.

Semalam Damar mengecap Aletta sebagai 'kekasihnya'. Aletta terlelap di atas ranjangnya setelah semalam tanpa perlawanan mengarungi indahnya malam berdua dengannya.

Usia Aletta mungkin masih sangat muda. Sangat cocok menjadi anak bungsunya, tapi takdir berkata lain. Damar justru jatuh cinta kepada gadis yang baru saja menginjak usia 20 tahun, dua bulan lalu.

Masih ingat dalam benaknya rasa terkejutnya Aletta saat Damar mengatakan kalau dirinya mencintai Aletta. Damar tidak peduli dengan penolakan Aletta dan terus mencumbu tubuh indah Aletta semalaman.

"Jika ini saatnya aku kembali memikirkan pernikahan, aku mau kamu yang menjadi istriku, Aletta," bisik Damar sambil tersenyum manis.

Di kecupnya perlahan bibir Aletta yang terbuka. Damar tersenyum melihatnya. Tak lama Aletta terbangun dan terkesiap bertatapan langsung dengan wajah tampan Damar.

Ia lantas menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu. "Kenapa malu? Bukankah semalam kita sudah melihat dan merasakan tubuh masing-masing,hm," ucap Damar sambil membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Aletta.

"Pak Damar... "

"Mas Damar, Aletta."

"Tapi..."

"Tidak ada tapi tapian. Saya sudah bilang semalam kalau mulai hari ini adalah sepasang kekasih. Saya mau kamu memanggil saya dengan panggilan Mas. Mengerti?!"

Aletta mengangguk. "Good Aletta." Damar kembali memeluk tubuh polos Aletta dengan erat. "Mass..."

Aletta merasakan ada sesuatu yang terbangun dan membengkak di bawah sana. Tak hanya itu, Damar dengan sengaja mendusel di ceruk lehernya, tanpa sengaja desahannya keluat dari mulutnya.

Ia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. Damar tertawa, "kamu mendesah nikmat, sayang."

"Mas... minggir."

Aletta mendorong tubuh Damar yang tengah mentertawakannya. Sebuah tarikan membuat Aletta terduduk di pangkuan Damar. Kedua netra mereka saling beradu. Damar memeluk pinggang Aletta dengan posesif.

"Mas..."

Berawal dari ciuman mesra, Aleta dan Damar kembali mengulang malam panas mereka. Aletta menggerakkan tubuhnya naik turun dengan liar, membuat kepala Damar pusing tujuh keliling.

Ia nyaris kalah karena goyangan kekasihnya dan juga nyaris menyemburkan benihnya di waktu yang tidak tepat. Tapi untungnya Damar masih mampu menahan gairahnya itu.

Aletta terkulai lemas setelah mendapat klimaks pertama di pagi hari yang cerah. Damar mengecup dahinya dan membalikkan tubuhnya menungging. "Aaargh... Mas" erang Aletta merasai milik Damar yang kembali bersatu dengannya.

Damar bergerak cepat. Ia menggeram nikmat. Matanya terpejam dengan mulut terbuka. Lama tak bercinta membuatnya nyaris putus asa saat menjauhkan diri dari Aletta. Ia tak sanggup dan kini ia tak akan mundur lagi.

"Massashhh... aaahhh"

"Bersama sayanngggg...eugh!!"

Damar menekan miliknya untuk masuk semakin dalam dan menyemburkan benihnya di rahim Aletta. Damar mencium kekasih kecilnya itu dan keduanya kembali terlelap tanpa melepas penyatuannya.

***

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Damar melihat Aletta lesu. Aletta memainkan kedua kuku jempolnya. "Anu Pak... eh Mas"

"Kenapa Aletta? Bilang aja ngga apa."

Damar mengelus rambut Aletta yang setengah basah.

"Anu mas tentang yang mas katakan tadi saat kita mandi. Mas hanya becanda, kan"

"Tentang menikahi mu?" Aletta menganggukkan kepalanya. Aletta takut ia hanya halu mendengar Damar mengajaknya menikah. Ia hanya ingin meyakinkan dirinya kalau apa yang di dengarnya itu hanya bualan semata.

"Kenapa becanda? Mas serius ingin mendatangi kedua orang tua mu dan menikahi mu secepatnya," jawab Damar tegas.

"Apa?!" Aletta terkejut. Damar tersenyum, jari tangannya membelai wajah cantiknya. "Iya sayang. Mas ingin menikahi mu dan menjadikan mu nyonya di rumah ini."

Dhuaaaarrr.

"Kenapa? Kok kamu terkejut begitu? Kamu ngga mau menikah dengan pria tua seperti mas, iya kan," sahut Damar sedih.

"Ngga. Bukan begitu Mas. Letta hanya menganggap ucapan Mas tadi hanya candaan saja. Letta ngga menganggap kalau..."

"Mas serius ingin menikahi kamu. Kita akan secepatnya bertemu kedua orang tua kamu. Mas ingin kamu menjadi istri Mas."

"Tapi kenapa, Mas? Apa Mas merasa bersalah karena udah memperosa Letta? Kalo iya, lebih baik batalkan pernikahan itu. Letta ngga akan menuntut apapun yang terjadi karena hal itu," ucap Aletta sedih.

Ia tahu diri, siapa dirinya. Ia hanya gadis biasa, yang mencari nafkah untuk keluarganya dengan bekerja sebagai pembantu di rumah mewah milik Damar.

"Kamu bicara apa sih? Oke mungkin ini memang terdengar konyol, tapi Mas ngga pernah main-maun dengan perasaan. Perasaan Mas untuk kamu benar-benar serius. Terlepas dari apa yang sudah terjadi di antara kita, mas akui itu membuat pengaruh yang besar dalam hidup mas. Untuk itulah mas ingin kamu menjadi pendamping hidup mas."

"Tapi bagaimana bisa seorang pria mapan seperti mas menikahi seorang pembantu? Apa kata orang nanti? Apa kata anak-anak mas kalau tahu papa mereka menikahi anak di bawah umur dan juga pembantu?!"

Air matanya tak bisa dibendung lagi. Aletta tidak ingin Damar salah langkah dan menyebabkan banyak masalah ke depannya. Damar menarik Aletta ke dalam pelukannya. Gadis itu menangis kencang.

"Mas ngga mau memikirkan apa kata orang, karena orang lain tidak akan mengerti dengan apa yang mas rasakan saat ini. Untuk masalah anak-anak akan kita bicarakan perlahan. Mungkin akan ada yang menerima dan menentang pernikahan kita, tapi percayalah mereka hanya butuh waktu untuk menerima kamu sebagai pendamping mas."

"Tapi mas..."

"Ssstt... apapun yang terjadi kita tetap akan menikah. Mas ingin segera menjadi suami mu  yanh sah. Kamu bersedia menjadi istri dari pria tua ini dan ibu dari anak-anak kita kelak?" tanya Damar lembut.

Seulas senyum dan tatapan lembutnya membuat Aletta terpana. Dengan sadar ia pun menganggukkan kepalanya. "Iya Mas. Aletta mau menjadi istri dan ibu dari anak-anak kita." Jawaban mantap Aletta itu langsung disambut oleh sebuah ciuman mesra dari Damar.

Selamat tinggal status Duda. Sebentar lagi aku akan menyandang status sebagai suami, ucap Damar dalam hati.