webnovel

Dia Ternyata Takdirku

Pernahkah kalian membayangkan jika orang yang selalu ada denganmu adalah takdir hidupmu? Sangat mengejutkan dan terkadang tak masuk di akal jika dipikir dengan logika. Namun kejadian ini bisa di bilang dengan takdir yang sedang di alami gadis belia nan rupawan. Gadis ini bernama Rachel dengan usianya yang baru menginjak 17 tahun. Dimana masa puber pada seorang gadis sedang bergejolak. Ia tak menyadari jika teman dekatnya yang selalu menemaninya selama 10 tahun ini adalah takdir cintanya. Seorang pria bernama Johan yang berumur 18 tahun, satu tahun lebih tua dari Rachel, tetapi mereka besar dan tumbuh bersama karena kedua orang tua mereka saling mengenal. Lalu bagaimanakah perjalan cinta Rachel hingga akhirnya jatuh kedalam pelukan Johan?

Rachel_Oktafiani · Teen
Not enough ratings
10 Chs

Chapter 09

["Aku baru tahu kalau selama ini aku itu banyak di bicarakan teman-temanku sendiri maupun orang lain di belakangku. Entah itu mereka membicarakanku karena aku kaya, cantik, baik, pintar, dan masih banyak lagi. Aku juga baru tahu jika dari itu semua, banyak juga yang tak menyukaiku. Mungkin ini juga salah satu dari sikapku yang terlalu cuek dengan sekelilingku sehingga aku tak tahu apapun orang yang membicarakan di belakangku. Tapii.. ya sudahlah yang penting aku nggak mengganggu hidup orang lain. Lagi pula di dunia ini tuh ya, kita nggak bisa menutup mulut dan telinga setiap orang! Kita hanya bisa menutup telinga dan mulut kita sendiri."] Gumamku dalam hati.

Siang itu aku sedang ada kerja kelompok di perpustakaan dan sedang mencari buku referensi sebagai bahan tugas kelompok bersama temanku Intan.

"Chel, gimana kamu sudah dapet belum buku referensinya?". Tanya Intan.

"Belum nih tan, kamu gimana sudah dapat?".

"Sudah tapi cuman kaya gini nih.. Coba lihat deh.".Jawab Intan sambil menunjukkan buku yang ia dapat tentang makhluk hidup dan siklusnya.

"Wahh.. kalau segini aja sih rasanya kurang lengkap nanti laporan kita.. Belum juga kita uji lab dulu buat ambil sample darah, lalu kita juga harus cantumin penyakit-penyakit yang dpat dibawa melalui darah dan.. Uhmmm apa lagi ya? Kemarin lusa tuh aku sudah dapet bukunya... tapi sekarang dimana ya? Di buku itu lengkap banget tan. Adduuhhh daru tadi aku cari buku itu nggak nemu-nemu..". Ucapku gelisah.

"Emang judul bukunya apa chel?".

"Uhmm.. kalau gak salah tentang Tubuh Manusia dan Isinya.". Jawabku sambil melihat ke kanan dan kekiri sembari mencari buku tersebut. Saat aku melihat buku yang aku cari masih ada di atas meja yang kemarin aku gunakan bersama Johan, segera aku berlari mendekatinya dan mengambil buku tersebut. Ketika aku menghampiri meja itu..

"Lho kamu?!". Ucapku sambil menunjuk ke arah seorang cowok yang sedang duduk di meja tersebut sambil mengerjakan beberapa soal matematika dan terlihat seperti kesusahan dalam mengerjakannya.

"O-oh Rachel. H-halo..". Ucapnya dengan gagap saat melihat ke arahku.

"Ahhh.. kamu sedang di hukum sama bu Eka ya?". Tanyaku.

"I-Iya..". Jawabnya sambil menundukkan kepala.

"Ow ya sudah aku ambil buku ini ya. Aku kasih saran ya kalau kamu nggak mau Bu Eka tambah marah sama kamu, cepat selesaikan hukumannya, pastikan jawabnmu minimal 80% benar, lalu kumpulin ke Bu Eka saat beliau masih megajar di kelasmu. Jika Beliau sudah selesai mengajar bisa tamat riwayatmu." Ucapku pada Adam sebelum aku meninggalkannya sendirian.

Saat itu aku ingin sekali tertawa keras karena dengan wajahnya yang saat itu memperhatikanku sangat serius dan ketakutan dengan apa yang aku omongkan ke dia. Tapi salah dia juga siiihh.. kenapa tadi pagi dia seperti itu padaku. Jika bukan temannya Johan, mungkin aku sudah tak akan memperdulikannya. Kasihan sih sebenarnya.. tapi lucu kalau Adam di usilin begitu. Langsung patuh gitu.

"Taaann!! Nih ketemu bukunya! Yuk kerjain sekarang, yang lain sudah banyak yang balik ke kelas aku lihat tadi." Ucapku.

"Iya Chel. Nih aku sudah buat setengah laporannya, tinggal beberapa lagi dan setelah ini selesai, kita bisa uji labnya juga.".

Aku bersama Intan mengerjakan laporan biologi bersama hingga selesai di perpustakaan dan nggak terasa hingga jam istirahat berbunyi. Kami segera merapikan alat tulis kami dan tak lupa meminjam buku referensi yang kami gunakan pada Bu Nur, kemudian kami baru istirahat sebelum kerja kelompok bersama lagi. Ketika kami hendak keluar, tiba-tiba beberapa anak cowok kelas 3 masuk ke ruang perpustakaan sambil berlarian. Awalnya aku tak memperdulikan mereka, karena aku bersama Intan membawa beberapa buku cukup banyak sehingga aku langsung keluar dari perpustakaan. Namun, saat aku keluar pintu perpus dan hendak belok ke kiri, aku tertabrak oleh seseorang dengan badan yang tinggi dan segera aku mengambil buku-buku yang terjatuh di lantai. Cowok yang tadinya menabrakku pun langsung membungkuk untuk membantu mengambil buku-buku yang berserakan di lantai. Di saat semua buku yang berserakan telah terambil semua, baru ku sadari jika yang menabrakku adalah Rico. Mataku langsung terpana ketika melihatnya dari dekat.

["Memang secara fisik ia tak tampan sih.. tapi nggak tahu kenapa ketika ia bermain basket tuu.. keren bangett.."]. Gumamku dalam hati.

"Chel kamu nggak apa-apa?". Tanya Intan yang berdiri di sebelahku.

"Oh, ini buku kalian. Maaf ya.. Aku harus buru-buru..". Ucapnya sambil berlalu, namun aku tak dapat menjawab ucapannya. Hanya senyum simpul yang ku berikan dan mataku tak dapat berhenti menatapnya seperti terkena sihir.

"Chel! Hei Chel!! Kamu ngapain?? Ayo kita kembali ke kelas!". Teriak Intan yang sedari tadi tak ku hiraukan. Aku menganggukkan kepala dan berjalan kembali ke kelas. Aku terpana dengan tatapan matanya yang tajam hingga tak dapat ku lupakan. Entah keberuntungan apa yang aku alami hari ini hingg dapat melihat secara langsung cowok yang aku sukai.

"Chel!!". Teriak Intan yang telah berdiri di depan wajahku. Aku terperanjat melihat wajahnya yang sangat dekat sekali dengan wajahku.

"Kamu ngapain dari tadi melamun terus sejak bertemu sama anak kelas 3 tadi??". Tanya Intan keheranan.

"Aahhh.. hehehehe.. masa iya aku sampai melamun segitunya sih tan?".Jawabku.

"Heeeee... si neng ini yaaa nggak sadar diri.. kamu tuh sudah melamun dari sejak buku-bukumu jatuh tahu nggak?".

"Iya ta? ohhh.. hehehehe.. Abis keren sihh.. mana ada cewek yang nggak tertarik ya kann..". Ucapku sambil melamunkan kak Rico.

"Haduuhhh ni anak mulai lagi deh! Eh neng, ingat Johan neng! Mau di taruh mana si Johan kalau kamu ngebetnya sa,ma si Rico!". Tukas Intan.

"IIsshhh apa sih tan. Johan tuh cuman sahabat aku aja kok.. Nggak mungkin lebih laahh..". Ucapku dengan wajah yang tiba-tiba berubah menjadi merah padam, seperti kepiting rebus yang telah matang.

"Lah katanya sahabatan, tapi kenapa mukamu jadi merah gitu neng?".

"Aaahhh.. masa sihhh... mana kaca, mana kaca? Ohhh myy.. iya betul kau tan! Hemm.. rasanya karena aku kepanasan deh makanya mukaku merah..". Jawabku mengalihkan sambil mengipas kipas wajahku dan aku memang benar-benar ada rasa suka sama Johan sejak kami kehujanan bersama.

"Hmmm..yayayaya.. I know you laahhh.. Ow ya, nanti setelah jam istirahat ini rasanya aku nggak bisa uji lab sampel darahnya deh, gimana kalau di ganti nanti aja waktu jam kosongnya pak Minto?". Ucap Intan.

"Hah? Masa nanti kelasnya pak Minto kosong? Emang bapaknya kemana?". Tanyaku.

"Tadi aku dengar di ruang guru sih katanya pak Minto ada diklat gitu.. jadi kita nggak ada praktek elektro hari ini..". Jelas Intan.

"Hmmm.. oke deh kalau gitu. Emang nanti kamu ngapain?". Tanyaku penasaran.

"Aku mau ngurusin osis bentar, kan mulai dua bulan lagi ada Pentas Seni Tahunan, dan aku terpilih jadi salah satu pengurusnya..".

"Ohhh... gitu ya? Eh, itu bukannya sebelum pentas seni ada lomba-lomba itu bukan sih? Dua bulan lagi.. itu berarti bulan Agustus kan yaa??".

"Yap! jadi nanti akan ada lomba Agustusan selama 2 minggu berturut-turut.. dan akhir lomba nanti akan ada pentas seni dan Liga Basket sekolah, serta pasar malam. Jadi untuk info lanjutnya nanti yaaa pastui akan di tempmel di Majalah dinding sekolah kok..".

"Waaahhhh asiikk pasti seru nih.. hemmm mau ikut lomba apa yaa?? Jadi deg-degan hehhehehe..".

neng : [Sd n] panggilan kepada anak perempuan (yg orang tuanya patut dihormati)

Rachel_Oktafianicreators' thoughts