webnovel

Hamil

Ini masih terlalu pagi untuk Xiao mei bangun, namun dia tetap memaksakan diri karena rasa mual yang tidak tertahankan. Xiao mei berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, setelah beberapa kali bolak balik kamar mandi akhirnya rasa mual itu berhenti ketika secara tidak sengaja Xiao mei melihat sebuah permen rasa asam pemberian dari kakaknya di meja belajarnya. Melihat permen itu air liur Xiao mei terasa seperti akan menetes, dengan tergesa Xiao mei langsung memakan permen itu.

ketika sedang menikmati rasa asam dari permen itu, tiba-tiba sebuah pemikiran yang membuatnya tersadar melintas. Xiao mei lantas bangkit dari duduknya lalu membuka laci belajarnya, disana dia memiliki semua kebutuhan daruratnya. bahkan testpack pun dia punya, karena Xiao mei merupakan anak yang ceroboh makanya dia selalu menyediakan obat P3K di kamar.

Dengan tangan yang bergetar hebat Xiao mei mengambil testpack itu dan mulai melakukan pengetesan sesuai dengan instruksi pada kemasannya, Xiao mei berdoa semoga apa yang dia takutkan tidaklah terjadi.

Lima menit telah berlalu, Xiao mei masih duduk termangu di atas kloset sambil memegang testpack. Hasilnya menunjukkan dua garis biru, tatapan Xiao mei kosong. Xiao mei ketakutan, bahagia tapi juga sedih di saat yang bersamaan.

Xiao mei takut karena ini adalah kehamilan pertamanya dan takut dengan reaksi kedua orang tuanya mengetahui hal ini. Bahagia karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang ibu, juga sedih karena dia tahu ayah dari anak yang sedang dia kandung tidak bisa menikahi dirinya.

tok tok tok

Suara ketukan pintu menyadarkan Xiao mei dari lamunannya, dia bergegas menyembunyikan hasil test itu kedalam kotak di bawah kasurnya--tempat dimana dia biasa menyimpan buku diary miliknya.

"Mei mei bangun nak. Bukankah hari ini kamu ada acara wisuda?" terdengar suara dari seorang wanita paruh baya yang Xiao mei panggil Mama.

"Iya ma, Mei udah bangun kok"

Hari ini acara wisuda Xiao mei berjalan dengan lancar, meski Xiao mei harus menahan perasaan mual sepanjang acara.

Sudah sebulan waktu berlalu begitu saja, saat ini Xiao mei sedang makan malam bersama dengan keluarganya. Saat itu Kakaknya juga datang makan malam bersama kekasihnya atau lebih tepatnya tunangannya, dengan hati yang sedih tanpa sadar Xiao mei mengelus perutnya yang masih rata.

"Mei mei kamu kenapa nak?" Ujar sang mama merasa khawatir karena sejak tadi Xiao mei hanya memainkan makanan di piringnya.

Xiao mei tersentak karena teguran sang mama, lalu memberikan senyuman ke sang mama jika dia baik-baik saja.

"Mei gapapa kok ma, cuma lagi gak nafsu makan aja"

"Mau kakak pesanin wonton?"

Tanpa pikir panjang Xiao mei langsung menganggukkan kepalanya, mendengar kata wonton saja dia sudah tidak bisa menahan air liurnya.

Sang kakak langsung mengeluarkan ponselnya untuk memesan wonton di restoran langganan keluarga mereka, Sang kakak tahu jika Xiao mei hanya mau makan wonton dari restoran itu.

"Xiao mei mukamu kenapa pucat?"

DDUUUUAARRR

Bagai di sambar petir, Xiao mei benar-benar dibuat terkejut dengan pertanyaan dari tunangan sang kakak.

"Mungkin cuma kecapean aja kak" Ujar Xiao mei sekenanya.

Namun jawaban Xiao mei membuat sang mama mengerutkan keningnya bingung, karena sejak acara wisuda kala itu sang mama tidak pernah melihat Xiao mei keluar untuk melakukan hobinya lagi. Kebanyakan harinya banyak di habiskan di kamarnya, atau dia lebih sering memesan makanan online dari pada memakan masakan yang sudah sang mama siapkan.

"hmmmm gitu" ujar tunangan sang kakak yang masih sedikit tidak percaya dengan jawaban Xiao mei.

"mama... baba... gege... Mei ke atas yah, Mei ngantuk"

Lalu Mei beranjak dari duduknya tanpa melihat kebelakang lagi, meninggalkan kedua orang tuanya di penuhi kekhawatiran karena tidak biasanya Xiao mei bersikap seperti itu.

Tuan wang menatap sang istri berharap sang istri bisa memberinya penjelasan, namun yang di dapat hanya gelengan kepala.

Sang kakak baru tersadar dari rasa syoknya ketika Xiao mei sudah tidak terlihat lagi.

"lalu wontonnya bagaimana mama?"

"kamu simpan di dalam kulkas saja, untuk sarapan adikmu besok" jawab sang mama

semuanya hanya bisa menerka dengan perubahan sikap Xiao mei yang mendadak menjadi sangat aneh, terlebih sang kakak yang baru ingat jika selama dia makan malam tidak mendengarkan adiknya berceloteh seperti biasanya. ini aneh. terlalu banyak perubahan yang ditunjukan oleh Xiao mei.

Sedang Xiao mei sudah tertidur setelah puas menangis, masih ada jejak air mata dipipinya ketika sang mama datang untuk mengecek kondisi putri bungsunya.

Sebulan kemudian sikap Xiao mei masih sama seperti sebelumnya, membuat kedua orang tua mereka khawatir. Karena mereka tidak tahu harus berbuat apa akhirnya mereka menyuruh sang kakak untuk mengajak sang adik untuk pergi jalan-jalan.

"halo Yibo"

"....."

"kamu sibuk gak? kalau gak sibuk, bisa kamu ajak adikmu jalan-jalan sebentar?"

"...."

"makasih nak" Ujar tuan wang di akhir panggilan, sang istri yang sejak tadi duduk di sampingnya bertanya dengan isyarat mata.

"Yibo mau kok sayang mengajak mei jalan-jalan"

"syukurlah kalau yibo mau, aku khawatir ge dengan kondisi mei" Ujar istri tuan wang, nyonya lusi.

Tak berselang lama akhirnya Yibo sampai di kediaman orang tuanya, kali ini sendirian tidak bersama dengan tunangannya. Lalu dia menuju kamar sang adik membujuknya agar mau pergi jalan-jalan bersamanya.

Yibo berhasil membujuk Xiao mei untuk pergi dengan iming-iming akan membelikan ice cream di perjalanan pulang nanti.

"Xiao mei" suara berat wang yibo memanggil gadis yang sedang duduk menghadap pantai.

Xiao mei menoleh pada sosok pria yang memanggilnya lalu tersenyum. Perlahan pria tersebut mendekati xiao mei, keraguan kembali menghampiri pria itu. Dia tidak tahu bagaimana reaksi dari xiao mei, adiknya.

Pria itu akhirnya memutuskan untuk duduk disamping xiao mei. Dengan lembut pria itu meraih tangan adiknya, setelah menata hatinya dia akhirnya menyampaikan keinginannya kepada adiknya itu.

"Xiao mei, bulan depan gege akan menikah dengan xiao zhan gege. Kamu juga tahu jika xiao zhan gege itu adalah kekasih gege, kamu setuju kan?" dengan nada lembut dia bertanya kepada xiao mei.

Xiao mei menatap tidak percaya pada sosok Yibo di hadapannya itu, lalu dengan suara tercekat dan mata yang berkaca-kaca dia mencoba untuk menjawab dengan tenang.

" menikah? Dengan xiao zhan gege? Yibo ge serius?"

yibo itu terkejut melihat reaksi adiknya yang tidak pernah dia duga, karena selama ini yang yibo tahu jika adiknya tidak keberatan dengan orentiasi seksualnya yang berbeda dengan orang lain.

" iya, tapi jika kamu keberatan gege akan membatalkannya."

Tapi bukannya jawaban justru tangisan yang dia dapat, dengan tanggap yibo langsung memeluknya. Namun justru tangisan adiknya semakin keras, selang tiga puluh menit kemudian barulah adiknya tenang.

Dengan masih terisak Xiao mei memberikan pernyataan yang membuat yibo lebih terkejut lagi.

"Maafkan aku ge, aku tidak setuju dengan pernikahan kalian, tapi aku juga tahu jika gege sangat mencintai xiao zhan gege. Jadi menikahlah"

Mendengar itu yibo langsung memeluk xiao mei dengan erat " terima kasih mei mei"

Setelah yibo melepaskan pelukannya, xiao mei melanjutkan ucapannya yang sebenarnya terhenti itu.

"Tapi sebagai gantinya aku sungguh minta maaf tidak bisa hadir di pernikahan kalian" masih dengan senyuman di bibirnya, xiao mei menatap yibo yang terkejut dengan penuturan yang dia berikan.

Lalu tanpa menunggu respon dari yibo lebih lanjut, xiao mei sudah beranjak dari sana menuju mobil mereka yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka duduk di pantai. Yibo baru bisa memproses maksud dari perkataan adiknya itu langsung beranjak untuk menyusul adiknya yang sudah duduk di dalam mobil, sudah memejamkan matanya sambil memeluk boneka beruang kesayangannya. Yibo mengurungkan niatnya untuk bertanya  lebih lanjut mengenai perkataan dari adiknya itu.

Akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga wang, yibo tidak membangunkan adiknya, melainkan dia menggendong adiknya ala bridal sampai di kamar wanita itu. Tanpa di ketahui oleh yibo jika xiao mei sebenarnya hanya pura-pura tidur. Setelah menidurkan adiknya itu, dia berjalan menuju ruang keluarga untuk menemui kedua orang tuanya dan berpamitan untuk kembali kerumahnya yang berada di beijing.

" mama… baba … yibo pamit pulang yah, nanti tolong kasi tahu mei mei kalo dia bangun." ujar yibo ketika dia sudah berada di ruang keluarga. Disana kedua orang tuanya sedang menonton tv bersama. 

Kedua orang tuanya menoleh dan tersenyum kepada yibo.

"Hati-hati mengendarai mobilnya nak"ujar ayah yibo

"Kabari kami jika kamu sudah sampai" ibu yibo menimpali.

Yibo pun menganggukan kepalanya, lalu bergegas pulang.

Selang tak berapa lama yibo pergi, xiao mei keluar dari kamarnya menuju tempat kedua orang tuanya berada. 

"Mama… baba…." panggil xiao mei

" sayang, kamu sudah bangun?" tanya sang mama

"Sudah mom " dengan senyuman yang tersemat dia bibir manisnya.

Xiao mei duduk di samping ibunya, lalu memeluk ibunya dengan erat.

"Mom, kalau aku pergi ke luar negeri tidak apa-apa?"

Kedua orang tuanya tentu saja terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba anak bungsu mereka.

"Apa maksudmu nak?" ujar sang ayah dengan nada khawatir

"Iya nak, apa maksudmu dengan pergi ke luar negeri? Apa kamu sedang memiliki masalah?" raut wajah khawatir yang mereka tunjukan semakin membuat perasaan xiao mei menjadi tidak bisa untuk berbohong.

"A..aku .. aku hamil"

sekian untuk chapter kali ini. jangan lupa kritik dan sarannya di tunggu.